Pacing, Wedi, Klaten: Perbedaan antara revisi
k Bot menambahkan Templat:Wedi, Klaten |
k Bot menambahkan: kode pos |
||
Baris 6: | Baris 6: | ||
|nama dati2 =Klaten |
|nama dati2 =Klaten |
||
|kecamatan =Wedi |
|kecamatan =Wedi |
||
|kode pos =57461 |
|||
|nama pemimpin = H Radi (pak Kades) |
|nama pemimpin = H Radi (pak Kades) |
||
|luas =- (tolong informasinya) |
|luas =- (tolong informasinya) |
Revisi per 26 Mei 2011 11.43
Pacing | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Klaten | ||||
Kecamatan | Wedi | ||||
Kode pos | 57461 | ||||
Kode Kemendagri | 33.10.03.2003 | ||||
Luas | - (tolong informasinya) | ||||
Jumlah penduduk | - | ||||
Kepadatan | - | ||||
|
Pacing adalah desa di kecamatan Wedi, Klaten, Jawa Tengah, Indonesia.
Desa Pacing terdiri atas dusun Pacing, Tegalsari dan Karangasem. Dimana penduduknya hampir sebagian besar adalah masyarakat petani. kehidupan para petani ditentukan oleh hasil panen pertanian yang bergantung pada kondisi musim hujan dan kemarau, dalam waktu satu tahun apabila cuaca teratur antara musim hujan dan kemarau maka hasil pertanian dalam satu tahun bisa 3 kali panen. tetapi apabila lebih panjang kemaraunya maka dalam satu tahun hanya 2 kali panen.Namun seiring perjalanan waktu, semakin bertambah penduduk yang bukan lagi mengandalkan pertanian, tetapi bertumpu pada sektor industri dan jasa(Drmd) Putra-putra Desa Pacing lebih banyak yang pergi ke kota ketika mereka sudah menyelesaikan pendidikannya. Sebagian besar berhasil menjadi pejabat di pemerintahan dan sektor swasta. Namun sebagian kembali de desa karena merasa terpanggil untuk mengembangkan desanya. Pendidikan sangat berkembang, kesadaran akan pendidikan sudah tinggi. Hal ini dapat dilihat kalau pagi hari deretan siswa-siswi bersepeda berangkat ke sekolah. Apalagi sekarang ini sekolah-sekolah menengah jaraknya sudah sangat dekat. Ayo putra-putra desa Pacing berikan sumbang saran untuk membangun desa.Saat lebaran idul Fitri biasanya banyak putra-putri desa mudik untuk bersilaturahim dengan sanak saudara. Saat itulah biasanya para remaja memanfaatkan untuk membuat acara halal-bihalal, sebagian besar penduduk baik remaja putra dan putri, para orang tua, alim ulama, pemuka desa dan para pejabat pemerintahan desa bertemu bersilaturahim dan saling memaafkan (suntingan dari Darmadi)