Lompat ke isi

Dikotomi (teologi): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
55hans (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Dikotomi''' merupakan suatu ajaran yang menyatakan bahwa manusia terdiri atas jiwa yang bersifat rohani dan juga bersifat jasmaniah.{{fact}} Dikotomi digunakan sebagai kata yang memiliki makna bahwa manusia terdiri atas jiwa yang bersifat rohani dan tubuh yang material.{{fact}} Jiwa yang bersifat rohani maksudnya adalah jiwa yang mempunyai kemampuan memahami atau meghayati atau melibatkan diri dengan Tuhan, membangun suatu relasi dengan Sang Khalik, dan memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan.{{fact}} Tubuh yang bersifat material manusia diciptakan oleh Allah dari tanah dan akan mati menjadi tanah.{{fact}} Makna material di sini dapat dilihat oleh mata yaitu jasad, fisik atau tubuh.{{fact}} Dengan demikian, tubuh material bersifat tidak abadi.{{fact}}
'''Dikotomi''' merupakan suatu ajaran yang menyatakan bahwa manusia terdiri atas jiwa yang bersifat rohani dan juga bersifat jasmaniah.{{fact}} Dikotomi digunakan sebagai kata yang memiliki makna bahwa manusia terdiri atas jiwa yang bersifat rohani dan tubuh yang material.{{fact}} Jiwa yang bersifat rohani maksudnya adalah jiwa yang mempunyai kemampuan memahami atau meghayati atau melibatkan diri dengan Tuhan, membangun suatu relasi dengan Sang Khalik, dan memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan.{{fact}} Tubuh yang bersifat material manusia diciptakan oleh Allah dari tanah dan akan mati menjadi tanah.{{fact}} Makna material di sini dapat dilihat oleh mata yaitu jasad, fisik atau tubuh.{{fact}} Dengan demikian, tubuh material bersifat tidak abadi.{{fact}}
{{Filsafat-stub}}

[[Kategori:Filsafat]]
[[Kategori:Filsafat]]

Revisi per 16 Maret 2011 11.53

Dikotomi merupakan suatu ajaran yang menyatakan bahwa manusia terdiri atas jiwa yang bersifat rohani dan juga bersifat jasmaniah.[butuh rujukan] Dikotomi digunakan sebagai kata yang memiliki makna bahwa manusia terdiri atas jiwa yang bersifat rohani dan tubuh yang material.[butuh rujukan] Jiwa yang bersifat rohani maksudnya adalah jiwa yang mempunyai kemampuan memahami atau meghayati atau melibatkan diri dengan Tuhan, membangun suatu relasi dengan Sang Khalik, dan memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan.[butuh rujukan] Tubuh yang bersifat material manusia diciptakan oleh Allah dari tanah dan akan mati menjadi tanah.[butuh rujukan] Makna material di sini dapat dilihat oleh mata yaitu jasad, fisik atau tubuh.[butuh rujukan] Dengan demikian, tubuh material bersifat tidak abadi.[butuh rujukan]