Pulau Flores: Perbedaan antara revisi
ubah sedikit |
Kembangraps (bicara | kontrib) |
||
Baris 13: | Baris 13: | ||
== Flora and fauna == |
== Flora and fauna == |
||
Pantai barat Flores adalah salah satu sedikit tempat, selain [[ |
Pantai barat Flores adalah salah satu sedikit tempat, selain [[Uulau Komodo]], yang dihuni [[komodo]] secara alami. [[Tikus raksasa Flores]] juga merupakan salah satu fauna khas pulau ini. |
||
Di Flores ditemukan pula sejumlah kerangka [[manusia Flores]] (''Homo floresiensis'') pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 oleh ekspedisi gabungan Indonesia dan Australia di [[Liang Bua]]. Status manusia Flores masih diperdebatkan, apakah termasuk ''Homo erectus'' atau ''Homo sapiens''. |
|||
== Situs Arkeologi == |
== Situs Arkeologi == |
Revisi per 17 Januari 2007 20.49
Flores, dari bahasa Portugis yang berarti "bunga" berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Flores termasuk dalam grup Kepulauan Sunda Kecil dengan luas wilayah sekitar 14.300 km². Flores terletak di timur pulau Sumbawa dan Komodo, dan di barat Pulau Lomblen dan Kepulauan Alor. Di tenggaranya adalah pulau Timor. Di selatan, di seberang selat Sumba, adalah pulau Sumba dan di utara, di seberang Laut Flores adalah Sulawesi.
Suku bangsa Flores adalah merupakan percampuran etnis antara Melayu, Melanesia, dan Portugis. Dikarenakan lokasi yang berdekatan dengan Timor, yang pernah menjadi Koloni Portugis, maka interaksi dengan kebudayaan Portugis pernah terjadi dalam kebudayaan Flores, baik melalui Genetik, Agama, dan Budaya.
Administrasi
Flores adalah bagian dari provinsi Nusa Tenggara Timur. Pulau ini dibagi menjadi enam kabupaten; dari barat ke timur sebagai berikut: Manggarai Barat, Manggarai, Ngada, Ende, Sikka dan Flores Timur.
Geografi
Flores memiliki beberapa gunung berapi aktif dan tidur, termasuk Egon, Ilimuda, Lereboleng, dan Lewotobi.
Flora and fauna
Pantai barat Flores adalah salah satu sedikit tempat, selain Uulau Komodo, yang dihuni komodo secara alami. Tikus raksasa Flores juga merupakan salah satu fauna khas pulau ini.
Di Flores ditemukan pula sejumlah kerangka manusia Flores (Homo floresiensis) pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 oleh ekspedisi gabungan Indonesia dan Australia di Liang Bua. Status manusia Flores masih diperdebatkan, apakah termasuk Homo erectus atau Homo sapiens.
Situs Arkeologi
Pada September 2003, di gua Liang Bua di Flores barat, paleoantropologis menemukan tengkorak spesies hominid yang sebelumnya tak diketahui. Yang dinamakan Homo floresiensis, diistilahkan hobbit, muncul dalam bentuk mini Homo erectus dengan tinggi sekitar satu meter. Penemuan ini dimuat dalam majalah Nature edisi 28 Oktober 2004.
Lihat pula
Pranala luar
- (Inggris) Flores Man di Nature.com