Lompat ke isi

Sampeyan Muslim?: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 50: Baris 50:


== Pemain ==
== Pemain ==
[[Adly Fairuz]] sebagai ''Hasan''
[[Adly Fairuz]] sebagai '''Hasan'''
<br/>[[David Chalik]] sebagai ''Bang Abu''
<br/>[[Indah Permatasari]] sebagai '''Sifa'''
<br/>[[Tubagus Indra]] sebagai ''Anak Jejen''
<br/>[[Tubagus Indra]] sebagai '''Anak Jejen'''
<br/>[[Indah Permatasari]] sebagai ''Sifa''
<br/>[[David Chalik]] sebagai '''Bang Abu'''
<br/>[[Attar Syah]] sebagai ''Ali''
<br/>[[Attar Syah]] sebagai '''Ali'''
<br/>[[Ferdiyan]] sebagai ''Umar''
<br/>[[Ferdiyan]] sebagai '''Umar'''
<br/>[[Ida Bagus Oka]] sebagai '''Lukman'''
<br/>[[Rita Hamzah]] sebagai '''Istri Jejen'''
<br/>[[Jejen]] sebagai '''Jejen'''
<br/>[[Khairul]] sebagai '''Bang Ma'ruf'''
<br/>[[Willy Siung]] sebagai '''Ki Tejo'''
<br/>[[Hemalia Putri]]
<br/>[[Hemalia Putri]]
<br/>[[George Rudy]]
<br/>[[George Rudy]]
<br/>[[Erly Ashi]]
<br/>[[Erly Ashi]]
<br/>[[Ida Bagus Oka]] sebagai ''Lukman''
<br/>[[Rita Hamzah]] sebagai ''Istri Jejen''
<br/>[[Jejen]] sebagai ''Jejen''
<br/>[[Khairul]] sebagai ''Bang Ma'ruf''
<br/>[[Willy Siung]] sebagai ''Ki Tejo''


== Sinopsis ==
== Sinopsis ==

Revisi per 16 Juli 2011 01.03

Sampeyan Muslim?
Berkas:Poster165poster bg.JPG
PembuatMD Entertainment
PemeranAdly Fairuz
dan lain - lain
Negara asalIndonesia
Bahasa asliBahasa Indonesia
Produksi
Lokasi produksiJakarta
Durasi60 menit
Rumah produksiMD Entertainment
Rilis asli
JaringanMNCTV
Format gambar480 Standard Definition Television (SDTV)
RilisSEGERA

Sampeyan Muslim adalah salah satu sinetron Ramadhan 2011 yang dipersembahkan oleh MD Entertainment, yang diperankan oleh Adly Fairuz dan pemeran lainnya. Sinetron ini adalah sinetron bertema Religi Komedi, yang akan ditayangkan di MNCTV.

Pemain

Adly Fairuz sebagai Hasan
Indah Permatasari sebagai Sifa
Tubagus Indra sebagai Anak Jejen
David Chalik sebagai Bang Abu
Attar Syah sebagai Ali
Ferdiyan sebagai Umar
Ida Bagus Oka sebagai Lukman
Rita Hamzah sebagai Istri Jejen
Jejen sebagai Jejen
Khairul sebagai Bang Ma'ruf
Willy Siung sebagai Ki Tejo
Hemalia Putri
George Rudy
Erly Ashi

Sinopsis

Banyak orang mengaku Islam, tapi Islamnya Islam sampul. Banyak orang mengaku bisa mengaji, padahal baru bisa baca Al Qur’an. Mengaku Islam, tapi tidak tahu sejarah nabinya. Sekedar melaksanakan perintah serta menjauhi larangan Allah, tanpa tahu alasannya.

Bang Ma’ruf (Khairul) yang kaya misalnya, merasa kekayaan itu karena jerih payahnya. Setiap menolong orang selalu sambil ngedumel, dan diungkit-ungkit. Makanya ia juga belum menikah, karena semua perempuan tidak tahan sama mulutnya yang ‘pedas’.

Lain lagi dengan Jejen (Jejen) yang sudah punya anak-istri, tapi kerjaannya cuma menghitung dosa orang lain. Buat Jejen sudah tidak ada bedanya lagi antara dosa dan pahala, yang penting anak-istrinya (Rita Hamzah & TB) bisa makan. Ali dan Umar (Attar Syah & Ferdiyan) adalah pemuda kampung yang kerjaannya nongkrong. Mereka musuh bebuyutan namun menjadi kawan sejalan setelah mempelajari dan paham dengan ajaran Islam berkat kedekatan mereka dengan seorang ustad bernama Bang Abu (David Chalik).

Bang Abu adalah mantan preman yang sekarang menjadi seorang ustad yang disegani di kampungnya. Tutur katanya kerap mengandung makna keimanan dan kehidupan. Abu memiliki seorang adik perempuan bernama Sifa (Indah Permatasari), yang ditaksir oleh Hasan (Adly Fairus). Hasan seorang mualaf yang diusir ayahnya karena masuk agama Islam. Hasan akhirnya mengontrak rumah bareng Umar, dan melalui Umar-lah ia minta diajari mengaji. Sesungguhnya ilmu agama Umarpun pas-pasan. Berbeda dengan Ki Tejo (Willy Siung) yang senang bermain batin tapi tidak memiliki dasar agama, bahkan banyak omongannya yang kerap menyesatkan.

Memang, sesat ilmu dan pengetahuan bisa berbahaya, tapi akan lebih berbahaya bila manusia sesat akhlak. Seperti Lukman (Ida Bagus Oka) yang saat menjadi kaya tega mempekerjakan ibunya sendiri sebagai pembantu, hanya karena menuruti istrinya yang lebih kaya. Sekalipun sang ibu, Emak, ikhlas menerima perlakuan itu asalkan anaknya bahagia.

Inilah fenomena kehidupan, kebahagian tidak bisa diukur dengan uang, dosa dan pahala tak lagi jelas bedanya. Seperti orang yang membuat gambar tato dengan dalih ‘nyeni’, tapi ada juga yang menganggap berdosa karena telah merusak kulit pemberian Allah. Ada yang bilang “Dosa enggak bejendol. Kalo bejendol, penuh tuh badan sama dosa!”. Sekarang kita yang harus menentukan dan jujur pada diri sendiri bila ada yang bertanya, “SAMPEYAN MUSLIM?”