Lompat ke isi

Donatello: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
EmausBot (bicara | kontrib)
k r2.6.4) (bot Mengubah: be-x-old:Данатэльлё
Baris 36: Baris 36:
[[bat-smg:Donatels]]
[[bat-smg:Donatels]]
[[be:Данатэла]]
[[be:Данатэла]]
[[be-x-old:Данатэла]]
[[be-x-old:Данатэльлё]]
[[bg:Донатело]]
[[bg:Донатело]]
[[bn:দোনাতেল্লো]]
[[bn:দোনাতেল্লো]]

Revisi per 2 Oktober 2011 00.43

Patung Donatello di Uffizi, Florence.

Donatello (Donato di Niccolò di Betto Bardi; c. 1386 – 13 Desember 1466) adalah seniman dan pematung Italia pada zaman Renaissance awal. Ia terkenal atas karyanya, basso rilievo.

Donatello meninggal di Florence tahun 1466 dan dikubur di Basilika San Lorenzo.

Nama asli Donatello adalah Donato di Niccolo di Betto Bardi, termashur karena menciptakan seni pahat yang mewakili ciri-ciri dari masa Renaissance. Donatello hidup antara 1386-1466, jika dibandingkan dengan perkembangan Sejarah Seni Rupa di Indonesia saat itu masih masa Majapahit, yaitu masa pemerintahan Wikramawarddhana (1389-1429), kemudian pemerintahan Majapahit terpecah menjadi 2 yaitu masa pemerintahan Prabhu Stri/Suhita (1429-1477)dan pemerintahan Dyah Krtawijaya/Bhre Tumapel (1451-1466). Dengan demikian perbandingan karya Seni Rupanya bisa dilihat, bahwa Majapahit menghasilkan karya berupa 82 candi dan reliefnya (tercatat oleh Prapanca dalam Negarakertagama), wayang beber, keramik terakota, banyak karya sastra, dan lain-lain, sedangkan bangsa Barat ditandai seniman Donatello di masa Renaissance. Tetapi ingat bahwa Donatello hanya menandai perkembangan bangsa Italia, bukan Sejarah Seni Rupa orang Amerika, Sejarah Barat bukan hanya milik Amerika (tidak harus diakui oleh Amerika) . Coba lihat sumber lain tentang Majapahit sebagai bandingan http://harapandhodhie.com/kerajaan-di-indonesia/kerajaan-majapahit/ Sebagai bandingan dengan karya Seni Rupa di Indonesia, hasil karya pahat (Seni Patung) yang dibuat oleh Donatello dapat dibandingkan dengan patung yang dibuat pada masa Mjapahit, bahkan pada masa sebelum Donatello hidup yaitu masa pemerintahan Hayam Wuruk (1351-1389) yang telah memahatkan arca sang ibunda Hayam Wuruk, Tribhuwana Wijayatunggadewi (http://wiki-indonesia.club/wiki/Tribhuwana_Wijayatunggadewi). Arca tersebut ditemukan di Candi Ngrimbi Jombang Jawa Timur. |url= http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Parvati_Majapahit_1.JPG?uselang=id

Arca Tribhuwana Tunggadewi Ibunda Hayam Wuruk, saudara perempuan Rajadewi, Majapahit.

Mungkin pula kualitas patung karya Donatello tersebut dapat dibandingkan dengan arca masa Majapahit yang dibuat ketika masa Hayam Wuruk (1351-1389), yang telah disebut sebagai arca yang digunakan untuk memuliakan neneknda Hayam Wuruk sebagai bentuk dharma sang raja Wilwatikta, yaitu arca Prajna Paramita. Arca ini menjadi kontroversi, karena oleh masyarakat setempat/sekitar arca ditemukan (di Candi Singasari) dianggap sebagai Ken Dedes. Namun menurut Mpu Prapanca dalam Negarakertagama, secara ikonografis justru lebih sesuai dengan Gayatri atau Rajapatni (nenek Hayam Wuruk). Coba lihat sikap musdranya yang menunjukkan ke-Budhaan. Ken Dedes dalam data sejarah/arkeologis mana pun tidak pernah disebut Prajna Paramita. Yang disebut Prajna Paramita (sesuai inskripsi yang ada pada patung di bawah ini, dalam Negarakertagama adalah Gayatri atau Rajapatni (lihat gambar di bawah ini).

Arca Prajna Paramita bukan arca Ken Dedes, dimungkinkan arca Neneknda Hayam Wuruk, Majapahit.

Masa Renaissance yang terkenal dengan patungnya yang realistik-naturalistik ini merupakan ciri khas Donatello yang dianggap sebagai bapak patung modern. Donatello memulai karir seninya pada usia 17 tahun, sebagai pembantu dari pemahat Lorenzo Ghiberti (1378-1455). Hubungannya dengan arsitek Filippo Brunelleschi (1377-1466) memungkinkan ia mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi Roma antara tahun 1408-1412 dalam rangka mempelajari pahatan-pahatan masa purba. Karir Donatello menandai suatau perubahan dalam dunia Seni Patung, yang semula patung abad pertengahan tersebut cenderung difungsikan untuk keagamaan/gereja berubah fungsi untuk mengagungkan manusia sebagai pemuda, pejuang, tokoh heroik, dan orang suci. Berdasarkan penelitian dan pengamatannya terhadap anatomi dan pergerakkan tubuh manusia, menyebabkan Donatello mampu memberi efek emosi pada karya-karya pahatnya, menekankan pose tokoh, dan background/environment yang menunjukkan keberadaan patung tersebut. Tentunya hal ini hampir sama dengan apa yang diperbuat oleh para pemahat arca dan relief candi Borobudur (jauh sebelum Donatello membuat patung), arca-arca candi Jawa Timur dan candi di Indonesia yang juga menekankan background/environment di belakang patung tersebut. Bahkan arca-arca kuno di Indonesia memiliki beberapa kelebihan, diantaranya: (1) selain background/environment cerita dipahatkan juga dengan menambahkan beberapa tokoh yang tampil lebih kecil di sekitarnya; (2) tokoh yang dipahatkan kecil ini bukan berarti manusia kerdil, tetapi merupakan tokoh pendukung/peran pembantu seperti yang kita kenal dalam cerita sinetron. Sehingga patung yang lebih besar merupakan tokoh utama/peran utama cerita; (3) arca kuno di Indonesia tidak ada yang dipahatkan secara Close Up, tetapi dari KEPALA ke KAKI/MLS, cara pahat MLS ini memungkinkan pemahat menampilkan GESTURE tokoh yang dipahat tersebut, dan (4) ekspresi tokoh pada arca kuno di Indonesia tampil sebagai GESTURE (lihat ada istilah ABHANGGA, TRIBANGGA, dll.), bukan sebagai MIMIK MUKA. Dengan demikian ciri khas arca kuno Indonesia ini patut untuk dikembangan dan "diproklamasikan" ke seluruh dunia, bahwa Indonesia memiliki ciri patung yang khas. Masih berlanjut...tunggu lanjutannya (disarikan oleh Drs. Dwi Budi Harto, M.Sn. d/a [email protected]).

Pranala luar