Lompat ke isi

Apanase: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Humboldt (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Humboldt (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 6: Baris 6:


==Di Indonesia==
==Di Indonesia==
Menurut ''[[Nagarakretagama]]'', tokoh [[Rajasawardhana]] menyandang gelar "Bhre Matahun" (Matahun adalah nama lama [[Bojonegoro]]). Dia adalah suami Indu Dewi, yang juga dikenal dengan gelar Bhre [[Lasem]]. Sebagai saudara raja [[Hayam Wuruk]] dari [[Majapahit]], mereka diberi kekuasaan atas tanah Matahun dan Lasem. Dengan demikian boleh dikatakan bahwa Rajasawardhana dan Indu Dewi mendapat tanah tersebut sebagai apanase. Istilah ''[[Bhre]]'' adalah singkatan dari ''[[bhatara i]]'', yang berarti "tuan di".
Menurut ''[[Nagarakretagama]]'', tokoh [[Rajasawardhana]] menyandang gelar "Bhre Matahun" (Matahun adalah nama lama [[Bojonegoro]]). Dia adalah suami Indu Dewi, yang juga dikenal dengan gelar Bhre [[Lasem]]. Sebagai saudara raja [[Hayam Wuruk]] dari [[Majapahit]], mereka diberi kekuasaan atas tanah Matahun dan Lasem. Dengan demikian boleh dikatakan bahwa Rajasawardhana dan Indu Dewi mendapat tanah tersebut sebagai apanase. Istilah ''[[Bhre]]'' adalah singkatan dari ''[[bhatara]] i'', yang berarti "tuan di".


{{politik-stub}}
{{politik-stub}}

Revisi per 31 Desember 2011 12.27

Apanase (dari bahasa Perancis apanage) pada awalnya adalah penitipan suatu wilayah yang diambil dari tanah milik raja dan diberi oleh raja kepada putera bungsunya, yang tidak akan menggantikannya sebagai raja karena tahta akan jatuh ke putera sulung. Kata apanage berasal dari bahasa Latin akhir ad panem, yang berarti "untuk memberi roti" (panem), maksudnya agar si pangerang bungsu kedapatan nafkah.

Sistem apanase sempat main peranan yang cukup penting dalam sejarah kerajaan Prancis. Sistem ini berkembang dengan meluasnya kewibawaan kerajaan sejak abad ke-13. Kemudian sistem apanase menghilang dengan ditegaskannya kewibawaan khusus raja sejak akhir Abad Pertengahan. Apanase berdampak atas pembangunan wilayah kerajaan, yang terlihat pada lambang banyak provinsi Prancis.

Apanase Bourgogne adalah asal-muasal negara Belgia, yang duc menikmati kedudukan khusus terhadap raja Prancis.

Di Indonesia

Menurut Nagarakretagama, tokoh Rajasawardhana menyandang gelar "Bhre Matahun" (Matahun adalah nama lama Bojonegoro). Dia adalah suami Indu Dewi, yang juga dikenal dengan gelar Bhre Lasem. Sebagai saudara raja Hayam Wuruk dari Majapahit, mereka diberi kekuasaan atas tanah Matahun dan Lasem. Dengan demikian boleh dikatakan bahwa Rajasawardhana dan Indu Dewi mendapat tanah tersebut sebagai apanase. Istilah Bhre adalah singkatan dari bhatara i, yang berarti "tuan di".