Elang bondol: Perbedaan antara revisi
tambah sedikit. |
|||
Baris 33: | Baris 33: | ||
[[File:Brahminy kite caged.jpg|thumb|right|150px|Dalam penangkaran]] |
[[File:Brahminy kite caged.jpg|thumb|right|150px|Dalam penangkaran]] |
||
[[File:Haliastur indus by Gregg Yan.jpg|thumb|right|150px|''Haliastur indus'' sedang berehat di [[Davao City]], [[Filipina]].]] |
[[File:Haliastur indus by Gregg Yan.jpg|thumb|right|150px|''Haliastur indus'' sedang berehat di [[Davao City]], [[Filipina]].]] |
||
Pada tahun [[1989]], elang bondol dan [[salak condet]] dijadikan sebagai maskot kota [[Jakarta]].<ref name="Ven">{{cite web |url=http://graveonsix.blogspot.com/2012/03/elang-bondol-dan-salak-condet-maskot.html |title=Elang Bondol dan Salak Condet Maskot Kota Jakarta |last1= |first1= |last2= |first2= |date=29 March 2012 |work= |publisher= |accessdate=27 April 2012}}</ref> Hal itu bisa dilihat di kawasan Cempaka Putih. Di sana terdapat sebuah patung tegak berdiri, yakni patung "burung bondol membawa salak condet".<ref name="ven"> In India it is considered as the contemporary representation of [[Garuda]], the sacred bird of [[Vishnu]]. In Malaysia, the island of [[Langkawi]] is named after the bird ('kawi' denoting an [[ochre]]-like stone used to decorate pottery, and a reference to the bird's primary plumage colour). |
|||
A fable from central [[Bougainville Island]] relates how a mother left her baby under a banana tree while gardening, and the baby floated into the sky crying and transformed into ''Kaa'nang'', the Brahminy Kite, its necklace becoming the birds feathers.<ref>Hadden, p. 244</ref> |
A fable from central [[Bougainville Island]] relates how a mother left her baby under a banana tree while gardening, and the baby floated into the sky crying and transformed into ''Kaa'nang'', the Brahminy Kite, its necklace becoming the birds feathers.<ref>Hadden, p. 244</ref> |
||
Baris 39: | Baris 39: | ||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
{{reflist|2}} |
||
=== Informasi Lanjutan === |
=== Informasi Lanjutan === |
Revisi per 27 April 2012 03.55
Elang bondol | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | H. Indus[3]
|
Elang bondol atau dalam nama ilmiahnya adalah Haliastur Indus adalah spesies dari genus dari Haliastur. Burung Elang Bondol berukuran sedang (45 cm), berwarna putih dan coklat pirang. Elang bondol yang remaja berkarakter seluruh tubuh kecoklatan dengan coretan pada dada. Warna berubah putih keabu-abuan pada tahun kedua, dan mencapai bulu dewasa sepenuhnya pada tahun ketiga.Ujung ekor bundar.Iris coklat, paruh dan sera abu-abu kehijauan, kaki dan tungkai kuning suram.Ketika dewasa,karakter tubuhnya adalah,kepala, leher, dada putih. Sayap, punggung, ekor, dan perut coklat terang. Kontras dengan bulu primer yang hitam. Makanannya adalah, hampir semua binatang, hidup atau mati.Di perairan, makanannya berupa kepiting, dan di daratan memakan anak ayam, serangga, dan mamalia kecil. Sarang berukuran besar, dari ranting pada puncak pohon. Telur berwarna putih, sedikit berbintik merah, jumlah 2-3 butir.[4]Berkembang biak pada bulan Januari-Agustus, dan Mei-Juli.
Penyebaran
India, Cina selatan, Asia tenggara, Indonesia, Australia.Di Indonesia, penyebaran nya ada di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua[5][6]. Sedangkan di Indonesia dan India, dapat ditemukan di daerah pedalaman. Di Kalimantan sendiri, elang bondol dapat di temui di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Keberadaan elang bondol disana melimpah[7].
Kebiasaan
Biasanya sendirian, tetapi di daerah yang makanannya melimpah dapat membentuk kelompok sampai 35 individu. Ketika berada di sekitar sarang, sesekali memperlihatkan perilaku terbang naik dengan cepat diselingi gerakan menggantung di udara, kemudian menukik tajam dengan sayap terlipat dan dilakukan secara berulang-ulang. Terbang rendah di atas permukaan air untuk berburu makanan, tetapi terkadang juga menunggu mangsa sambil bertengger di pohon dekat perairan, dan sesekali terlihat berjalan di permukaan tanah mencari semut dan rayap. Menyerang burung camar, dara laut, burung air besar, dan burung pemangsa lain yang lebih kecil untuk mencuri makanan. Elang bondol suka melakukan akrobatik selama musim kawin selama (November-Desember)baik dekat pasangannya maupun didekat sarangnya[4].
Habitat
Habitat elang bondol adalah di rawa rawa.
Perkembangbiakan
Berkembang biak pada bulan Januari-Agustus, dan Mei-Juli. Dierami selama 28-35 hari. Anakan mulai belajar terbang dan meninggalkan sarang umur 40-56 hari, menjadi dewasa mandiri setelah 2 bulan kemudian.
Dalam Kebudayaan
Pada tahun 1989, elang bondol dan salak condet dijadikan sebagai maskot kota Jakarta.[8] Hal itu bisa dilihat di kawasan Cempaka Putih. Di sana terdapat sebuah patung tegak berdiri, yakni patung "burung bondol membawa salak condet".Kesalahan pengutipan: Tag <ref>
harus ditutup oleh </ref>
Referensi
- ^ Hewan Langka
- ^ BirdLife International (2009). "Haliastur indus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 29 May 2010.
- ^ Elang Bondol
- ^ a b ELANG BONDOL MENUNTUT ILMU DI JANTOENG HATEE RAKYAT ACEH
- ^ [1]
- ^ Elang Bondol di Kepulauan Seribu
- ^ Elang Bondol(Haliastur indus) di Kabupaten Kapuas Hulu
- ^ "Elang Bondol dan Salak Condet Maskot Kota Jakarta". 29 March 2012. Diakses tanggal 27 April 2012.
Informasi Lanjutan
- Hadden, Don (2004). Birds and Bird Lore of Bougainville and the North Solomons. Alderley, Qld: Dove Publications. ISBN 0-9590257-5-8.