Lompat ke isi

Henri Bergson: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
AvocatoBot (bicara | kontrib)
k r2.7.1) (bot Mengubah: fa:آنری برگسون
TjBot (bicara | kontrib)
k r2.7.2) (bot Menambah: ky:Анри Бергсон
Baris 80: Baris 80:
[[ko:앙리 베르그송]]
[[ko:앙리 베르그송]]
[[ku:Henri Bergson]]
[[ku:Henri Bergson]]
[[ky:Анри Бергсон]]
[[la:Henricus Bergson]]
[[la:Henricus Bergson]]
[[lt:Henri Bergson]]
[[lt:Henri Bergson]]

Revisi per 5 Juni 2012 16.45

Henri-Louis Bergson
Lahir(1859-10-18)18 Oktober 1859
Paris, Perancis
Meninggal4 Januari 1941(1941-01-04) (umur 81)
Paris, Perancis
Era20th century philosophy
KawasanWestern Philosophy
AliranContinental philosophy
Nobel Prize in Literature
1927
Minat utama
Metaphysics, Epistemology, philosophy of language,
philosophy of mathematics
Gagasan penting
Duration, Intuition,
Élan Vital,
Open Society

Henri-Louis Bergson (18 Oktober 1859 – 4 Januari 1941) merupakan seorang filsuf Perancis yang berpengaruh besar terutama pada awal abad ke 20. Ia lahir dari seorang ibu berdarah Inggris dan seorang ayah berdarah Yahudi Polandia. Sebagian besar masa produktifnya dihabiskannya sebagai seorang dosen filsafat dan seorang penulis. Bergson pernah memperoleh nobel untuk sastra pada 1927.

Karya-karya

Berikut ini adalah hasil karya Bergson yang terkenal:

  • Waktu dan Kehendak Bebas (1889)
  • Materi dan Memori (1896)
  • Evolusi Kreatif (1907)

Akhir Riwayat

Pada tahun-tahun terakhir masa hidupnya, pemikiran Bergson mulai bergeser ke arah religius. Ia bergabung dalam Gereja Katolik Roma tidak lama sebelum kematiannya. Walaupun demikian, hal ini sengaja ditunda dan dirahasiakan, karena ia tidak ingin memberi kesan mengkhianati bangsa Yahudi, sewaktu Perancis masih ada dalam pendudukan Jerman.

Pemikiran-pemikirannya

Intuisi

Bergson percaya bahwa manusia harus dijelaskan pertama-tama dalam kerangka proses evolutif. Menurutnya, fungsi indra pada makhluk hidup sejak awal bukanlah untuk memberikan gambaran-gambaran dari lingkungannya, melainkan untuk merangsang reaksi-reaksi untuk mempertahankan hidup. Mula-mula organ sensoris, kemudian sistem saraf pusat, lalu akal budi. Itu semua berkembang selama berabad-abad sebagai bagian dari mekanisme pertahanan hidup organisme yang selalu diperlengkapi dengan perilaku.

Yang diberikan indra kepada kita bukanlah gambar objektif dari lingkungan kita. Akan tetapi, pesanlah yang menyebabkan kita berperilaku secara tertentu. Pemahaman kita mengenai lingkungan sama sekali tidak secermat foto. Pemahaman kita sangatlah selektif, selalu pragmatis dan terarah pada kepentingan diri sendiri.

Pranala luar