Lompat ke isi

Cornelis Senen: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:

{{tanpa_kategori|date=2011}}
[[Berkas:Post Meester Cornelis Batavia 1744.jpg|thumbnail|Pos ''Meester Cornelis'' dekat [[Sungai Ciliwung]].]]
[[Berkas:Post Meester Cornelis Batavia 1744.jpg|thumbnail|Pos ''Meester Cornelis'' dekat [[Sungai Ciliwung]].]]
'''Meester Cornelis Senen''' adalah seorang anak orang kaya dari Pulau Lontar. Namanya diabadikan menjadi Jalan Senen di Jakarta. Pada tahun 1621, dia diasingkan ke Batavia. Ia berhasil membuka sekolah pada tahun 1635. Ia mempelajari bahasa Melayu sehingga ia dapat berkhotbah dan memimpin doa dalam bahasa Melayu. Ia memiliki kebun besar di daerah Ciliwung. Hingga kini, daerah Jatinegara masih disebut dengan daerah ''Meester''.<ref name="Heuken"> Heuken SJ. ''Gereja-gereja Tua di Jakarta''. Ia meninggal pada tahun 1662. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka. 2003. hlm. 37-38.</ref>
'''Meester Cornelis Senen''' adalah seorang [[anak]] orang [[kaya]] dari Pulau Lontar. Namanya diabadikan menjadi Jalan Senen di Jakarta. Pada tahun 1621, dia diasingkan ke Batavia. Ia berhasil membuka sekolah pada tahun 1635. Ia mempelajari bahasa Melayu sehingga ia dapat berkhotbah dan memimpin doa dalam bahasa Melayu. Ia memiliki kebun besar di daerah Ciliwung. Hingga kini, daerah Jatinegara masih disebut dengan daerah ''Meester''.<ref name="Heuken"> Heuken SJ. ''Gereja-gereja Tua di Jakarta''. Ia meninggal pada tahun 1662. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka. 2003. hlm. 37-38.</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 26 September 2012 04.02

Pos Meester Cornelis dekat Sungai Ciliwung.

Meester Cornelis Senen adalah seorang anak orang kaya dari Pulau Lontar. Namanya diabadikan menjadi Jalan Senen di Jakarta. Pada tahun 1621, dia diasingkan ke Batavia. Ia berhasil membuka sekolah pada tahun 1635. Ia mempelajari bahasa Melayu sehingga ia dapat berkhotbah dan memimpin doa dalam bahasa Melayu. Ia memiliki kebun besar di daerah Ciliwung. Hingga kini, daerah Jatinegara masih disebut dengan daerah Meester.[1]

Referensi

  1. ^ Heuken SJ. Gereja-gereja Tua di Jakarta. Ia meninggal pada tahun 1662. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka. 2003. hlm. 37-38.