Lompat ke isi

Kolmanskop: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di temukan +ditemukan); kosmetik perubahan
MerlIwBot (bicara | kontrib)
k bot Menambah: hr:Kolmanskop
Baris 21: Baris 21:
[[es:Kolmanskop]]
[[es:Kolmanskop]]
[[fr:Kolmanskop]]
[[fr:Kolmanskop]]
[[hr:Kolmanskop]]
[[hu:Kolmanskop]]
[[hu:Kolmanskop]]
[[it:Kolmanskop]]
[[it:Kolmanskop]]

Revisi per 19 Oktober 2012 13.43

Rumah yang sudah ditinggalkan di Kolmanskop

Kolmanskop adalah sebuah kota hantu di selatan Namibia, beberapa kilometer dari pelabuhan Lüderitz. Pada tahun 1908 Luderitz mengalami demam berlian, dan orang-orang kemudian menuju ke padang pasir Namib untuk mendapatkan kekayaan dengan mudah. Dalam dua tahun terciptalah sebuah kota lengkap dengan segala prasarananya seperti kasino, sekolah, rumah sakit, juga dengan bangunan tempat tinggal yang eksklusif yang berdiri di lahan yang dulunya tandus dan merupakan padang pasir luas.

Banyak orang-orang yang berpergian megunjungi kota tersebut untuk mengetahui lebih dalam tentang bagaimana wilayah dan daerah di sekitar kota tersebut,tetapi kebanyakan artikel yang ditemukan ataupun gambar yangg di ambil adalah beberapa gambar/jepretan foto pada waktu siang hari ataupun pagi hari,belum ditemukan penjelajah yang mengarungi kota Namibia tersebut pada malam hari, di karenakan suasana sulit padang pasit pada malam hari yang kurang mendukung untuk istirahat ataupun perjalanan pada malam hari juga.

Tetapi setelah Perang Dunia I, jual beli berlian menjadi terhenti,ekonomi kota ini mulai menurun dan kebutuhan kehidupan sehari-hari tidak dapat terpenuhi di karenakan ekonomi negara-negara perang dunia 1 mengalami krisis ekonomi,ini merupakan permulaan berakhirnya semuanya dan kekayaan kota tengah padang pasir ini, sepanjang tahun 1950 kota mulai ditinggalkan dan sepi,padang pasir telah mulai meminta kembali apa yang pernah menjadi miliknya,kini kota menjadi sangat sepi dari kehidupan,masih tersisa banyak rumah-rumah dan bangunan yang telah di tinggalkan telah lumayan rapuh akibat di hambas angin padan pasir,tetapi bangunan-bangunan di kota ini masih bisa beerdiri tegak ini menjadi pertanyaan tersendiri bagi masyarakat lain,kota ini telah lama di tingglakan tetapi bangunan masih berdiri.

Banyak kaca-kaca yang telah pecah dan pintu-pintu yang telah rusak ataupun telah copot dari engselanya akibat pasir yang masuk ke dalam bangunan,dapat di ukur pasir yang telah masuk di beberapa rumah dan bangunan adalah setinggi kepala dan dada orang dewasa,terlihat bahwa gurun pasir tidak ingin miliknya di ambil kembali.