Lompat ke isi

Musso: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 7: Baris 7:
Pada [[11 Agustus]] [[1948]] Musso kembali ke Indonesia lewat [[Yogyakarta]]. Pada tanggal [[5 September]] [[1948]] dia memberikan pidato yang menganjurkan agar Indonesia merapat kepada [[Uni Soviet]]. Pemberontakan terjadi di [[Madiun]], [[Jawa Timur]] ketika beberapa militan PKI menolak untuk dilucuti. Pihak militer menyebutkan bahwa PKI memproklamasikan "Republik Soviet Indonesia" pada tanggal [[18 September]] [[1948]] dan mengangkat Musso sebagai presiden dan [[Amir Sjarifuddin]] sebagai perdana menteri. Akan tetapi pemberontakan dapat dipadamkan oleh pihak militer. Pada tanggal [[30 September]] [[1948]], Madiun direbut oleh [[TNI]] dari [[Divisi Siliwangi]]. Ribuan kader partai terbunuh dan sejumlah 36.000 orang dipenjarakan. Di antara yang terbunuh adalah Musso pada tanggal [[31 Oktober]], ketika rombongannya bertemu dengan pasukan TNI yang mengubernya.
Pada [[11 Agustus]] [[1948]] Musso kembali ke Indonesia lewat [[Yogyakarta]]. Pada tanggal [[5 September]] [[1948]] dia memberikan pidato yang menganjurkan agar Indonesia merapat kepada [[Uni Soviet]]. Pemberontakan terjadi di [[Madiun]], [[Jawa Timur]] ketika beberapa militan PKI menolak untuk dilucuti. Pihak militer menyebutkan bahwa PKI memproklamasikan "Republik Soviet Indonesia" pada tanggal [[18 September]] [[1948]] dan mengangkat Musso sebagai presiden dan [[Amir Sjarifuddin]] sebagai perdana menteri. Akan tetapi pemberontakan dapat dipadamkan oleh pihak militer. Pada tanggal [[30 September]] [[1948]], Madiun direbut oleh [[TNI]] dari [[Divisi Siliwangi]]. Ribuan kader partai terbunuh dan sejumlah 36.000 orang dipenjarakan. Di antara yang terbunuh adalah Musso pada tanggal [[31 Oktober]], ketika rombongannya bertemu dengan pasukan TNI yang mengubernya.


== Referensi ==
== Musso ==
{{reflist}}
{{reflist}}
yang betul adalah pemberontakan PKI madiun, karena Musso ingin mendirikan negara sendiri di wilayah Jawa Timur.
yang betul adalah pemberontakan PKI madiun, karena Musso ingin mendirikan negara sendiri di wilayah Jawa Timur.

Revisi per 2 Agustus 2012 03.18

Musso

Musso atau Paul Mussotte [1]bernama lengkap Muso Manowar [2] atau Munawar Muso (lahir: Kediri, Jawa Timur, 1897 - Madiun, Jawa Timur, 31 Oktober 1948) adalah seorang tokoh komunis Indonesia yang memimpin Partai Komunis Indonesia (PKI) pada era 1920-an dan dilanjutkan pada Pemberontakan Madiun 1948.

Musso adalah salah satu pemimpin PKI di awal 1920-an. Dia adalah pengikut Stalin dan anggota dari Internasional Komunis di Moskwa. Pada tahun 1925 beberapa orang pemimpin PKI membuat rencana untuk menghidupkan kembali partai ini pada tahun 1926, meskipun ditentang oleh beberapa pemimpin PKI yang lain seperti Tan Malaka. Pada tahun 1926 Musso menuju Singapura dimana dia menerima perintah langsung dari Moskwa untuk melakukan pemberontakan kepada penjajah Belanda. Musso dan pemimpin PKI lainnya, Alimin, kemudian berkunjung ke Moskwa, bertemu dengan Stalin, dan menerima perintah untuk membatalkan pemberontakan dan membatasi kegiatan partai menjadi dalam bentuk agitasi dan propaganda dalam perlawananan nasional. Akan tetapi pikiran Musso berkata lain. Pada bulan November 1926 terjadi beberapa pemberontakan PKI di beberapa kota termasuk Batavia (sekarang Jakarta), tetapi pemberontakan itu dapat dipatahkan oleh penjajah Belanda. Musso dan Alimin ditangkap. Setelah keluar dari penjara Musso pergi ke Moskwa, tetapi kembali ke Indonesia pada tahun 1935 untuk memaksakan "barisan populer" yang dipimpin oleh 7 anggota Kongres Komintern. Akan tetapi dia dipaksa untuk meninggalkan Indonesia dan kembali ke Uni Soviet pada tahun 1936.

Pada 11 Agustus 1948 Musso kembali ke Indonesia lewat Yogyakarta. Pada tanggal 5 September 1948 dia memberikan pidato yang menganjurkan agar Indonesia merapat kepada Uni Soviet. Pemberontakan terjadi di Madiun, Jawa Timur ketika beberapa militan PKI menolak untuk dilucuti. Pihak militer menyebutkan bahwa PKI memproklamasikan "Republik Soviet Indonesia" pada tanggal 18 September 1948 dan mengangkat Musso sebagai presiden dan Amir Sjarifuddin sebagai perdana menteri. Akan tetapi pemberontakan dapat dipadamkan oleh pihak militer. Pada tanggal 30 September 1948, Madiun direbut oleh TNI dari Divisi Siliwangi. Ribuan kader partai terbunuh dan sejumlah 36.000 orang dipenjarakan. Di antara yang terbunuh adalah Musso pada tanggal 31 Oktober, ketika rombongannya bertemu dengan pasukan TNI yang mengubernya.

Musso

  1. ^ Harry A. Poeze, Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde: strijder voor Indonesië's vrijheid : levensloop van 1897 tot 1945
  2. ^ Rudolf Mrázek, Sjahrir: Politics and Exile in Indonesia, ISBN 0-87727-713-3 ISBN 978-0-87727-713-2

yang betul adalah pemberontakan PKI madiun, karena Musso ingin mendirikan negara sendiri di wilayah Jawa Timur. MUSSO dan kawan kawan yang melakukan perebutan senjata ke para pejuang dan tentara Indonesia, tapi berhasil ditumpas oleh TNI. Ada banyak saksi mata yang masih hidup sampai saat ini beserta ceritanya.

Pranala luar