Lompat ke isi

Mendengkur: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
22Kartika (bicara | kontrib)
+interwiki, wikifisasi, dan perbaiki paragraf pembuka
Baris 1: Baris 1:
{{paragraf pembuka}}
{{Wikify|date=Agustus 2012}}
{{penyangkalan medis}}
{{penyangkalan medis}}

'''Mendengkur''' diakibatkan oleh adanya aliran udara turbulen yang menggetarkan jaringan lunak pada saluran udara bagian atas. Mendengkur terjadi pada sekitar 32% orang dewasa dan lebih dari 3% anak-anak. Dengkuran selama inspirasi lebih menonjol. Mendengkur keras terus-menerus merupakan gejala klasik dari sindrom [[Apnea tidur|obstruktif apnea]] saat tidur. Akan tetapi tidak adanya dengkuran tidak mengesampingkan diagnosis tersebut karena pada beberapa pasien saluran udaranya tidak beresonansi sehingga tidak menghasilkan dengkuran. Hal ini terutama terjadi pada pasien yang telah melakukan prosedur bedah saluran udara bagian atas untuk memperketat jaringan lunak didaerah tersebut. Selain kecurigaan adanya [[Apnea tidur|obstruktif apnea]], orang yang mendengkur memiliki risiko lebih besar untuk terkena penyakit pembuluh darah.<ref name="merritt'">{{en}} {{cite book | author= Rowland, Lewis P.| title=Merritt's Neurology, 11th Edition| publisher= Lippincott Williams & Wilkins| year=2005 | id=-}}</ref>
'''Mendengkur''' diakibatkan oleh adanya aliran udara turbulen yang menggetarkan jaringan lunak pada saluran udara bagian atas. Mendengkur terjadi pada sekitar 32% orang dewasa dan lebih dari 3% anak-anak. Dengkuran selama inspirasi lebih menonjol. Mendengkur keras terus-menerus merupakan gejala klasik dari sindrom [[Apnea tidur|obstruktif apnea]] saat tidur. Akan tetapi tidak adanya dengkuran tidak mengesampingkan diagnosis tersebut karena pada beberapa pasien saluran udaranya tidak beresonansi sehingga tidak menghasilkan dengkuran. Hal ini terutama terjadi pada pasien yang telah melakukan prosedur bedah saluran udara bagian atas untuk memperketat jaringan lunak didaerah tersebut. Selain kecurigaan adanya [[Apnea tidur|obstruktif apnea]], orang yang mendengkur memiliki risiko lebih besar untuk terkena penyakit pembuluh darah.<ref name="merritt'">{{en}} {{cite book | author= Rowland, Lewis P.| title=Merritt's Neurology, 11th Edition| publisher= Lippincott Williams & Wilkins| year=2005 | id=-}}</ref>


Baris 7: Baris 6:
{{reflist}}
{{reflist}}


{{Category:Gangguan tidur}}
{{Uncategorized|date=Agustus 2012}}


[[ar:شخير]]
[[cs:Chrápání]]
[[da:Snorken]]
[[de:Schnarchen]]
[[el:Ροχαλητό]]
[[en:Snoring]]
[[es:Ronquido]]
[[eo:Ronkado]]
[[eu:Zurrunga]]
[[fr:Ronflement]]
[[hi:खर्राटे]]
[[hr:Hrkanje]]
[[it:Roncopatia]]
[[he:נחירה]]
[[kn:ಗೊರಕೆ ಹೊಡೆಯುವುದು]]
[[lt:Knarkimas]]
[[ml:കൂർക്കം വലി]]
[[arz:تشخير]]
[[nl:Snurken]]
[[ja:いびき]]
[[no:Snorking]]
[[pl:Chrapanie]]
[[pt:Ronco]]
[[ro:Sforăit]]
[[ru:Храп]]
[[simple:Snoring]]
[[sl:Smrčanje]]
[[sr:Хркање]]
[[sh:Hrkanje]]
[[fi:Kuorsaus]]
[[sv:Snarkning]]
[[te:గురక]]
[[tr:Horlama]]
[[uk:Хропіння]]

Revisi per 12 Agustus 2012 09.00

Mendengkur diakibatkan oleh adanya aliran udara turbulen yang menggetarkan jaringan lunak pada saluran udara bagian atas. Mendengkur terjadi pada sekitar 32% orang dewasa dan lebih dari 3% anak-anak. Dengkuran selama inspirasi lebih menonjol. Mendengkur keras terus-menerus merupakan gejala klasik dari sindrom obstruktif apnea saat tidur. Akan tetapi tidak adanya dengkuran tidak mengesampingkan diagnosis tersebut karena pada beberapa pasien saluran udaranya tidak beresonansi sehingga tidak menghasilkan dengkuran. Hal ini terutama terjadi pada pasien yang telah melakukan prosedur bedah saluran udara bagian atas untuk memperketat jaringan lunak didaerah tersebut. Selain kecurigaan adanya obstruktif apnea, orang yang mendengkur memiliki risiko lebih besar untuk terkena penyakit pembuluh darah.[1]

Referensi

  1. ^ (Inggris) Rowland, Lewis P. (2005). Merritt's Neurology, 11th Edition. Lippincott Williams & Wilkins. -.