Prasasti Kebon Kopi I: Perbedaan antara revisi
k →Bahan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 9: | Baris 9: | ||
== Bahan == |
== Bahan == |
||
Prasasti Kebonkopi dipahatkan pada salah satu bidang permukaan batu yang “batunya” cukup besar |
Prasasti Kebonkopi dipahatkan pada salah satu bidang permukaan batu yang “batunya” cukup besar. |
||
Teks |
== Teks prasasti == |
||
Prasasti ini ditulis dengan [[aksara Pallawa]] dan [[bahasa Sanskerta]] yang disusun ke dalam bentuk seloka metrum Anustubh yang diapit sepasang pahatan gambar telapak kaki gajah. |
|||
'''Teks:'''</BR> |
|||
''~ ~ jayavisalasya Tarumendrasya hastinah ~ ~''</BR> |
''~ ~ jayavisalasya Tarumendrasya hastinah ~ ~''</BR> |
||
''Airwavatabhasya vibhatidam= padadvayam'' |
''Airwavatabhasya vibhatidam= padadvayam'' |
||
Terjemahan:</BR> |
'''Terjemahan:'''</BR> |
||
“Di sini nampak tergambar sepasang telapak kaki…yang seperti |
“Di sini nampak tergambar sepasang telapak kaki…yang seperti |
||
Airawata, gajah penguasa Taruma yang agung dalam….dan (?) kejayaan” |
Airawata, gajah penguasa Taruma yang agung dalam….dan (?) kejayaan” |
Revisi per 18 September 2012 00.28
Prasasti Kebonkopi I (dinamakan demikian untuk dibedakan dari Prasasti Kebonkopi II) merupakan salah satu peninggalan kerajaan Tarumanagara.
Lokasi
Prasasti Kebonkopi I ditemukan di Kampung Muara, desa Ciaruteun Ilir, Cibungbulang, Bogor, pada abad ke-19 ketika dilakukan penebangan hutan untuk lahan perkebunan kopi. Sejak itu prasasti ini disebut Prasasti Kebonkopi I hingga saat ini masih berada di tempatnya (in situ).
Penemuan
Prasasti Kebonkopi pertama kali dilaporkan oleh N.W. Hoepermans pada tahun 1864 yang kemudian disusul pendeta J.F.G. Brumun (1868), A.B. Cohen Stuart (l875), P.J. Veth (l878, 1896), H. Kern (1884, 1885, 1910), R.D.M. Verbeek (1891) dan J.Ph. Vogel (1925).
Bahan
Prasasti Kebonkopi dipahatkan pada salah satu bidang permukaan batu yang “batunya” cukup besar.
Teks prasasti
Prasasti ini ditulis dengan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta yang disusun ke dalam bentuk seloka metrum Anustubh yang diapit sepasang pahatan gambar telapak kaki gajah.
Teks:
~ ~ jayavisalasya Tarumendrasya hastinah ~ ~
Airwavatabhasya vibhatidam= padadvayam
Terjemahan:
“Di sini nampak tergambar sepasang telapak kaki…yang seperti
Airawata, gajah penguasa Taruma yang agung dalam….dan (?) kejayaan”
Lihat pula
Rujukan
- H.P. Hoepermans “Hindoe-Oudheden va Java (1864)” ROD 1913:74
- J.F.G. Brumund “Bijdragen tot de kennis va het Hindoeisme op Java” VBG.XXXIII 1868:63-64
- A.B. Cohen Stuart “Heilige Voetsporen op Java” BKI 3(X) 1875:163-168. Juga di bahasa Inggris berjudul: “Sacred Footprints in Java” Indian AntiQuary IV. 1875:355-dst
- H. Kern “Eenige Oude Sanskrit-Opschrifte n van ‘t Maleische-schiereil and” VMKAWL 3(1).1884:9
- P.J. Veth, Java II. 1878:46; I.1896:27
- R.D.M. Verbeek “Oudheden van Java” VBG. XLVI. 1891:30-31.
- J. Ph. Vogel “the Earliest Sanskrit Inscription opsachriften of Java” POD. I. l925:27-28. Plate 32,33.
- Bambang Soemadio (et.al. editor) Sejarah Nasional Indonesia II, Jaman Kuna. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan l975:39-40; l984:40