Siamang: Perbedaan antara revisi
k r2.7.2+) (bot Mengubah: th:ชะนีเซียมัง |
k bot Menambah: ceb:Hylobates syndactylus |
||
Baris 58: | Baris 58: | ||
[[br:Siamang]] |
[[br:Siamang]] |
||
[[ca:Siamang]] |
[[ca:Siamang]] |
||
[[ceb:Hylobates syndactylus]] |
|||
[[da:Siamang]] |
[[da:Siamang]] |
||
[[de:Siamang]] |
[[de:Siamang]] |
Revisi per 16 Februari 2013 11.29
Siamang | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | Symphalangus Gloger, 1841
|
Spesies: | S. syndactylus
|
Nama binomial | |
Symphalangus syndactylus (Raffles, 1821)
|
Siamang adalah kera hitam yang berlengan panjang, dan hidup pada pohon-pohon.[1] Pada umumnya, siamang sangat tangkas saat bergerak di atas pohon, sehingga tidak ada predator yang bisa menangkap mereka. Siamang merupakan spesies terancam, karena deforestasi habitatnya cepat.[1] Siamang tidak memliki ekor dan memiliki postur tubuh yang kurang tegak.[2] Siamang juga memiliki perkembangan otak yang tinggi.[1] Siamang berwarna hitam agak cokelat kemerahan.[1] Kera ini memiliki anyaman antara jari kedua dan ketiga.[1]
Anatomi
Rambut
Siamang ditutupi oleh rambut yang lebat di sebagian besar tubuhnya, kecuali wajah, jari, telapak tangan, ketiak, dan telapak kaki mereka.[1] Beberapa spesies siamang memiliki wajah berbentuk cicin dan berwarna putih.[1]
Indera
Siamang memiliki indera yang sangat mirip dengan manusia, seperti pendengaran, penglihatan (melihat warna), bau, rasa, dan sentuhan.[1]
Wajah
Siamang memiliki wajah berbulu dengan mata gelap dan hidung kecil.[1]
Tangan dan Kaki
Siamang memiliki tangan dengan empat jari panjang ditambah jempol yang lebih kecil. Mereka memiliki kaki dengan lima jari, ditambah jempol kaki.[1] Siamang bisa memegang dan membawa barang-barang dengan kedua tangan dan kaki mereka.[1] Ketika mereka melakukan ayunan di pohon (disebut brachiating), mereka menggunakan empat jari-jari tangan mereka seperti kail, tetapi mereka tidak menggunakan jempol.[1]
Ukuran
Siamang jantan memiliki ukuran yang sama dengan siamang betina, yaitu sekitar 30-35 inci dan berat 7 kilogram.[1]
Habitat
Siamang banyak hidup di Asia Tenggara.[2] Mereka juga banyak ditemukan di beberapa tempat, seperti Semenanjung Malaysia dan Sumatera.[2]
Perilaku
Siamang merupakan hewan yang lebih aktif pada siang hari.[3] Mereka bersosialisasi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari dua sampai tiga ekor siamang.[3] Berbeda dengan kera lainnya, siamang tidak mempunyai tempat khusus untuk tidur.[3] Mereka hanya tidur sendiri atau dengan beberapa ekor siamang di celah antar cabang pada pepohoan.[3] Mereka tidur dengan posisi tegak, bersandar pada bantalan keras yang terletak di ujung belakang mereka.[3] Bantalan ini disebut ischial callosities.[3] Selain itu, siamang memiliki kantung tenggorokan yang biasa disebut kantung gular.[3] Kantung ini dapat mengembang menjadi besar seperti kepala mereka yang berfungsi membuat pita suara lebih keras.[3] Pada waktu dalam keadaan bahaya, siamang betina akan mengeluarkan suara yang nyaring dan diikuti oleh siamang jantan selama tiga hingga lima belas menit.[3] Suara mereka dapat terdengar dari jarak sekitar 6,5 km.[3] Siamang tidak dapat berenang dan takut air.[3] Siamang dapat bertahan hidup sekitar 35-40 tahun.[3]
Makanan
Siamang merupakan hewan omnivora. Sektar 75% makanan mereka adalah buah, sisanya daun, bunga, biji-bijian, dan kulit kayu.[1] Mereka juga memakan serangga, laba-laba, telur burung, dan burung kecil.[1] Karena takut air, siamang akan mencelupkan kaki depannya ke dalam air atau menggosok tangan pada daun yang basah dan menghisap air pada bulu kakinya sebagai minuman.[3]
Reproduksi dan pertumbuhan
Siamang mulai berkembang biak pada usia 5-7 tahun.[4] Siamang betina melahirkan anaknya pada usia 8 bulan.[4] Siamang yang lahir memiliki rambut yang sedikit dari siamang dewasa dan memiliki berat sekitar 6 ons.[4] Induk siamang memelihara bayi mereka yang masih muda.[4] Pada saat lahir, siamang muda menempel pada perut induknya untuk mendapatkan kehangatan.[4] Mereka disapih sekitar 1 tahun. Siamang muda hidup bersama induk mereka sekitar 5-7 tahun.[4]
Status
Siamang merupakan hewan yang terancam punah.[5] Hal ini disebabkan karena banyaknya penangkapan siamang yang dijadikan pasaran penjualan hewan pemeliharaan.[5] Untuk mencegah punahnya siamang, diperlukan campur tangan pemerintah dalam menjadikan keberadaan siamang sebagai objek wisata dan riset sehingga mendatangkan manfaat bagi daerah tanpa harus mengganggu atau menangkap satwa tersebut.[5]
Referensi
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o (Inggris) All About Gibbons, www.enchantedlearning.com. Diakses pada 12 Juni 2010.
- ^ a b c (Inggris) Siamang, www.honoluluzoo.org. Diakses pada 12 Juni 2010.
- ^ a b c d e f g h i j k l m (Inggris) Siamang, mongabay. Diakses pada 15 Juni 2010.
- ^ a b c d e f (Inggris) Toy Camel Gives Baby Gibbon Hope, news.sky.com. Diakses pada 15 Juni 2010.
- ^ a b c Habitat Siamang Makin Terancam, www.kapanlagi.com. Diakses pada 15 Juni 2010.