Bambang Susantono: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{rapikan}}{{wikify}} |
{{rapikan}}{{wikify}} |
||
{{Infobox Officeholder |
|||
|name = {{PAGENAME}} |
|||
|image = |
|||
|imagesize = |
|||
|caption = |
|||
|office = [[Daftar Wakil Menteri Perhubungan Indonesia|Wakil Menteri Perhubungan Indonesia]] ke-1 |
|||
|order = |
|||
|term_start = |
|||
|term_end = |
|||
|succeeding = |
|||
|president = [[Susilo Bambang Yudhoyono]] |
|||
|predecessor = ''Jabatan baru'' |
|||
|successor = |
|||
|office2 = |
|||
|order2 = |
|||
|term_start2 = |
|||
|term_end2 = |
|||
|succeeding2 = |
|||
|president2 = |
|||
|predecessor2 = |
|||
|successor2 = |
|||
|birth_date = {{Tanggal lahir dan umur|1963|11|4|mf=y}} |
|||
|birth_place = {{negara|indonesia}} [[Yogyakarta]], [[Indonesia]] |
|||
|death_date = |
|||
|death_place = |
|||
|nationality = {{negara|Indonesia}} [[Indonesia]] |
|||
|party = |
|||
|spouse = |
|||
|relations = |
|||
|children = |
|||
|alma_mater = |
|||
|occupation = |
|||
|profession = |
|||
|religion = |
|||
|signature = |
|||
|website = |
|||
|footnotes = |
|||
}} |
|||
Bambang Susantono (lahir di [[Yogyakarta]], [[4 November]] [[1963]]; umur 49 tahun) adalah Wakil Menteri Perhubungan, [[Kabinet Indonesia Bersatu II]] periode [[2010]]-[[2014]]. |
Bambang Susantono (lahir di [[Yogyakarta]], [[4 November]] [[1963]]; umur 49 tahun) adalah Wakil Menteri Perhubungan, [[Kabinet Indonesia Bersatu II]] periode [[2010]]-[[2014]]. |
||
Baris 18: | Baris 56: | ||
Dalam menangani kesemerawutan dalam sistem [[transportasi]], Bambang Susantono mengusulkan pendekatan [[transportasi humanis]], yang diawali dengan etika dalam [[bertransportasi]]. Menurutnya, hal ini sangat penting untuk menjaga keteraturan dalam bertransportasi sehingga menjamin keamanan dan kenyamanan pengguna. Dalam hal konsep transportasi yang humanis, beliau mengatakan bahwa selain melibatkan masyarakat dalam proses perencanaannya, sistem transportasi humanis harus memperhatikan empat aspek, yaitu angkutan umum harus tepat waktu agar bisa diandalkan oleh masyarakat; harus nyaman dan layak ditumpangi; tarif angkutan [[umum]] harus terjangkau dan terjamin [[keamanan]]nya. |
Dalam menangani kesemerawutan dalam sistem [[transportasi]], Bambang Susantono mengusulkan pendekatan [[transportasi humanis]], yang diawali dengan etika dalam [[bertransportasi]]. Menurutnya, hal ini sangat penting untuk menjaga keteraturan dalam bertransportasi sehingga menjamin keamanan dan kenyamanan pengguna. Dalam hal konsep transportasi yang humanis, beliau mengatakan bahwa selain melibatkan masyarakat dalam proses perencanaannya, sistem transportasi humanis harus memperhatikan empat aspek, yaitu angkutan umum harus tepat waktu agar bisa diandalkan oleh masyarakat; harus nyaman dan layak ditumpangi; tarif angkutan [[umum]] harus terjangkau dan terjamin [[keamanan]]nya. |
||
{{ |
{{Indo-bio-stub}} |
||
[[Kategori:Kabinet Indonesia]] |
[[Kategori:Kabinet Indonesia]] |
||
[[Kategori:Daftar menteri Indonesia]] |
[[Kategori:Daftar menteri Indonesia]] |
Revisi per 11 November 2012 00.55
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Bambang Susantono | |
---|---|
Wakil Menteri Perhubungan Indonesia ke-1 | |
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono |
Pendahulu Jabatan baru Pengganti Petahana | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 4 November 1963 Yogyakarta, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Sunting kotak info • L • B |
Bambang Susantono (lahir di Yogyakarta, 4 November 1963; umur 49 tahun) adalah Wakil Menteri Perhubungan, Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2010-2014.
Dr. Ir. Bambang Susantono, MSCE, MCP dikenal sebagai pakar perencanaan infrastruktur dan transportasi. Beliau diangkat sebagai Wakil Menteri Perhubungan pada tahun 2009 dengan tugas membantu Menteri Perhubungan dalam membenahi sektor transportasi di Indonesia. Selain itu, beliau juga pernah menjabat sebagai Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah pada tahun 2007-2010. Untuk mengurai maslah transportasi, Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) periode 2004-2010 ini lebih menekankan pada sistem transportasi yang humanis.
Setelah lulus dari Fakultas Teknik Sipil ITB, beliau mengawali karirnya di Departemen Pekerjaan Umum. Dalam bekerja beliau selalu berpegang teguh pada prinsip kompeten, profesionalisme dan kejujuran. Tahun 1996, beliau menyelesaikan program pascasarjana di University of Callifornia, Berkeley untuk gelar master tata kota dan wilayah (MCP). Dua tahun kemudian beliau meraih gelar MSCE di bidang teknik transportasi. Kemudian pada tahun 2000 dari universitas yang sama berhasil meraih gelar doktor di bidang perencanaan infrastruktur.
Di tingkat internasional, beliau pernah menjabat sebagai Vice President East Asia Society of Transportation Studies (EASTS) dan hingga kini menjadi anggota Board of Trustees untuk The Southsouth North Foundation di Johannesburg, Afrika Selatan, yang bergerak di bidang perubahan iklim dan lingkungan. Sejak tahun 2012, beliau menjabat sebagai Komisaris utama PT. Garuda Indonesia, Tbk.
Di sela-sela kesibukannya, beliau masih sempat mengajar dan membimbing tesis di Program Pasca Sarjana Bidang Ilmu Teknik Universitas Indonesia, melakukan penelitian di bidang transportasi, khususnya yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan sosial perkotaan. Bersama sepuluh guru besar dari universitas ternama di Asia Timur, beliau melakukan penelitian mengenai fenomena transportasi di kota-kota megapolitan di Asia Timur. Beliau juga dipercaya menjadi Presiden Intelligent Transport System Indonesia (ITS Indonesia).
Gagasan dan ide-idenya mengenai infrastruktur dan transportasi sudah sering dimuat di berbagai media cetak dan elektronik baik berupa tulisan atau penampilannya sebagai pembicara di forum nasional dan internasional. Beliau juga telah menulis beberapa buku seputar infrastruktur dan transportasi, salah satunya adalah “Manajemen Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah” yang menjadi panduan dalam melakukan terobosan dalam rangka pembangunan nasional. Buku lain yang pernah ditulis oleh peraih penghargaan Satyalencana Karya Satya, Satyalencana Wira Karya dan Satyalencana Pembangunan ini antara lain berjudul “1001 Wajah Transportasi Kita”, “Strategi dalam Penataan Ruang dan Pengembangan Wilayah”, dan “Memacu Infrastruktur di Tengah Krisis”.
Dalam menangani kesemerawutan dalam sistem transportasi, Bambang Susantono mengusulkan pendekatan transportasi humanis, yang diawali dengan etika dalam bertransportasi. Menurutnya, hal ini sangat penting untuk menjaga keteraturan dalam bertransportasi sehingga menjamin keamanan dan kenyamanan pengguna. Dalam hal konsep transportasi yang humanis, beliau mengatakan bahwa selain melibatkan masyarakat dalam proses perencanaannya, sistem transportasi humanis harus memperhatikan empat aspek, yaitu angkutan umum harus tepat waktu agar bisa diandalkan oleh masyarakat; harus nyaman dan layak ditumpangi; tarif angkutan umum harus terjangkau dan terjamin keamanannya.