Holisme: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 18: | Baris 18: | ||
Kata "holisme" pertama kali diperkenalkan pada tahun 1926 oleh [[Jan Smuts]], seorang negarawan dari [[Afrika Selatan]], dalam bukunya yang berjudul ''Holism and Evolution''. Asal kata "holisme" diambil dari [[bahasa Yunani]], ''holos'', yang berarti semua atau keseluruhan. Smuts mendefinisikan holisme sebagai sebuah kecenderungan alam untuk membentuk sesuatu yang utuh sehingga sesuatu tersebut lebih besar daripada sekedar gabungan-gabungan bagian hasil [[evolusi]]. |
Kata "holisme" pertama kali diperkenalkan pada tahun 1926 oleh [[Jan Smuts]], seorang negarawan dari [[Afrika Selatan]], dalam bukunya yang berjudul ''Holism and Evolution''. Asal kata "holisme" diambil dari [[bahasa Yunani]], ''holos'', yang berarti semua atau keseluruhan. Smuts mendefinisikan holisme sebagai sebuah kecenderungan alam untuk membentuk sesuatu yang utuh sehingga sesuatu tersebut lebih besar daripada sekedar gabungan-gabungan bagian hasil [[evolusi]]. |
||
Contoh holisme dapat ditemukan di sepanjang sejarah manusia dan dalam konteks sosial budaya yang paling beragam ditegaskan melalui banyak studi [[etnologi]]. Seorang misionaris dari Prancis, [[Maurice Leenhardt]], mencetuskan istilah ''cosmomorfisme'' untuk mengindikasikan adanya hubungan timbal-balik yang sempurna antara seseorang dengan lingkungannya. Hal tersebut ditemukan pada masyarakat [[Melanesia]] di [[Kaledonia Baru]]. Untuk masyarakat di daerah tersebut, seorang individu yang terisolasi tidak memiliki status yang jelas sampai dia menemukan posisinya di lingkungan tersebut. |
Contoh holisme dapat ditemukan di sepanjang sejarah manusia dan dalam konteks sosial budaya yang paling beragam ditegaskan melalui banyak studi [[etnologi]]. Seorang misionaris dari Prancis, [[Maurice Leenhardt]], mencetuskan istilah ''cosmomorfisme'' untuk mengindikasikan adanya hubungan timbal-balik yang sempurna antara seseorang dengan lingkungannya. Hal tersebut ditemukan pada masyarakat [[Melanesia]] di [[Kaledonia Baru]]. Untuk masyarakat di daerah tersebut, seorang individu yang terisolasi tidak memiliki status yang jelas sampai dia menemukan posisinya di lingkungan tersebut. Dengan mengenal seorang individu, tidak dapat dijadikan patokan bahwa kita telah mengenal sebuah komunitas. |
||
Lawan dari holisme adalah [[reduksionisme]], yaitu suatu paham yang menyatakan bahwa suatu sistem yang kompleks dapat dijelaskan dengan cara mempelajari hal-hal yang menjadi dasar sistem tersebut (''reduction''). Misalnya, suatu proses biologis dapat dijelaskan melalui proses kimiawi. Lalu proses kimiawi tersebut dapat diterangkan melalui proses fisika. Akibatnya, proses fisika dapat menjelaskan proses kimiawi yang menjadi dasar terjadinya proses biologis.[[Nicholas A. Christakis]], seorang ilmuwan dalam bidang sosial dan fisika, menyatakan bahwa dalam beberapa abad terakhir, proyeksi Cartesius dalam [[ilmu pengetahuan]] berhasil memisahkan suatu permasalahan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dengan tujuan untuk memperoleh suatu pemahaman. Dan hal tersebut berhasil dalam batasan-batasan tertentu. Namun, menyatukan kembali bagian-bagian kecil tersebut untuk memahaminya sebagai suatu kesatuan yang utuh lebih sulit untuk dilakukan. |
Lawan dari holisme adalah [[reduksionisme]], yaitu suatu paham yang menyatakan bahwa suatu sistem yang kompleks dapat dijelaskan dengan cara mempelajari hal-hal yang menjadi dasar sistem tersebut (''reduction''). Misalnya, suatu proses biologis dapat dijelaskan melalui proses kimiawi. Lalu proses kimiawi tersebut dapat diterangkan melalui proses fisika. Akibatnya, proses fisika dapat menjelaskan proses kimiawi yang menjadi dasar terjadinya proses biologis.[[Nicholas A. Christakis]], seorang ilmuwan dalam bidang sosial dan fisika, menyatakan bahwa dalam beberapa abad terakhir, proyeksi Cartesius dalam [[ilmu pengetahuan]] berhasil memisahkan suatu permasalahan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dengan tujuan untuk memperoleh suatu pemahaman. Dan hal tersebut berhasil dalam batasan-batasan tertentu. Namun, menyatukan kembali bagian-bagian kecil tersebut untuk memahaminya sebagai suatu kesatuan yang utuh lebih sulit untuk dilakukan. |
||
Baris 26: | Baris 26: | ||
===Anthropologi=== |
===Anthropologi=== |
||
Istilah holisme dipakai dalam anthropologi sosial dan budaya untuk menerangkan keadaan suatu masyarakat dimana masyarakat dipandang sebagai suatu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dibagi menjadi komponen-komponen yang berbeda. Berdasarkan konsep holisme |
Istilah holisme dipakai dalam anthropologi sosial dan budaya untuk menerangkan keadaan suatu masyarakat dimana masyarakat dipandang sebagai suatu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dibagi menjadi komponen-komponen yang berbeda. Berdasarkan konsep holisme, seseorang tidak tidak boleh menganggap bahwa batas-batas institusional yang ditetapkan oleh masyaraktnya sendiri juga berlaku untuk masyarakat yang lain. |
||
===Bisnis=== |
===Bisnis=== |
||
Baris 35: | Baris 35: | ||
===Sosiologi=== |
===Sosiologi=== |
||
Emile Durkheim mengembangkan konsep holisme sebagai kebalikan dari kepercayaan bahwa suatu masyarakat tidak lebih dari kumpulan individu-individu. Louis Dumont membandingkan holisme dengan individualisme sebagai dua bentuk yang berbeda pada suatu kelompok masyarakat. Menurutnya, seorang manusia modern hidup di masyarakat yang individualis, sedangkan masyarakat Mesir kuno dapat dikategorikan sebagai masyarakat yang holistik karena seorang individu dapat menemukan identitasnya di dalam komunitas masyarakat. Sehingga |
Emile Durkheim mengembangkan konsep holisme sebagai kebalikan dari kepercayaan, bahwa suatu masyarakat tidak lebih dari kumpulan individu-individu. Louis Dumont membandingkan holisme dengan individualisme sebagai dua bentuk yang berbeda pada suatu kelompok masyarakat. Menurutnya, seorang manusia modern hidup di masyarakat yang individualis, sedangkan masyarakat Mesir kuno dapat dikategorikan sebagai masyarakat yang holistik, karena seorang individu dapat menemukan identitasnya di dalam komunitas masyarakat. Sehingga seseorang siap mengorbankan dirinya untuk kelompoknya, karena tanpa komunitasnya hidupnya tidak berarti. Kalangan akademisi seperti David Bohm dan M. I. Sanduk memandang suatu masyarakat melalui plasma fisik. Menurut pandangan fisik, interaksi yang terjadi antar individu dapat berlanjut. Menurut M. I. Sanduk aliran plasma atau gas-gas yang terionisasi terjadi karena interaksi dari muatan interaktif bebas plasma-plasma tersebut. Masyarakat dianalogikan sebagai plasma yang memiliki muatan interaktif bebas. Sehingga, mereka dapat berinteraksi dengan masyarakat yang lain yang memiliki muatan interaktif bebas pula. Model aliran plasma ini dapat menjelaskan berbagai fenomena seperti ketidakstabilan sosial, di mana masyarakat bertindak sebagai aliran yang memiliki tingkat intelektual masing-masing. |
||
===Filosofi=== |
===Filosofi=== |
||
Dalam filsafat, doktrin yang menekankan prioritas keseluruhan atas bagian adalah holisme. Beberapa menyarankan bahwa definisi tersebut untuk pandangan non-holistik bahasa dan menempatkannya di kamp reductivist. Bergantian, sebuah 'holistik' definisi holisme menyangkal perlunya sebuah divisi antara fungsi bagian-bagian yang terpisah dan cara kerja dari 'keseluruhan'. |
Dalam filsafat, doktrin yang menekankan prioritas keseluruhan atas bagian adalah holisme. Beberapa menyarankan bahwa definisi tersebut untuk pandangan non-holistik bahasa dan menempatkannya di kamp reductivist. Bergantian, sebuah 'holistik' definisi holisme menyangkal perlunya sebuah divisi antara fungsi bagian-bagian yang terpisah dan cara kerja dari 'keseluruhan'. Hal ini menunjukkan bahwa pada karakteristik, dikenal kunci dari konsep holisme yaitu kebenaran mendasar dari setiap pengalaman tertentu. Bertentangan dengan apa yang dirasakan sebagai ketergantungan reductivist pada metode induktif sebagai kunci untuk verifikasi konsep tentang bagaimana bagian-bagian berfungsi dalam keseluruhan. Dalam filsafat bahasa, ini menjadi klaim yang disebut holisme semantik, bahwa makna dari kata atau kalimat individu hanya dapat dipahami dalam hal hubungan untuk tubuh yang lebih besar dari bahasa, bahkan seluruh teori atau seluruh bahasa. Dalam filsafat pikiran, keadaan mental dapat diidentifikasi hanya dalam hal hubungan dengan orang lain. Hal ini sering disebut sebagai "holisme isi" atau "holisme yang mental". Gagasan ini melibatkan filsafat tokoh-tokoh seperti Frege, Wittgenstein, dan Quine. Epistemologis dan holisme adalah ide utama dalam filsafat kontemporer. Holisme ontologis ini didukung oleh David Bohm dalam teorinya pada The Implicate Order. |
||
===Psikologi teleologis=== |
===Psikologi teleologis=== |
||
Alfred Adler percaya bahwa individu (suatu keseluruhan yang utuh diungkapkan melalui kesatuan diri-konsisten berpikir, merasakan, dan tindakan, bergerak menuju tujuan, sadar akhir fiksi), harus dipahami dalam keutuhan yang lebih besar dari masyarakat, dari kelompok-kelompok yang ia |
Alfred Adler percaya bahwa individu (suatu keseluruhan yang utuh diungkapkan melalui kesatuan diri-konsisten berpikir, merasakan, dan tindakan, bergerak menuju tujuan, serta sadar akhir fiksi), harus dipahami dalam keutuhan yang lebih besar dari masyarakat, dari kelompok-kelompok yang ia miliki (dimulai dengan tatap wajahnya atau berhubungan), untuk seluruh umat manusia yang lebih besar. Pengakuan kepekaan sosial kita dan kebutuhan untuk mengembangkan minat dalam kesejahteraan orang lain, serta menghormati alam merupakan inti dari filsafat Adler, hidup dan prinsip-prinsip psikoterapi. Edgar Morin, filsuf Perancis dan sociobiologist, dapat dianggap sebagai holistik berdasarkan sifat transdisciplinary karyanya. Mel Levine, MD, penulis Pikiran A Sekaligus, dan co-founder (dengan Charles R. Schwab) dari organisasi tidak-untuk-profit Semua Jenis pikiran, dapat dianggap sebagai holistik berdasarkan pandangannya para 'anak secara keseluruhan' sebagai produk dari sistem banyak dan karyanya mendukung kebutuhan pendidikan anak melalui manajemen profil pendidikan anak secara keseluruhan daripada kelemahan terisolasi dalam profil itu. |
||
===Antroplogi teologis=== |
===Antroplogi teologis=== |
||
Baris 47: | Baris 47: | ||
===Teologi (ilmu agama)=== |
===Teologi (ilmu agama)=== |
||
Konsep holisme sangat tercermin dalam pikiran yang dikemukakan Logos (per Heraclitus), Panentheisme dan Panteisme. |
Konsep holisme sangat tercermin dalam pikiran yang dikemukakan Logos (per Heraclitus), Panentheisme, dan Panteisme. |
||
===Neurologi=== |
===Neurologi=== |
||
Baris 53: | Baris 53: | ||
===Ekonomi=== |
===Ekonomi=== |
||
Mengakar pada Schumpeter, pendekatan evolusi dianggap sebagai teori holism dalam ekonomi. Teori tersebut menjelaskan bahasa dari pendekatan evolusi biologi. Teori |
Mengakar pada Schumpeter, pendekatan evolusi dianggap sebagai teori holism dalam ekonomi. Teori tersebut menjelaskan bahasa dari pendekatan evolusi biologi. Teori tersebut menghitung bagaimana system evolusi berubah dari waktu ke waktu. Pengetahuan dan mengetahui bagaimana, mengetahui siapa, mengetahui apa dan mengetahui kenapa adalah bagian dari seluruh ekonomi bisnis. Pengetahuan bisa saja diam-diam, seperti yang di deskripsikan oleh Michael aPolanyi. Model ini adalah terbuka dan menganggap susah untuk memprediksi dampak dari sebuah ukuran kebijakan. Teori itu juga kurang perhitungan. |
||
===Arsitektur=== |
===Arsitektur=== |
||
Arsitektur sering diperdebatkan oleh akademisi desain dan mereka berlatih desain untuk menjadi perusahaan holistik. |
Arsitektur sering diperdebatkan oleh akademisi desain dan mereka berlatih desain untuk menjadi perusahaan holistik. Ketika dipakai dalam konteks ini, holisme cenderung menyiratkan semua pandangan desain inklusif. Ciri ini dianggap eksklusif untuk arsitektur, berbeda dari profesi lain di dalamnya pada proyek desain. |
||
==Pengertian Holisme menurut para ahli dari berbagai cabang ilmu== |
==Pengertian Holisme menurut para ahli dari berbagai cabang ilmu== |
||
Baris 67: | Baris 67: | ||
Membangun dan memelihara organ-organ indera adalah penting, sehingga organ-organ akan berkembang ketika mereka meningkatkan kebugaran organisme. Lebih dari separuh otak dikhususkan untuk memproses informasi sensorik, dan otak itu sendiri mengkonsumsi sekitar seperempat dari sumber daya metabolisme seseorang, sehingga indera harus memberikan manfaat yang luar biasa untuk kebugaran. |
Membangun dan memelihara organ-organ indera adalah penting, sehingga organ-organ akan berkembang ketika mereka meningkatkan kebugaran organisme. Lebih dari separuh otak dikhususkan untuk memproses informasi sensorik, dan otak itu sendiri mengkonsumsi sekitar seperempat dari sumber daya metabolisme seseorang, sehingga indera harus memberikan manfaat yang luar biasa untuk kebugaran. |
||
Para ilmuwan yang mempelajari persepsi dan sensasi telah lama memahami indera manusia sebagai adaptasi. Persepsi terdiri dari pengolahan lebih dari setengah lusin isyarat visual, yang masing-masing didasarkan pada keteraturan dunia fisik. Visi berevolusi untuk merespon energi elektromagnetik yang berlimpah dan yang tidak tepat melalui obyek. Gelombang suara memberikan informasi yang berguna tentang sumber dan jarak ke obyek, hewan yang lebih besar membuat dan mendengar suara dengan frekuensi rendah dan hewan yang lebih kecil membuat dan mendengar dengan frekuensi suara lebih tinggi. Rasa dan bau menanggapi bahan kimia dalam lingkungan yang signifikan bagi kebugaran di EEA. Rasa sentuh sebenarnya banyak, termasuk tekanan, panas, dingin, gatal, dan menyakitkan. Sementara tidak menyenangkan, adalah adaptif. Adaptasi yang penting bagi indra adalah rentang pergeseran, di mana organisme menjadi lebih atau kurang peka terhadap sensasi. Misalnya, mata seseorang secara otomatis menyesuaikan diri dengan cahaya redup atau terang. Kemampuan sensori dari organisme yang berbeda seperti halnya dengan pendengaran kelelawar dalam menentukan lokasi dan ngengat yang telah berevolusi dengan cepat merespon suara yang dibuat kelelawar. |
Para ilmuwan yang mempelajari persepsi dan sensasi telah lama memahami indera manusia sebagai adaptasi. Persepsi terdiri dari pengolahan lebih dari setengah lusin isyarat visual, yang masing-masing didasarkan pada keteraturan dunia fisik. Visi berevolusi untuk merespon energi elektromagnetik yang berlimpah dan yang tidak tepat melalui obyek. Gelombang suara memberikan informasi yang berguna tentang sumber dan jarak ke obyek, hewan yang lebih besar membuat dan mendengar suara dengan frekuensi rendah dan hewan yang lebih kecil membuat dan mendengar dengan frekuensi suara lebih tinggi. Rasa dan bau menanggapi bahan kimia dalam lingkungan yang signifikan bagi kebugaran di EEA. Rasa sentuh sebenarnya banyak, termasuk tekanan, panas, dingin, gatal, dan menyakitkan. Sementara tidak menyenangkan, adalah adaptif. Adaptasi yang penting bagi indra adalah rentang pergeseran, di mana organisme menjadi lebih atau kurang peka terhadap sensasi. Misalnya, mata seseorang secara otomatis menyesuaikan diri dengan cahaya redup atau terang. Kemampuan sensori dari organisme yang berbeda seperti halnya dengan pendengaran kelelawar dalam menentukan lokasi dan ngengat yang telah berevolusi dengan cepat merespon suara yang dibuat kelelawar. |
||
Evolusi psikologi mengklaim bahwa persepsi menunjukkan prinsip modularitas, dengan mekanisme khusus menangani tugas-tugas persepsi tertentu. Misalnya, orang dengan kerusakan pada bagian tertentu dari otak menderita cacat tertentu yang tidak mampu mengenali wajah (prospagnosia). EP menunjukkan bahwa ini |
Evolusi psikologi mengklaim bahwa persepsi menunjukkan prinsip modularitas, dengan mekanisme khusus menangani tugas-tugas persepsi tertentu. Misalnya, orang dengan kerusakan pada bagian tertentu dari otak menderita cacat tertentu yang tidak mampu mengenali wajah (prospagnosia). EP menunjukkan bahwa ini yang disebut wajah-membaca modul. |
||
===General Scientific Status=== |
===General Scientific Status=== |
||
Pada paruh kedua abad ke-20, holisme mengarahkan kepada pemikiran sistem dan turunannya, seperti ilmu tentang kekacauan dan kompleksitas. Sistem dalam biologi, psikologi, sosiologi seringkali sangat kompleks sehingga perilaku mereka tampak "baru", dan tidak dapat disimpulkan dari sifat-sifat unsur pembentuknya saja. Holisme telah digunakan sebagai suatu slogan. Hal ini berkontribusi terhadap hambatan yang ditemui oleh interpretasi ilmiah terhadap holisme yang meyakini bahwa ada alasan ontologis yang mencegah model reduktif pada prinsipnya untuk menyediakan algoritma yang efisien dalam prediksi perilaku sistem dalam kelas-kelas tertentu. |
Pada paruh kedua abad ke-20, holisme mengarahkan kepada pemikiran sistem dan turunannya, seperti ilmu tentang kekacauan dan kompleksitas. Sistem dalam biologi, psikologi, sosiologi seringkali sangat kompleks sehingga perilaku mereka tampak "baru", dan tidak dapat disimpulkan dari sifat-sifat unsur pembentuknya saja. Holisme telah digunakan sebagai suatu slogan. Hal ini berkontribusi terhadap hambatan yang ditemui oleh interpretasi ilmiah terhadap holisme yang meyakini bahwa ada alasan ontologis yang mencegah model reduktif pada prinsipnya untuk menyediakan algoritma yang efisien dalam prediksi perilaku sistem dalam kelas-kelas tertentu. |
||
Holisme secara ilmiah percaya bahwa perilaku sistem tidak dapat diprediksi secara sempurna, tidak peduli berapa banyak data yang tersedia. Sistem alami dapat menghasilkan perilaku yang tidak terduga, dan diperkirakan bahwa perilaku sistem tersebut tidak dapat direduksi secara komputatif, sehingga tidak dapat memperkirakan keadaan sistem tersebut tanpa simulasi penuh semua kejadian yang terjadi dalam sistem. Karakteristik kunci dari perilaku tingkat tinggi pada kelas sistem tertentu dapat dimediasi oleh "kejutan" yang langka pada perilaku unsur-unsurnya karena prinsip interkonektivitas, sehingga tidak dapat diprediksi kecuali dengan metode brute-force. Stephen Wolfram memberikan contoh perilaku automata seluler, yang pada umumnya sangat simpel namun kadang sangat sulit diprediksi. |
Holisme secara ilmiah percaya bahwa perilaku sistem tidak dapat diprediksi secara sempurna, tidak peduli berapa banyak data yang tersedia. Sistem alami dapat menghasilkan perilaku yang tidak terduga, dan diperkirakan bahwa perilaku sistem tersebut tidak dapat direduksi secara komputatif, sehingga tidak dapat memperkirakan keadaan sistem tersebut tanpa simulasi penuh semua kejadian yang terjadi dalam sistem. Karakteristik kunci dari perilaku tingkat tinggi pada kelas sistem tertentu dapat dimediasi oleh "kejutan" yang langka pada perilaku unsur-unsurnya karena prinsip interkonektivitas, sehingga tidak dapat diprediksi kecuali dengan metode brute-force. Stephen Wolfram memberikan contoh perilaku automata seluler, yang pada umumnya sangat simpel namun kadang sangat sulit diprediksi. |
||
Teori kompleksitas (ilmu kompleksitas/ "science of complexity), merupakan turunan dari pemikiran sistem. Ilmu ini mencakup pendekatan komputasional dan holistik terhadap pemahaman sistem kompleks yang adaptif dan merupakan metode yang berlawanan dengan metode reduktif. Teori umum tentang kompleksitas telah diusulkan dan beberapa lembaga serta departemen yang berfokus pada teori kompleksitas telah bermunculan di seluruh dunia. |
Teori kompleksitas (ilmu kompleksitas/ "science of complexity), merupakan turunan dari pemikiran sistem. Ilmu ini mencakup pendekatan komputasional dan holistik terhadap pemahaman sistem kompleks yang adaptif dan merupakan metode yang berlawanan dengan metode reduktif. Teori umum tentang kompleksitas telah diusulkan dan beberapa lembaga serta departemen yang berfokus pada teori kompleksitas telah bermunculan di seluruh dunia. Diantaranya Institut Santa Fe merupakan yang paling terkenal. |
||
===Medicine=== |
===Medicine=== |
Revisi per 29 November 2012 13.37
Halaman ini sedang dipersiapkan dan dikembangkan sehingga mungkin terjadi perubahan besar. Anda dapat membantu dalam penyuntingan halaman ini. Halaman ini terakhir disunting oleh Tenti Okta Vika (Kontrib • Log) 4363 hari 190 menit lalu. Jika Anda melihat halaman ini tidak disunting dalam beberapa hari, mohon hapus templat ini. |
Holisme adalah suatu pemikiran yang menyatakan bahwa sistem alam semesta, baik yang bersifat fisik, kimiawi, hayati, sosial, ekonomi, mental-psikis, dan kebahasaan, serta segala kelengkapannya harus dipandang sebagai sesuatu yang utuh dan bukan merupakan kesatuan dari bagian-bagian yang terpisah. Sistem alam tidak dapat dipahami apabila kita mempelajarinya dengan cara memisahkan bagian-bagiannya: sistem harus dipelajari secara utuh sebagai suatu kesatuan.
Kata "holisme" pertama kali diperkenalkan pada tahun 1926 oleh Jan Smuts, seorang negarawan dari Afrika Selatan, dalam bukunya yang berjudul Holism and Evolution. Asal kata "holisme" diambil dari bahasa Yunani, holos, yang berarti semua atau keseluruhan. Smuts mendefinisikan holisme sebagai sebuah kecenderungan alam untuk membentuk sesuatu yang utuh sehingga sesuatu tersebut lebih besar daripada sekedar gabungan-gabungan bagian hasil evolusi.
Contoh holisme dapat ditemukan di sepanjang sejarah manusia dan dalam konteks sosial budaya yang paling beragam ditegaskan melalui banyak studi etnologi. Seorang misionaris dari Prancis, Maurice Leenhardt, mencetuskan istilah cosmomorfisme untuk mengindikasikan adanya hubungan timbal-balik yang sempurna antara seseorang dengan lingkungannya. Hal tersebut ditemukan pada masyarakat Melanesia di Kaledonia Baru. Untuk masyarakat di daerah tersebut, seorang individu yang terisolasi tidak memiliki status yang jelas sampai dia menemukan posisinya di lingkungan tersebut. Dengan mengenal seorang individu, tidak dapat dijadikan patokan bahwa kita telah mengenal sebuah komunitas.
Lawan dari holisme adalah reduksionisme, yaitu suatu paham yang menyatakan bahwa suatu sistem yang kompleks dapat dijelaskan dengan cara mempelajari hal-hal yang menjadi dasar sistem tersebut (reduction). Misalnya, suatu proses biologis dapat dijelaskan melalui proses kimiawi. Lalu proses kimiawi tersebut dapat diterangkan melalui proses fisika. Akibatnya, proses fisika dapat menjelaskan proses kimiawi yang menjadi dasar terjadinya proses biologis.Nicholas A. Christakis, seorang ilmuwan dalam bidang sosial dan fisika, menyatakan bahwa dalam beberapa abad terakhir, proyeksi Cartesius dalam ilmu pengetahuan berhasil memisahkan suatu permasalahan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dengan tujuan untuk memperoleh suatu pemahaman. Dan hal tersebut berhasil dalam batasan-batasan tertentu. Namun, menyatukan kembali bagian-bagian kecil tersebut untuk memahaminya sebagai suatu kesatuan yang utuh lebih sulit untuk dilakukan.