Lompat ke isi

Petrus Abelardus: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Xqbot (bicara | kontrib)
k r2.7.3) (bot Menambah: sh:Pierre Abélard
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 59 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q4295
Baris 41: Baris 41:
{{Link GA|de}}
{{Link GA|de}}
{{Link GA|eo}}
{{Link GA|eo}}

[[ar:بيار أبيلار]]
[[az:Pyer Abelar]]
[[be:П'ер Абеляр]]
[[bg:Пиер Абелар]]
[[br:Pierre Abélard]]
[[bs:Pierre Abélard]]
[[ca:Pere Abelard]]
[[ckb:پیتەر ئەبیلارد]]
[[co:Pierre Abélard]]
[[cs:Pierre Abélard]]
[[cy:Pierre Abélard]]
[[da:Peter Abelard]]
[[de:Petrus Abaelardus]]
[[el:Πέτρος Αβελάρδος]]
[[en:Peter Abelard]]
[[eo:Abelardo]]
[[es:Pedro Abelardo]]
[[et:Pierre Abélard]]
[[eu:Petri Abelardo]]
[[fa:پی‌یر آبلار]]
[[fi:Pierre Abélard]]
[[fr:Pierre Abélard]]
[[ga:Pierre Abélard]]
[[gl:Pierre Abélard]]
[[he:פייר אבלר]]
[[hr:Petar Abelard]]
[[hu:Pierre Abélard]]
[[hy:Պիեր Աբելյար]]
[[it:Pietro Abelardo]]
[[ja:ピエール・アベラール]]
[[ka:პიერ აბელარი]]
[[kk:Пьер Абеляр]]
[[ko:피에르 아벨라르]]
[[ky:Пьер Абеляр]]
[[la:Petrus Abaelardus]]
[[lmo:Abelard]]
[[lv:Pjērs Abelārs]]
[[ml:പീറ്റർ അബലാർഡ്]]
[[ms:Pierre Abélard]]
[[nl:Petrus Abaelardus]]
[[nn:Pierre Abélard]]
[[no:Peter Abelard]]
[[pl:Piotr Abelard]]
[[pt:Pedro Abelardo]]
[[ro:Pierre Abélard]]
[[ru:Пьер Абеляр]]
[[scn:Petru Abbilardu]]
[[sh:Pierre Abélard]]
[[sk:Pierre Abélard]]
[[sl:Pierre Abélard]]
[[sq:Pjer Abelardi]]
[[sr:Пјер Абелар]]
[[sv:Pierre Abélard]]
[[tr:Pierre Abélard]]
[[tt:Пьер Абеляр]]
[[uk:П'єр Абеляр]]
[[vi:Pierre Abélard]]
[[yo:Peter Abelard]]
[[zh:彼得·阿伯拉]]

Revisi per 1 April 2013 17.52

Abelardus dan Héloïse

Petrus Abelardus adalah seorang filsuf dan teolog yang terkenal pada Abad Pertengahan.[1] Ia dipandang sebagai pendiri skolastisisme bersama dengan Anselmus dari Canterbury.[1]

Riwayat Hidup

Ia dilahirkan di le Pallet, dekat Nantes, Perancis, pada tahun 1079.[1] Nama aslinya adalah Pierre de Palais.[1] Ia belajar kepada seorang filsuf Nominalis yang bernama Roscellinus, dan juga kepada William dari Champeaux yang merupakan seorang filsuf Realisme.[1] Abaelardus tidak mengikuti salah satu posisi yang dianut gurunya, melainkan mengembangkan ajarannya sendiri yang dinamakan konseptualisme.[2] Ia kemudian belajar di bawah bimbingan Anselmus dari Laon.[3] Sama seperti sebelumnya, Abelardus memilih untuk mengembangkan ajarannya sendiri dengan memberikan kuliah kepada murid-murid Anselmus yang lain untuk menandingi gurunya itu.[3]

Abelardus lalu berangkat ke Paris dan tinggal bersama imam Fulbertus yang bertugas di Katedral Notre Dame.[3] Di sana, ia menjadi guru pembimbing dari Heloise, keponakan Fulbertus yang berkepribadian menarik sekaligus seorang anak yang cerdas.[3] Hubungan Abelardus dan Heloise menjadi lebih dekat hingga akhirnya Heloise mendapat anak laki-laki.[3] Hal ini membuat Fulbertus amat marah sehingga keduanya dipisahkan.[3] Heloise dimasukkan dalam biara sementara Abelardua harus mengakhiri pendidikannya.[3] Abelardus sering mengalami ketegangan dengan Bernardus dari Clairvaux.[4] Bernardus bahkan pernah mengirimkan surat kepada Paus Innocentius III dan para uskup lainnya untuk menentang Abelardus.[4] Tanpa ada pengadilan terhadap dirinya, Abelardus kemudian dianggap sesat di Konsili Sens yang dilaksanakan tahun 1141.[4] Ia meninggal pada tanggal 21 April 1142.[1]

Pemikiran

Tentang Sikap Batin

Salah satu pemikiran Abelardus yang terkenal di bidang etika adalah tentang kemurnian sikap batin.[2] Dalam tulisannya yang berjudul "Kenalillah Dirimu Sendiri" (dalam bahasa Latin Scito te ipsum), yang ditulis pada tahun 1130, ia mengajarkan bahwa suatu tindakan lahiriah selalu bersifat netral.[2] Yang membuat suatu tindakan bermoral atau tidak adalah maksud atau sikap batin dari orang tersebut.[2] Maksudnya, apakah batin orang tersebut menyetujui tindakan yang diambil itu.[2] Oleh karena itu, suatu hal yang dianggap tidak pantas, belum dapat dinilai baik atau buruk.[2] Bila batin orang itu di dalam batinnya menyetujui atau mengiyakan sesuatu yang tidak pantas itu, maka barulah itu dianggap dosa.[2]

Teori Pengaruh Moral

Abelardus mengemukakan sebuah teori pendamaian klasik yang dikenal sebagai teori pengaruh moral.[5] Dalam pemikiran Abelardus, peristiwa kematian Yesus di kayu salib menunjukkan Allah yang penuh kasih.[5] Kasih Allah kepada manusia adalah kasih tanpa syarat sehingga ia tidak menuntut apapun dari manusia bahkan sekali pun manusia telah jatuh dalam dosa.[5] Penyaliban Kristus menjadi undangan dari Allah kepada manusia mengubah kehidupannya dari yang penuh dengan dosa menjadi kehidupan yang penuh kasih.[5] Karya Yesus melalui pelayanan-Nya selama ia hidup hingga peristiwa kematian-Nya menjadi teladan moral bagi manusia.[5] Bagi Abelardus, dengan menyaksikan Kristus yang disalib, manusia akan membuka hati dan menerima kasih Allah.[5]

Karya

Abelardus mengarang beberapa buku berikut:[1]

  • Sic et non (Ya dan Tidak) yang ditulis tahun 1122.
  • Historia Calamitatum (Sejarah Nasib Malang)
  • Introductio ad Theologia (Pengantar ke dalam Teologi)
  • Theologia Christiana (Teologi Kristen)

Referensi

  1. ^ a b c d e f g F.D. Wellem. 1987. Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh dalam Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hal. 1-3.
  2. ^ a b c d e f g Simon Petrus L. Tjahjadi. 2004. Petualangan Intelektual. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 127-129.
  3. ^ a b c d e f g {id} Tony Lane. 2007. Runtut Pijar:Sejarah Pendidikan Kristiani. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hal. 92.
  4. ^ a b c {id} William Johnston. 1995. Teologi Mistik: Ilmu Cinta. Yogyakarta:Kanisius. 45.
  5. ^ a b c d e f {id} Joas Adiprasetya. 2010. Berdamai dengan Salib. Jakarta:Grafika KreasIndo. Hal. 40-41.

Templat:Link GA Templat:Link GA