Zainal Abidin Ahmad: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Rahmatdenas (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Zainal Abidin Ahmad''' adalah seorang wartawan yang berasal dari [[Sumatera Barat]] dan pernah menjadi pimpinan sebuah koran bernama [[Panji Islam]].<ref name="Ensiklopedi">{{cite book| author=Shadily, Hassan | title=Ensiklopedi Indonesia | publisher= Ichtiar Baru - Van Hoeve| year=1984}}</ref> Koran ini berlokasi di [[Medan]], [[Sumatera Utara]].<ref name=D.Noer>{{cite book |first=Deliar |last=Noer |authorlink=Deliar Noer |title=Mohammad Hatta:Hati Nurani Bangsa |pages=50-51 |publisher=Penerbit Kompas |location=Jakarta |isbn=978-979-709-633-5}}</ref> Pada awalnya, Zainal Abidin Ahmad bercita-cita menjadi seorang guru, akan tetapi pada saat itu terdapat larangan dari [[Ordonansi Sekolah Liar]] oleh |
'''Zainal Abidin Ahmad''' adalah seorang wartawan yang berasal dari [[Sumatera Barat]] dan pernah menjadi pimpinan sebuah koran bernama ''[[Panji Islam]]''.<ref name="Ensiklopedi">{{cite book| author=Shadily, Hassan | title=Ensiklopedi Indonesia | publisher= Ichtiar Baru - Van Hoeve| year=1984}}</ref> Koran ini berlokasi di [[Medan]], [[Sumatera Utara]].<ref name=D.Noer>{{cite book |first=Deliar |last=Noer |authorlink=Deliar Noer |title=Mohammad Hatta:Hati Nurani Bangsa |pages=50-51 |publisher=Penerbit Kompas |location=Jakarta |isbn=978-979-709-633-5}}</ref> Pada awalnya, Zainal Abidin Ahmad bercita-cita menjadi seorang guru, akan tetapi pada saat itu terdapat larangan dari [[Ordonansi Sekolah Liar]] oleh pemerintah Hindia-Belanda. Karena hal tersebut, ia menggeluti bidang kewartawanan.<ref name="Ensiklopedi"/> Pada tahun 1931–1935, ia mendapat kesempatan untuk memimpin [[Persatuan Muslimin Indonesia|Permi]] (Persatuan Muslimin Indonesia) di Padang dan Medan. |
||
Dua tahun kemudian, ia mendirikan suatu organisasi bagi para sesama wartawan yang ingin berfokus pada perjuangan Islam. Ia melanjutkan kariernya dalam bidang kewartawanan dengan menjadi pemimpin surat kabar Fajar Asia, dan menjadi anggota redaksi surat kabar Berita Malaya di Singapura. Ketertarikannya dalam organisasi mengantarkan Zainal Abidin Ahmad menjadi ketua umum Masyumi seluruh Sumatera.<ref name="Ensiklopedi"/> Kemudian, ia menjadi wakil ketua DPR masa jabatan |
Dua tahun kemudian, ia mendirikan suatu organisasi bagi para sesama wartawan yang ingin berfokus pada perjuangan Islam. Ia melanjutkan kariernya dalam bidang kewartawanan dengan menjadi pemimpin surat kabar ''Fajar Asia'', dan menjadi anggota redaksi surat kabar ''Berita Malaya'' di Singapura. Ketertarikannya dalam organisasi mengantarkan Zainal Abidin Ahmad menjadi ketua umum Masyumi seluruh Sumatera.<ref name="Ensiklopedi"/> Kemudian, ia menjadi wakil ketua DPR masa jabatan 1955–1959.<ref name=D.Noer/> |
||
== Rujukan == |
== Rujukan == |
Revisi per 23 Februari 2013 08.55
Zainal Abidin Ahmad adalah seorang wartawan yang berasal dari Sumatera Barat dan pernah menjadi pimpinan sebuah koran bernama Panji Islam.[1] Koran ini berlokasi di Medan, Sumatera Utara.[2] Pada awalnya, Zainal Abidin Ahmad bercita-cita menjadi seorang guru, akan tetapi pada saat itu terdapat larangan dari Ordonansi Sekolah Liar oleh pemerintah Hindia-Belanda. Karena hal tersebut, ia menggeluti bidang kewartawanan.[1] Pada tahun 1931–1935, ia mendapat kesempatan untuk memimpin Permi (Persatuan Muslimin Indonesia) di Padang dan Medan.
Dua tahun kemudian, ia mendirikan suatu organisasi bagi para sesama wartawan yang ingin berfokus pada perjuangan Islam. Ia melanjutkan kariernya dalam bidang kewartawanan dengan menjadi pemimpin surat kabar Fajar Asia, dan menjadi anggota redaksi surat kabar Berita Malaya di Singapura. Ketertarikannya dalam organisasi mengantarkan Zainal Abidin Ahmad menjadi ketua umum Masyumi seluruh Sumatera.[1] Kemudian, ia menjadi wakil ketua DPR masa jabatan 1955–1959.[2]
Rujukan
- ^ a b c Shadily, Hassan (1984). Ensiklopedi Indonesia. Ichtiar Baru - Van Hoeve.
- ^ a b Noer, Deliar. Mohammad Hatta:Hati Nurani Bangsa. Jakarta: Penerbit Kompas. hlm. 50–51. ISBN 978-979-709-633-5.