Lompat ke isi

Emral Djamal: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 39: Baris 39:
* [[Pencak silat]]:
* [[Pencak silat]]:
** Anggota Pengurus Daerah (sekarang Pengurus Provinsi) [[Ikatan Pencak Silat Indonesia]] ([[IPSI]]) Sumatera Barat, (1981-sekarang 2012).
** Anggota Pengurus Daerah (sekarang Pengurus Provinsi) [[Ikatan Pencak Silat Indonesia]] ([[IPSI]]) Sumatera Barat, (1981-sekarang 2012).
** Juri Seni dan Beladiri pada Kejuaraan Dunia Pencak Silat, Jakarta (1992).
** Juri Seni dan Beladiri pada Kejuaraan Dunia Pencak Silat, Jakarta (1992) yang pada waktu itu presiden [[Persilat]] dijabat oleh [[Eddie M Narapralaya]] dan [[Prabowo Subianto]] menjabat sebagai ketua panitia.
** Dewan Pendekar Nasional pada Festival Pencak Silat Nasional I di Padepokan Pencak Silat PB. IPSI, Jakarta (2003)
** Dewan Pendekar Nasional pada Festival Pencak Silat Nasional I di Padepokan Pencak Silat PB. IPSI, Jakarta (2003)
** Salah seorang penggagas dan aktivitis dari Galanggang Siliah Baganti (GSB) yang merupakan ajang pertemuan silat tradisional di Minangkabau
** Salah seorang penggagas dan aktivitis dari Galanggang Siliah Baganti (GSB) yang merupakan ajang pertemuan silat tradisional di Minangkabau

Revisi per 27 April 2013 11.11

Emral Djamal Datuk Rajo Mudo
Emral Djamal Datuk Rajo Mudo
Lahir22 Maret 1944 (umur 80)
Belanda Nagari Bayang, Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Hindia-Belanda
KebangsaanIndonesia
PekerjaanBudayawan, Sastrawan

Emral Djamal Datuk Rajo Mudo (lahir 22 Maret 1944) adalah seorang budayawan, penggali dan penggerak silat tradisional Minangkabau, sekaligus penghulu dari Suku Tanjung di Nagari Bayang. Beliau sering menjadi narasumber dan pemakalah pada berbagai forum diskusi tentang budaya alam Minangkabau, baik di dalam atau di luar daerah Sumatera Barat. Tulisan-tulisannya banyak dimuat dalam beberapa harian yang terbit di Padang. Beliau banyak menulis tentang silek, adat, dan sejarah Minangkabau yang digali dari warisan tradisi di Minangkabau yang berupa pidato-pidato adat, gelar-gelar adat, pitutur, wawancara dengan para pemuka adat dan tuo silek, pepatah petitih, dan naskah-naskah kuno. Beliau menjadi salah seorang penggerak kegiatan Galanggang Siliah Baganti (GSB), suatu acara festival silat tradisional Minangkabau sebagai bentuk nyata dari upaya mempertahankan tradisi silek di Minangkabau dari kepunahan.

Sejak tahun 1989, beliau mulai menelusuri, meneliti, dan menulis sejarah Kesultanan Inderapura atas permintaan Sutan Boerhanoeddin Sultan Firmansyah Alamsyah, ahli waris Kerajaan Kesultanan Inderapura agar tidak tenggelam begitu saja karena lokasi Inderapura saat sekarang terpencil dan jauh dari pusat kota. Sulit membayangkan saat sekarang bahwa Kerajaan Inderapura di masa lalu adalah daerah yang besar dan ramai dikunjungi oleh berbagai bangsa di seluruh dunia. Penelitian tersebut kemudian dimuat di Harian Singgalang dalam bentuk tulisan bersambung dan naskah ranji raja-raja di Kesultanan Inderapura yang dimiliki oleh Soetan Boerhanoeddin dipublikasikan pada Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara VIII di Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, 26–28 Juli 2004.

Karya-karya

  • Penyusun kaba Pusako Minangkabau, Bonsu Pinang Sibaribuik, kisah yang dilatarbelakangi perjuangan masyarakat Minangkabau di Pesisir Selatan melawan Portugis [1]. Kaba ini mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan akademisi yang mengungkapkan tentang human trafficking di masa lalu yang jarang disebutkan di dalam karya sastra Indonesia [2]. Penulisan kaba ini disponsori oleh salah seorang pejabat tinggi dari Malaysia Dr. Rais Yatim [3]
  • Puisi
    • Rindu Dan Bayang-Bayang Putih (kumpulan puisi) bersama dengan A. Caniago Hr. Dt. Rajo Sampono (alm.), Taman Budaya Padang, (ca. 1994)
    • Layang Layang Darek (kumpulan puisi), penerbit Dewan Kesenian Sumatra Barat (1997)
    • Kulindan Sumur Tua (kumpulan puisi), belum diterbitkan, tapi sudah dibacakan beberapa kali di Taman Budaya, Padang.
  • Silek Kato (Silat Kata) dimuat di surat kabar Mingguan Singgalang, Padang dari Minggu 9 Maret sampai dengan 14 September 2003 [4]
  • Sejarah Minangkabau (berbagai tulisan sudah dimuat di mass media di Sumatera Barat)
    • Menelusuri Jejak Lamin-Lamin Sejarah Alam Minangkabau: Kesultanan Inderapura Teluk Air Dayo Puro di Pesisir Selatan, dimuat secara bersambung di Mingguan Singgalang (1996)
    • Menelusuri jejak sejarah dan salasilah kerajaan usali Kesultanan Inderapura di Pesisir Selatan, Sumatera Barat [5]
    • Melayu, Suwarnabhumi Pulau Ameh, Pulau Paco [6]
    • Kekuasaan Portugis dan Aceh di Rantau Pesisir Barat [7]
    • Menikam Jejak Sejarah Melayu Nusantara dari Pusat Pulau Emas, Sumatera [8]
    • Datuak Di Ngalau, Dapunta Hyang Sailendra Gunung Marapi [9]
    • Banda Sapuluah dan Rantau Sungai Pagu [10]
    • Catatan Tentang Puti Indojalito dan Puto Indojati [11]
    • Silek Kato, Mengungkap Misteri Salasilah Sejarah Minangkabau dan Rantaunya (1-15) diterbitkan di Mingguan Singgalang di Padang sejak 16 Maret 2003 s/d 31 Agustus 2003

Kegiatan-kegiatan

  • Pencak silat:
    • Anggota Pengurus Daerah (sekarang Pengurus Provinsi) Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sumatera Barat, (1981-sekarang 2012).
    • Juri Seni dan Beladiri pada Kejuaraan Dunia Pencak Silat, Jakarta (1992) yang pada waktu itu presiden Persilat dijabat oleh Eddie M Narapralaya dan Prabowo Subianto menjabat sebagai ketua panitia.
    • Dewan Pendekar Nasional pada Festival Pencak Silat Nasional I di Padepokan Pencak Silat PB. IPSI, Jakarta (2003)
    • Salah seorang penggagas dan aktivitis dari Galanggang Siliah Baganti (GSB) yang merupakan ajang pertemuan silat tradisional di Minangkabau
    • Ketua Unit Khusus Galanggang Siliah Baganti (GSB) Pengurus Provinsi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sumatera Barat (2012-2016)
    • Wasit dan Juri Pencak Silat di berbagai kegiatan pertandigan Pencak Silat, terutama Silat Tradisional Minangkabau.
  • Pagelaran Seni
  • Staf Pengajar
    • Mengajar falsafah Budaya Alam Minangkabau pada kursus yang diselenggarakan oleh Sanggar Teater Fauziah Nawi Sdn. Berhad, Selangor Darul Ehsan bekerjasama dengan Akademi Penulis Nasional Malaysia di Rumah PENA (Pusat Penulis Nasional) Kuala Lumpur (Juli 2000),
    • Staf Pengajar Luar Biasa di Jurusan Sastra Minangkabau, Fakultas Sastra Sastra Universitas Andalas (?-?).
  • Anggota Dewan Kesenian Sumatera Barat (DKSB) – Komite Daerah (1993-1996)
  • Pengasuh Grup Kajian Tradisi Minangkabau pada Komunitas Salimbado Buah Tarok-Padang sampai sekarang
  • Pengasuh Rubrik “Taruko” pada Suara Afta Tabloid Pertanian, Universitas Andalas sampai sekarang (2012). [12]

Seminar-seminar

  • Pertemuan Sastrawan Nusantara X, Pertemuan Sastrawan Malaysia I, 1999 di Negeri Johor Darul Ta’zim, Malaysia.
  • Pembicara dan memberi Pembekalan pada Pelatihan Guru / Kordinator Kesenian / Budaya Alam Minangkabau di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Padang, yang dilaksanakan pada tanggal 3 s/d 11 Juni 2003 di Padang.
  • Pembicara dalam Simposium International Pernaskahan Nusantara VIII yang diselenggarakan di Kampus UIN-Syarif Hidayatullah – Ciputat, Jakarta bersama Kelompok Kajian Puitika pimpinan M. Yusuf M.Hum, ahli filologi Universitas Andalas, Padang, dengan kertas kerja: Menelusuri Jejak Sejarah: Manuskrip Kerajaan Usali Kesultanan Inderapura Di Pesisir Selatan – Sumatera Barat (26-28 Juli 2004)[13]
  • Pembicara pada diskusi tentang “ Padang Sejarah dan Budayanya” yang diselenggarakan oleh Museum Adityawarman Padang, 8 November 2007.[14]

Penghargaan-penghargaan

Referensi