Mudik: Perbedaan antara revisi
k bukan dari bahasa Jawa. |
k catatan |
||
Baris 4: | Baris 4: | ||
Beban yang paling berat yang dihadapi dalam mudik adalah penyediaan sistem [[transportasi]]nya karena secara bersamaan jumlah [[masyarakat]] menggunakan [[angkutan umum]] atau kendaraan melalui jaringan jalan yang ada sehingga sering mengakibatkan [[penumpang]]/pemakai perjalanan menghadapi ke[[macet]]an, penundaan perjalanan. |
Beban yang paling berat yang dihadapi dalam mudik adalah penyediaan sistem [[transportasi]]nya karena secara bersamaan jumlah [[masyarakat]] menggunakan [[angkutan umum]] atau kendaraan melalui jaringan jalan yang ada sehingga sering mengakibatkan [[penumpang]]/pemakai perjalanan menghadapi ke[[macet]]an, penundaan perjalanan. |
||
== Catatan == |
|||
{{reflist}} |
|||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
Revisi per 6 Agustus 2013 12.53
Mudik adalah kegiatan perantau/ pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Lebaran. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan, selain tentunya juga sowan dengan orang tua. Tradisi mudik muncul pada beberapa negara berkembang dengan mayoritas penduduk Muslim, seperti Indonesia dan Bangladesh.[1]
Angkutan mudik
Beban yang paling berat yang dihadapi dalam mudik adalah penyediaan sistem transportasinya karena secara bersamaan jumlah masyarakat menggunakan angkutan umum atau kendaraan melalui jaringan jalan yang ada sehingga sering mengakibatkan penumpang/pemakai perjalanan menghadapi kemacetan, penundaan perjalanan.
Catatan
- ^ Tradisi Mudik di Bangladesh
Pranala luar
Serba serbi foto mudik
-
mudik di pelabuhan penyeberangan Ujung Surabaya
-
Menunggu kapal di Gilimanuk
-
Mobil yang menunggu diseberangkan ke Sumatera di pelabuhan Merak