Lompat ke isi

Hati nurani: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
k dipindahkan -- dirasa kurang ensiklopedis
Baris 9: Baris 9:
Ada beberapa bentuk komunikasi yang biasanya digunakan oleh hati nurani yaitu berbicara dengan diri atau dialog batin,melalui perasaan,melalui ide yang menginspirasi,melalui pergeseran pandangan,serta secara kebetulan.<ref name="Gunawan">Adi W.Gunawan.2009.Quitters Can Win. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.37-39</ref> Berbicara dengan diri atau dialog batin merupakan salah satu cara hati nurani berkomunikasi, misalnya saat hening kita sering mendengar suara hati dengan jelas.<ref name="Gunawan"></ref> Melalui perasaan misalnya saat kita saat kita akan melakukan sesuatu, sering kali ada perasaan tertentu yang memberikan sinyal apakah kita bisa terus atau berhenti, jika kita cukup tanggap kita akan merasakan bahwa perasaan ini memberikan sinyal yang cukup keras dari suara hati nurani.<ref name="Gunawan"></ref> Melalui Ide yang menginspirasi
Ada beberapa bentuk komunikasi yang biasanya digunakan oleh hati nurani yaitu berbicara dengan diri atau dialog batin,melalui perasaan,melalui ide yang menginspirasi,melalui pergeseran pandangan,serta secara kebetulan.<ref name="Gunawan">Adi W.Gunawan.2009.Quitters Can Win. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.37-39</ref> Berbicara dengan diri atau dialog batin merupakan salah satu cara hati nurani berkomunikasi, misalnya saat hening kita sering mendengar suara hati dengan jelas.<ref name="Gunawan"></ref> Melalui perasaan misalnya saat kita saat kita akan melakukan sesuatu, sering kali ada perasaan tertentu yang memberikan sinyal apakah kita bisa terus atau berhenti, jika kita cukup tanggap kita akan merasakan bahwa perasaan ini memberikan sinyal yang cukup keras dari suara hati nurani.<ref name="Gunawan"></ref> Melalui Ide yang menginspirasi
==Pembinaan Hati Nurani==
Hati nurani harus dididik, seperti juga akal budi [[manusia]] membutuhkan [[pendidikan]].<ref name="Bertens"></ref> Hati nurani antara lain dapat dibina dengan :
*Selalu mengikuti hati nurani dalam segala hal.<ref name="Lalu Pr">Yosep Lalu Pr .2010.Manusia Menggumuli Makna Hidupnya. Yogyakarta:Kanisius.60</ref>
#Seseorang yang selalu berbuat sesuai hati nuraninya,hati nurani itu akan semakin tenang terang dan berwibawa.
#Seseorang yang mengikuti dorongan hati nurani, keyakinan akan menjadi sehat dan kuat.
*Mencari keterangan pada sumber yang baik.<ref name="Lalu Pr"></ref>
#Dengan membaca kitab suci, serta buku-buku yang dapat dipercaya.
#Dengan bertanya kepada orang yang mempunyai [[pengetahuan]] dan pengalaman.
#Ikut dalam kegiatan [[rohani]].
*Intropeksi diri : Intropeksi atas diri sendiri sangat penting untuk dapat selalu mengarahkan hidup kita.<ref name="Lalu Pr"></ref>
*Membiasakan diri untuk menjalankan perbuatan-perbuatan baik.<ref name="Bele">Antonius Bele.2007.Menjadi Murid Yesus. Yogyakarta:Kanisius.23</ref>
Hati nurani dapat bertindak sebagai pemandu dalam kehidupan karena hal itu kita perlu menguatkan hati nurani dengan cara membuat seorang individu mengatahui bahwa tindakan tersebut dapat merugikan orang lain.<ref name="Borba">Michele Borba.2010.Parenting Solutions. Jakarta:PT Elex Media Komputindo.221</ref>
Walaupun dia tidak dapat membatalkan ''kesalahannya'', dia bisa memberi tahu korban bahwa dia menyesal.<ref name="Borba"></ref>

===Dua Pilihan Jalan Kehidupan===
[[Manusia]] memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain, ''kebebasan hati'' dalam memilih jalan hidupnya.<ref name="Santoso">Eko Jalu Santoso.2007.Revolusi Hati Nurani. Jakarta:PT Elex Media Komputindo.23</ref> Ada dua pilihan jalan hidup yang biasanya terjadi dalam proses kehidupan yaitu mengikuti hati nurani dan mengabaikan suara hati nurani. Mengikuti hati nurani ialah menjalankan hidup bedasarkan suara hati nurani yaitu menempatkan suara hati nurani sebagai pemimbing dalam setiap langkah kehidupan.<ref name="Santoso"></ref> Mengabaikan hati nurani ialah kita tidak mendengarkan apa yang disuarakan oleh hati nurani yang biasanya berpotensi membawa [[manusia]] pada kegagalan.
==Referensi==
==Referensi==
{{Reflist}}
{{Reflist}}

Revisi per 5 Mei 2014 03.50

Hati nurani merupakan suatu sikap penilaian atau pertimbangan yang muncul dari inti hati seseorang

Hati Nurani adalah norma perbuatan terkait dengan rasa kebersalahan dan merupakan inti dari hati kita.[1] [2] Hati nurani dapat bertindak sebagai pemandu dalam pengambilan keputusan dari segi moral.[1] [3] Menggunakan hati nurani merupakan hak masing-masing dari setiap individu.[1]

Jenis Hati Nurani

Hati nurani dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu retrospektif dan prospektif. Hati nurani restrokpektif mampu memberikan penilaian tentang baik atau buruknya suatu perbuatan yang dilakukan seseorang pada masa lalu.[1]Hati nurani prospeksi mampu memberikan penilaian tentang baik atau buruknya seseorang kemasa depan.[1]

Sifat Hati nurani

Dalam konteksnya hati nurani terbagi menjadi tiga sifat yaitu personal,adipersonal, dan mutlak.[1] Hati nurani bersifat personal selalu berkiatan erat dengan pribadi bersangkutan serta sering berbicara atas nama saya atau hanya pemberi penilaian tentang perbuatan dirinya sendiri.[1] Hati nurani bersifat adipersonal merupakan bentuk hati nurani yang kita sebagai individu hanya menjadi pendengar, serta terlihat aspek trasenden yang melebihi pribadi kita.[4] Hati nurani bersifat mutlak merupakan bentuk sifat khas hati nurani yang berlaku mutlak, atau posisi disaat hati nurani yang mendesak hati kita untuk menaati bisikkannya seakan-akan menyadarkan kita terhadap kewajiban atau mengingatkan kita kepada suatu hal yang harus atau tidak boleh kita lakukan.[4]

Memahami Komunikasi Suara Hati nurani

Ada beberapa bentuk komunikasi yang biasanya digunakan oleh hati nurani yaitu berbicara dengan diri atau dialog batin,melalui perasaan,melalui ide yang menginspirasi,melalui pergeseran pandangan,serta secara kebetulan.[5] Berbicara dengan diri atau dialog batin merupakan salah satu cara hati nurani berkomunikasi, misalnya saat hening kita sering mendengar suara hati dengan jelas.[5] Melalui perasaan misalnya saat kita saat kita akan melakukan sesuatu, sering kali ada perasaan tertentu yang memberikan sinyal apakah kita bisa terus atau berhenti, jika kita cukup tanggap kita akan merasakan bahwa perasaan ini memberikan sinyal yang cukup keras dari suara hati nurani.[5] Melalui Ide yang menginspirasi

Referensi

  1. ^ a b c d e f g K. Bertens.2007.Etika. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.62-68
  2. ^ Irmansyah Effendi.2011.Hati Nurani. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.9-17
  3. ^ E.Y Kanter.2001.Etika Profesi Hukum. United States:The University of Michigan.20
  4. ^ a b Antonius Atosokhi Gea.2004.Relasi dengan Tuhan. Jakarta:PT Elex Media Komputindo.57
  5. ^ a b c Adi W.Gunawan.2009.Quitters Can Win. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.37-39