Abdullah bin Abdul Muthalib: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
k BP47Dhorifah memindahkan halaman Abdullah bin Syaibah ke Abdullah Ibn Abdul Muthalib menimpa pengalihan lama: Sesuai dengan Ensiklopedia Indonesia |
(Tidak ada perbedaan)
|
Revisi per 19 Juni 2014 14.14
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP47Dhorifah (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 27 Juni 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 15 Mei 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP47Dhorifah (Kontrib • Log) 3798 hari 283 menit lalu. |
Abdullah bin Syaibah (bahasa arab: عبدالله بن شيبة) atau lebih dikenal dengan Abdullah bin Abdul-Muthalib adalah ayah dari Nabi Muhammad yang merupakan anak terkecil dari sepuluh bersaudara.[1][2] Istri atau ibunya Nabi Muhammad bernama Aminah binti Wahab.[1] Dari perkawinannya ini,dia hanya memiliki satu anak saja, yaitu Muhammad.[3] Abdullah meninggal dunia dalam perjalanan dagang ke Syiria, yakni sewaktu Rasul masih dalam kandungan sang ibu.[1] Dia meninggal saat usianya mencapai 25 tahun, lahir di tahun 545 dan meninggal tahun 570.
Genealogi
Silsilah lengkapnya adalah:
عبدالله بن عبد المطلب ابن هاشم بن عبد مناف بن قصي بن كلاب بن مرة بن كعب بن لؤي بن غالب ابن فهر بن مالك بن النضر بن كنانة بن خزيمة بن مدركة بن الياس بن مضر بن نزار بن معد بن عدنان
Dalam huruf latin, 'Abdullah bin 'Abdul-Muththalib bin Hasyim (Amr) bin Abdul Manaf (al-Mughira) bin Qushay (Zaid) bin Kilab bin Murrah bin Ka`b bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr (Quraish) bin Malik bin an-Nadr (Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudar bin Nizar bin Ma`ad bin Adnan.[2]
Perjalanan hidup
Kelahiran Abdullah merupakan periode kelima dari periode perhitungan Arab di zaman jahiliyah, bahkan bisa dikatakan bahwa waktu kelahirannya bersamaan dengan waktu penggalian sumur zam-zam.[4] Ketika menikah dengan Aminah, usianya kira-kira baru mencapai 24 tahun, sedang sang ayah sudah tujuh puluh tahun yang mana ketika itu Abrahah menyerang kota Mekkah dan berusaha menghancurkan Ka'bah.[4]
Sebelum menikah, Muththalib membawanya ke kawasan Bani Zuhrah untuk menemui Wahab bin Manaf bin Zuhrah, ayah dari Aminah yang juga menjadi pemimpin kaumnya yang terpandang serta berpengaruh.[4] Setelah itu, barulah mereka menyampaikan lamaran.[4] Namun, sebagian ahli sejarah berberda pendapat mengenai hal ini, mereka mengatakan bahwa Abdul ketika itu tidak pergi ke rumah Wahab, melainkan ke rumah Ahyab (paman) karena kala itu ayahnya Aminah sudah meninggal dunia.[4]
Lihat pula
Referensi
- ^ a b c Shadily, Hassan.Ensiklopedia Indonesia.Jakarta:Ichtiar Baru Van Hoeve.Hal 53
- ^ a b "Abdullah bin Syaibah". Triguna Web. Diakses tanggal 26 Mei 2014.
- ^ Nasution, Harun (1992).Ensiklopedi Islam Indonesia.Jakarta:Djambatan. Hal 17
- ^ a b c d e Al-Mahlawi, Hanafi (2002).Harum Semerbak Tempat=Tempat yang Dikujungi Rasulullah SAW.Jakarta:Ufuk Press.Terj. Al-Amakin Al-Masyurah.Hal 126