Lompat ke isi

Haji Mardud: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
BP50Asep (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
BP50Asep (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Menjadi Hajio Mabrur atau Mardud.jpg|right|thumb|240px|Buku yang berjudul "Menjadi Haji Mabrur atau Haji Mardud", karangan Dr. Yahya bin Ibrahim Yahya, adalah salah satu [[buku]] yang menerangkan bagaimana sikap seorang yang telah melaksanakan ibadah [[haji]].]]
'''Haji Mardud''' atau '''Haji Maz'ur''' merupakan lawan dari [[Haji Makbul]] atau haji yang dikabulkan.<ref name="q">{{cite book |last= Van Hoeve|first= |authorlink= |coauthors=Hassan Shadily|title= Ensiklopedia Indonesia|year= |publisher= Ichtiar Baru| }}</ref> Jadi, pengertian dari Haji Mardud adalah [[Haji yang ditolak oleh [[Allah]], karena dalam melakukannya banyak dicampuri [[dosa]] dan [[haram|keharaman]], misalnya mengerjakan [[haji]] dengan perbekalan dari usaha [[haram]] ([[korupsi]]).<ref name="q"></ref> Dan, tidak ada [[pahala]] bagi orang-orang yang mengerjakan haji dari hasil yang [[haram]].<ref name="q"></ref> Dalam kasus haji seperti ini, [[Muhammad]] [[hadist|bersabda]] : {{cquote|...ketika orang [[haji]] dengan [[nafkah]] [[haram]] keluar, kemudian di berseru : Aku datang memenuhi panggilan-Mu, maka datanglah jawaban dari [[langit]] : Tidak engkau tidak memenuhi panggilan, perbekalanmu [[haram]], nafkahmu [[haram]], [[haji|hajimu]] penuh [[dosa]], tidak berpahala.|4=[[Muhammad]] }} Dan, dalam [[hadist|sabda]] lain-Nya, sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh [[Imam Bukhari]] dan [[Imam muslim]], [[Muhammad]] bersabda : {{cquote|Tidak ada talbiyah bagimu dan tidak ada pula keberuntungan atasmu karena makananmu haram, pakaianmu haram dan hajimu ditolak.<ref name="w">{{ cite web | author=|title=Menjaga Kemabruran Haji|url=http://www.amwatour.com/menjaga-kemabruran-haji| }}</ref>|4=[[Muhammad]] }}
'''Haji Mardud''' atau '''Haji Maz'ur''' merupakan lawan dari [[Haji Makbul]] atau haji yang dikabulkan.<ref name="q">{{cite book |last= Van Hoeve|first= |authorlink= |coauthors=Hassan Shadily|title= Ensiklopedia Indonesia|year= |publisher= Ichtiar Baru| }}</ref> Jadi, pengertian dari Haji Mardud adalah [[Haji yang ditolak oleh [[Allah]], karena dalam melakukannya banyak dicampuri [[dosa]] dan [[haram|keharaman]], misalnya mengerjakan [[haji]] dengan perbekalan dari usaha [[haram]] ([[korupsi]]).<ref name="q"></ref> Dan, tidak ada [[pahala]] bagi orang-orang yang mengerjakan haji dari hasil yang [[haram]].<ref name="q"></ref> Dalam kasus haji seperti ini, [[Muhammad]] [[hadist|bersabda]] : {{cquote|...ketika orang [[haji]] dengan [[nafkah]] [[haram]] keluar, kemudian di berseru : Aku datang memenuhi panggilan-Mu, maka datanglah jawaban dari [[langit]] : Tidak engkau tidak memenuhi panggilan, perbekalanmu [[haram]], nafkahmu [[haram]], [[haji|hajimu]] penuh [[dosa]], tidak berpahala.|4=[[Muhammad]] }} Dan, dalam [[hadist|sabda]] lain-Nya, sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh [[Imam Bukhari]] dan [[Imam muslim]], [[Muhammad]] bersabda : {{cquote|Tidak ada talbiyah bagimu dan tidak ada pula keberuntungan atasmu karena makananmu haram, pakaianmu haram dan hajimu ditolak.<ref name="w">{{ cite web | author=|title=Menjaga Kemabruran Haji|url=http://www.amwatour.com/menjaga-kemabruran-haji| }}</ref>|4=[[Muhammad]] }}



Revisi per 20 Juni 2014 17.13

Berkas:Menjadi Hajio Mabrur atau Mardud.jpg
Buku yang berjudul "Menjadi Haji Mabrur atau Haji Mardud", karangan Dr. Yahya bin Ibrahim Yahya, adalah salah satu buku yang menerangkan bagaimana sikap seorang yang telah melaksanakan ibadah haji.

Haji Mardud atau Haji Maz'ur merupakan lawan dari Haji Makbul atau haji yang dikabulkan.[1] Jadi, pengertian dari Haji Mardud adalah [[Haji yang ditolak oleh Allah, karena dalam melakukannya banyak dicampuri dosa dan keharaman, misalnya mengerjakan haji dengan perbekalan dari usaha haram (korupsi).[1] Dan, tidak ada pahala bagi orang-orang yang mengerjakan haji dari hasil yang haram.[1] Dalam kasus haji seperti ini, Muhammad bersabda :

...ketika orang haji dengan nafkah haram keluar, kemudian di berseru : Aku datang memenuhi panggilan-Mu, maka datanglah jawaban dari langit : Tidak engkau tidak memenuhi panggilan, perbekalanmu haram, nafkahmu haram, hajimu penuh dosa, tidak berpahala.

— Muhammad

Dan, dalam sabda lain-Nya, sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam muslim, Muhammad bersabda :

Tidak ada talbiyah bagimu dan tidak ada pula keberuntungan atasmu karena makananmu haram, pakaianmu haram dan hajimu ditolak.[2]

— Muhammad

Referensi

  1. ^ a b c Van Hoeve. Ensiklopedia Indonesia. Ichtiar Baru. 
  2. ^ "Menjaga Kemabruran Haji".