Lompat ke isi

Ataili, Wulandoni, Lembata: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Bakalerek (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi '{{desa |peta = |nama =Ataili |provinsi =Nusa Tenggara Timur |dati2 =Kabupaten |nama dati2 =Lembata |kecamatan =Wulandoni |kode po...'
Tag: tanpa kategori [ * ]
 
Bona Kartono (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 11: Baris 11:
|kepadatan =... jiwa/km<sup>2</sup>
|kepadatan =... jiwa/km<sup>2</sup>
}}
}}
Ataili adalah nama sebuah desa di kecamatan di [[kecamatan]] [[Wulandoni, Lembata|Wulandoni]], [[kabupaten]] [[Kabupaten Lembata|Lembata]], [[daftar provinsi Indonesia|provinsi]] [[Nusa Tenggara Timur]], [[Indonesia]]..<ref>map Ataili dap at di lihat di sini:http://mapcarta.com/29194092</ref> Ataili terdiri dari dua kata yaitu "ata" artinya orang dan "ili" artinya gunung. Jadi Ataili artinya orang gunung.<ref>Pengertian lengkap dapat dibaca di sini http://akalbae.blogspot.com/2013/04/orang-ataili.html</ref> Menurut sejarah, nenek moyang orang Ataili sama dengan orang Lembata datang dari pulau Seram /Nusa Ina di kepulauan [[Maluku]]. Mereka bermigrasi dari sana karena bencana alam dan perang Saudara yang ditandai dengan hancurnya kerajaan Nunusaku.<ref>http://pukahalawan.wordpress.com/2013/04/17/kerajaan-nunusaku-kerajaan-sahulau-dan-kerajaan-sir-yang-dirahasiakan/</ref> Mereka bermigrasi dalam beberapa etape yaitu, pulau Saparua, Gorom, Watubela, kepulauan Kei, Tanimbar, Romang, Lapang-batang dan Rusa dan yang terakhir menetap di Lembata.
'''Ataili''' adalah desa di kecamatan di [[kecamatan]] [[Wulandoni, Lembata|Wulandoni]], [[kabupaten]] [[Kabupaten Lembata|Lembata]], [[daftar provinsi Indonesia|provinsi]] [[Nusa Tenggara Timur]], [[Indonesia]]..<ref>map Ataili dap at di lihat di sini:http://mapcarta.com/29194092</ref> Ataili terdiri dari dua kata yaitu "ata" artinya orang dan "ili" artinya gunung. Jadi Ataili artinya orang gunung.<ref>Pengertian lengkap dapat dibaca di sini http://akalbae.blogspot.com/2013/04/orang-ataili.html</ref> Menurut sejarah, nenek moyang orang Ataili sama dengan orang Lembata datang dari pulau Seram /Nusa Ina di kepulauan [[Maluku]]. Mereka bermigrasi dari sana karena bencana alam dan perang Saudara yang ditandai dengan hancurnya kerajaan Nunusaku.<ref>http://pukahalawan.wordpress.com/2013/04/17/kerajaan-nunusaku-kerajaan-sahulau-dan-kerajaan-sir-yang-dirahasiakan/</ref> Mereka bermigrasi dalam beberapa etape yaitu, pulau Saparua, Gorom, Watubela, kepulauan Kei, Tanimbar, Romang, Lapang-batang dan Rusa dan yang terakhir menetap di Lembata.
Orang Ataili memang tinggal di gunung. Pada zaman penjajahan Belanda, gunung menjadi tempat persembunyian. Orang Belanda menerapkan politik "devide et impera"<ref>https://wiki-indonesia.club/wiki/Politik_pecah_belah</ref> untuk menguasai rakyat setempat. Mereka mengadu domba masyarakat dengan peran tanding antar suku "paji dan demong". Orang Ataili termasuk alam group demong dibawah pimpinan kakang Lamalera, kerajaan Larantuka. Tanggal 23 Agustus 2008 desa Ataili diresmikan oleh mantan bupati Lembata Andreas Duli Manuk.
Orang Ataili memang tinggal di gunung. Pada zaman penjajahan Belanda, gunung menjadi tempat persembunyian. Orang Belanda menerapkan politik "devide et impera"<ref>https://wiki-indonesia.club/wiki/Politik_pecah_belah</ref> untuk menguasai rakyat setempat. Mereka mengadu domba masyarakat dengan peran tanding antar suku "paji dan demong". Orang Ataili termasuk alam group demong dibawah pimpinan kakang Lamalera, kerajaan Larantuka. Tanggal 23 Agustus 2008 desa Ataili diresmikan oleh mantan bupati Lembata Andreas Duli Manuk.

=== 2. Penduduk ===
==Penduduk==
Orang Ataili awalnya adalah orang nomaden. Mereka berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.Beberapa tempat yang pernah di tempati yaitu: Ili, Bakalerek, Roga, Belgele, Smuki, Bakaor dan Waikomo. Sisa penduduk yang masih bertahan di Ataili kurang lebih 300 orang. Rata-rata mereka adalah petani.
Orang Ataili awalnya adalah orang nomaden. Mereka berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.Beberapa tempat yang pernah di tempati yaitu: Ili, Bakalerek, Roga, Belgele, Smuki, Bakaor dan Waikomo. Sisa penduduk yang masih bertahan di Ataili kurang lebih 300 orang. Rata-rata mereka adalah petani.

=== 3. Sosial Ekonomi ===
==Sosial Ekonomi==
Orang Ataili rata-rata mereka adalah petani tradisional dengan cara ladang berpindah-pindah.<ref>http://akalbae.blogspot.com/2013/06/sistem-pertanian-di-ataili-lembata.html</ref> Penghasilan utama adalah: padi,jagung, kacang-kacangan, umbi-umbian, jambu mente, kemiri, dan kopra. Curah hujan sangat rendah sehingga mereka selalu gagal panen. Banyak orang juga pergi merantau ke Malaysia.
Orang Ataili rata-rata mereka adalah petani tradisional dengan cara ladang berpindah-pindah.<ref>http://akalbae.blogspot.com/2013/06/sistem-pertanian-di-ataili-lembata.html</ref> Penghasilan utama adalah: padi,jagung, kacang-kacangan, umbi-umbian, jambu mente, kemiri, dan kopra. Curah hujan sangat rendah sehingga mereka selalu gagal panen. Banyak orang juga pergi merantau ke Malaysia.

==Referensi==
{{reflist}}

{{desa-stub}}

Revisi per 14 Oktober 2014 02.00

Ataili
Negara Indonesia
ProvinsiNusa Tenggara Timur
KabupatenLembata
KecamatanWulandoni
Kode pos
86685
Kode Kemendagri53.13.08.2014 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km2
Jumlah penduduk300 jiwa
Kepadatan... jiwa/km2

Ataili adalah desa di kecamatan di kecamatan Wulandoni, kabupaten Lembata, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia..[1] Ataili terdiri dari dua kata yaitu "ata" artinya orang dan "ili" artinya gunung. Jadi Ataili artinya orang gunung.[2] Menurut sejarah, nenek moyang orang Ataili sama dengan orang Lembata datang dari pulau Seram /Nusa Ina di kepulauan Maluku. Mereka bermigrasi dari sana karena bencana alam dan perang Saudara yang ditandai dengan hancurnya kerajaan Nunusaku.[3] Mereka bermigrasi dalam beberapa etape yaitu, pulau Saparua, Gorom, Watubela, kepulauan Kei, Tanimbar, Romang, Lapang-batang dan Rusa dan yang terakhir menetap di Lembata. Orang Ataili memang tinggal di gunung. Pada zaman penjajahan Belanda, gunung menjadi tempat persembunyian. Orang Belanda menerapkan politik "devide et impera"[4] untuk menguasai rakyat setempat. Mereka mengadu domba masyarakat dengan peran tanding antar suku "paji dan demong". Orang Ataili termasuk alam group demong dibawah pimpinan kakang Lamalera, kerajaan Larantuka. Tanggal 23 Agustus 2008 desa Ataili diresmikan oleh mantan bupati Lembata Andreas Duli Manuk.

Penduduk

Orang Ataili awalnya adalah orang nomaden. Mereka berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.Beberapa tempat yang pernah di tempati yaitu: Ili, Bakalerek, Roga, Belgele, Smuki, Bakaor dan Waikomo. Sisa penduduk yang masih bertahan di Ataili kurang lebih 300 orang. Rata-rata mereka adalah petani.

Sosial Ekonomi

Orang Ataili rata-rata mereka adalah petani tradisional dengan cara ladang berpindah-pindah.[5] Penghasilan utama adalah: padi,jagung, kacang-kacangan, umbi-umbian, jambu mente, kemiri, dan kopra. Curah hujan sangat rendah sehingga mereka selalu gagal panen. Banyak orang juga pergi merantau ke Malaysia.

Referensi