Bandar Udara Kasiguncu: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 21: | Baris 21: | ||
Namun, setelah jalur darat semakin baik, bandara ini mendapat saingan hingga akhirnya penerbangan reguler berhenti beroperasi sejak [[1995]]. Kondisi bandara nyaris tidak terawat, terutama pada masa konflik selepas [[1998]]. |
Namun, setelah jalur darat semakin baik, bandara ini mendapat saingan hingga akhirnya penerbangan reguler berhenti beroperasi sejak [[1995]]. Kondisi bandara nyaris tidak terawat, terutama pada masa konflik selepas [[1998]]. |
||
[[Berkas:Bandara Kasiguncu.jpg|jmpl|Bandara Kasiguncu]] |
|||
== Maskapai yang melayani bandara ini == |
== Maskapai yang melayani bandara ini == |
Revisi per 12 Desember 2014 09.53
Bandara Kasiguncu | |
---|---|
Informasi | |
Jenis | sipil |
Lokasi | Poso |
Zona waktu | UTC+8 |
Koordinat | {{{coordinates}}} |
Bandar Udara Kasiguncu adalah salah satu bandara domestik di Indonesia yang berlokasi di Desa Kasiguncu, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah. Panjang landasan pacu (run way) Bandara Kasuguncu sehingga menjadi 13/31 berukuran 2.199 x 45 meter (7.215 ft × 148 ft), lebar 45 meter mulai 30 Juli 2014 untuk pesawat Malaysia Airlines Penerbangan 370, Airbus A380, Airbus A400M & Airbus A320 berita di Metro TV, Rajawali Televisi, Depok TV & TVRI Sulawesi Tengah.
Bandara yang terletak 15 km arah barat Kota Poso ini beroperasi kembali pada 13 Juli 2005, 10 tahun setelah tidak berfungsi. Alasan pengoperasian kembali ialah semakin banyaknya pergerakan orang dari daerah lain di Sulawesi ke Poso.
Bandara Kasiguncu dilayani oleh maskapai Deraya Air Service (DAS) dengan pesawat jenis ATR 42 seri 300 yang berkapasitas 42 penumpang dan maskapai Merpati Nusantara Airlines dengan pesawat MA-60. Selain ATR 42 dan MA-60, bandara ini dapat didarati pesawat jenis Twin Otter dan Casa 212.
Sejarah
Awalnya dikelola oleh pemerintah daerah, Bandara Kasiguncu diserahkan ke Departemen Perhubungan tahun 1979. Saat jalan darat ke Palu atau daerah sekitarnya masih sulit, bandara ini cukup ramai.
Namun, setelah jalur darat semakin baik, bandara ini mendapat saingan hingga akhirnya penerbangan reguler berhenti beroperasi sejak 1995. Kondisi bandara nyaris tidak terawat, terutama pada masa konflik selepas 1998.