Lompat ke isi

Rusdi Kirana: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
A84NG J4L1 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
A84NG J4L1 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 20: Baris 20:
|office3 = [[CEO]] [[Lion Air]] Group
|office3 = [[CEO]] [[Lion Air]] Group
|order3 =
|order3 =
|term_start3 = [[2002]]
|term_start3 = [[19 Oktober]] [[1999]]
|term_end3 =
|term_end3 =
|president3 =
|president3 =

Revisi per 25 Januari 2015 13.13

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden
Mulai menjabat
19 Januari 2015
PresidenJoko Widodo
Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa
Mulai menjabat
12 Januari 2014
CEO Lion Air Group
Mulai menjabat
19 Oktober 1999
Informasi pribadi
Lahir(1966-08-17)17 Agustus 1966
Indonesia Indonesia
Partai politik Partai Kebangkitan Bangsa
PekerjaanPengusaha
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Rusdi Kirana (lahir 17 Agustus 1966) merupakan seorang pengusaha Indonesia yang kini menjabat sebagai CEO Lion Air Group. Di bidang politik, sejak 12 Januari 2014, ia menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa[1]. Pada 19 Januari 2015, ia dipilih oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden[2][3].

Biografi

Rusdi memulai bisnis penerbangannya pada Oktober 1999. Dengan modal awal US$10 juta, Rusdi menggagas "revolusi" dalam dunia penerbangan dengan konsep berbiaya murah (low cost carrier). Gebrakannya itu membuat repot sesama perusahaan penerbangan.

Dalam waktu singkat, Rusdi mampu membawa Lion Air melesat. Hanya dalam tempo enam tahun, Lion kini memiliki 24 pesawat yang terdiri dari 19 MD80 dan lima pesawat DHC-8-301. Dari sisi jumlah penumpang, Lion bisa meraih 600.000 orang lebih per bulan atau menguasai 40% dari seluruh segmen pasar. Pada 2004 Lion Air menempati posisi kedua, setelah Garuda Indonesia, dalam hal jumlah penumpang yang diangkut.

Prestasi ini ternyata belum cukup bagi Rusdi. Ia masih terus mengembangkan sayap-sayap bisnis Lion Air dan berniat menjadi market leader dalam penerbangan domestik. Maka, ia pun terus mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari infrastruktur, rute penerbangan, hingga penambahan jumlah pesawatnya.

Untuk infrastruktur, Rusdi bekerja sama dengan pihak TNI AU dan PT Dirgantara Indonesia menyewa hanggar di Lapangan Udara Husein Sastranegara, Bandung, guna dijadikan Lion Maintenance Facility (LMF). Ia juga membeli simulator pesawat bekas dari Skandinavia Air untuk melatih para pilotnya. Selain itu, Lion Air juga melakukan kerja sama dengan TNI AU untuk menjadi pengelola Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Dengan demikian, kemungkinan besar base dari pesawat-pesawat Lion Air akan beralih ke Halim.

Untuk rute penerbangan, saat ini Lion Air telah mendarat di 36 kota besar di Indonesia. Di jalur internasional, Lion Air juga melayani penerbangan ke Singapura, Penang, Kuala Lumpur, Ho Chi Minh, dan Seoul. Mereka juga akan mengembangkan jalur ke Asia Tengah dan Asia Timur, seperti ke Hong Kong dan Tiongkok.

Referensi

Pranala luar