Lompat ke isi

Ianfu: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k sdkt merapikan
Baris 1: Baris 1:
'''Perbudakan [[seks]]''' pada era pendudukan Jepang disebut dengan Jugun Ianfu. Para perempuan Indonesia direkrut menjadi Jugun Ianfu biasanya berdasarkan paksaan (diambil begitu saja di jalan atau bahkan di rumah mereka, diiming-imingi untuk sekolah ke luar negeri, atau akan dijadikan pemain sandiwara (seperti yang terjadi pada ikon perjuangan Jugun Ianfu asal Indonesia, Ibu Mardiyem).
'''Perbudakan [[seks]]''' pada [[Indonesia: Era Jepang|era pendudukan Jepang]] disebut ''Jugun Ianfu''. Para perempuan Indonesia direkrut menjadi Jugun Ianfu biasanya berdasarkan paksaan (diambil begitu saja di jalan atau bahkan di rumah mereka, diiming-imingi untuk sekolah ke luar negeri, atau akan dijadikan pemain sandiwara (seperti yang terjadi pada ikon perjuangan Jugun Ianfu asal Indonesia, Ibu Mardiyem).

Untuk bacaan lebih lanjut :
==Bacaan lanjutan==
Buku Perempuan di Sarang Militer karya Bapak Pramoedya A. T.
*[[Pramoedya Ananta Toer|Pramoedya A. T.]], ''Perempuan di Sarang Militer''
Hasil Penelitian 'Kondisi Mantan Jugun Ianfu pada Era Pendudukan Jepang Di Indonesia' karya Aries Setiadi, SMU Negeri 6 Yogyakarta, 2003
*Hasil Penelitian 'Kondisi Mantan Jugun Ianfu pada Era Pendudukan Jepang Di Indonesia' karya Aries Setiadi, SMU Negeri 6 Yogyakarta, 2003


{{stub}}
{{stub}}

Revisi per 7 September 2005 11.44

Perbudakan seks pada era pendudukan Jepang disebut Jugun Ianfu. Para perempuan Indonesia direkrut menjadi Jugun Ianfu biasanya berdasarkan paksaan (diambil begitu saja di jalan atau bahkan di rumah mereka, diiming-imingi untuk sekolah ke luar negeri, atau akan dijadikan pemain sandiwara (seperti yang terjadi pada ikon perjuangan Jugun Ianfu asal Indonesia, Ibu Mardiyem).

Bacaan lanjutan

  • Pramoedya A. T., Perempuan di Sarang Militer
  • Hasil Penelitian 'Kondisi Mantan Jugun Ianfu pada Era Pendudukan Jepang Di Indonesia' karya Aries Setiadi, SMU Negeri 6 Yogyakarta, 2003