Lompat ke isi

Sitohang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
menyisipkan gambar tugu sitohang dengan latar belakang danau
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 159: Baris 159:
*Janto Sitohang
*Janto Sitohang
*Maruli Sitohang
*Maruli Sitohang
*Urat Sitohang
*Piktor Sitohang


Aktivis:
Aktivis:

Revisi per 30 Juni 2015 08.02

Sitohang adalah salah satu marga dari Batak (Toba).

Tugu Persatuan Sitohang di Bonature Palipi

Marga Sitohang

Marga ini berasal dari desa Urat di Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir,Sumatera Utara. Marga ini termasuk golongan Lontung. Dari Urat Samosir leluhur marga Sitohang merantau ke berbagai penjuru dan membuka kampung (lumban). Diantara beberapa tujuan perantauan leluhur marga Sitohang adalah di Parbuluan Dairi dan Baringin di Humbang Hasundutan. Dari situlah keturunan marga Sitohang berpencar ke seluruh penjuru dunia. Di tanah Dairi keturunan marga Sitohang bahkan berhasil menjadi Bupati yaitu Jonathan (Op. Tording) Sitohang dan KRA Johnny Sitohang Adinagoro.

Saat ini keturunan marga Sitohang sudah ada di hampir seluruh pelosok bumi ini. Bahkan beberapa keturunan marga Sitohang sudah ada yang tinggal di benua Eropa dan Amerika serta berketurunan di sana.

Keturunan marga Sitohang saat ini ada di hampir semua profesi yang ada di muka bumi ini. Mulai dari pekerjaan tradisional seperti petani atau nelayan juga ada yang menjadi rohaniawan, pegawai pemerintah, tentara, polisi, pendidik, konsultan, ahli hukum. dokter, pengusaha, seniman, wartawan, pelaut dan lain sebagainya.

Keturunan marga Sitohang sejak beberapa dekade terakhir telah memiliki organisasi paguyuban marga sendiri yaitu Pomparan Sitohang dohot Boruna. Sebagai wujud dari kesatuan marga Sitohang dengan saudaranya keturunan Ompu Tuan Situmorang lainnya yang menggunakan marga-marga Situmorang dan Siringo-ringo, keturunan marga Sitohang juga biasanya ikut dalam organisasi paguyuban Pomparan Ompu Tuan Situmorang Sipituama dohot Boruna.

Untuk menandai tanah asal usul marga Sitohang dan sebagai lambang persatuan marga Sitohang yang saat ini sudah mencapai ribuan, sesuai dengan nama nenek moyangya Ompu Pangaribuan, tahun 90 an didirikan tugu persatuan marga Sitohang yang terletak di Bonature Urat Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir.

Sejarah

Berkas:Kampung sitohang di bona ture palipi.jpg
Sitohang Uruk, kampung asli Marga Sitohang di Bona Ture Palipi Samosir. Kampung ini diperkirakan sudah berusia ratusan tahun.

Marga Sitohang merupakan keturunan dari Ompu Pangaribuan yang merupakan anak kedua dari Ompu Tuan Situmorang. Ompu Pangaribuan diperkirakan hidup di Pulo Samosir Sumatera Utara sekitar abad ke 16.

Menurut berbagai catatan tertulis, nenek moyang orang Batak diduga berasal dari daerah yang sekarang merupakan bagian dari Myanmar (Burma). Hal ini diperkuat dengan banyaknya kesamaan fisik dan kebudayaan antara orang-orang suku Karen yang ada di Myanmar dengan orang-orang Batak dan barang-barang dan pakaian yang digunakan.

Belum diketahui kapan keturunan Ompu Pangaribuan mulai menggunakan marga Sitohang. Namun dari catatan sejarah yang ada pada zaman penjajahan Belanda, daerah yang sekarang menjadi Kecamatan Palipi Samosir adalah salah satu Bius (daerah kesatuan adat dan administratif yang independen) di tanah Batak yang dipimpin oleh keturunan marga Sitohang dengan gelar Raja Ihutan (Jaihutan). Setelah berhasil menghentikan perjuangan Raja Sisingamangaraja XII, Belanda menghapuskan daerah Bius sebagai upaya untuk menghilangkan ikatan daerah Bius dengan Raja Sisingamangaraja. Palipi dirubah menjadi wilayah administratif Hindia Belanda dengan sebutan Nagari. Kepala Nagari Palipi yang terakhir adalah Aleksander Sitohang yang salah satu keturunannya adalah Benhard Sitohang, seorang Profesor Ilmu Komputer di Institut Teknologi Bandung.

Saat ini sebagian besar keturunan Ompu Pangaribuan menggunakan marga Sitohang sebagai nama keluarganya. Meskipun demikian keturunan Ompu Pangaribuan yang merantau ke wilayah Silindung ada yang menggunakan marga Situmorang sebagai nama keluarganya. Di daerah Tanah Karo marga Sitohang sering mengasosiasikan atau memperkenalkan dirinya sebagai marga Peranginangin atau Pinem.

Silsilah Marga Sitohang

Dari silsilah yang banyak digunakan orang Batak Toba, Ompu Tuan Situmorang adalah anak kedua dari Siraja Lontung dari isterinya Siboru Pareme. Marga-marga Batak Toba, yang ada saat ini dikelompok menjadi dua yaitu Sorbadibanua (Sumba) dan Lontung.

Marga Sitohang merupakan keturunan Ompu Pangaribuan, yang merupakan anak kedua dari Ompu Tuan Situmorang.

Berikut ini adalah silsilah marga Sitohang ditarik dari Op. Tuan Situmorang:

I. Op Tuan Situmorang anaknya dua: 1.Panoparaja 2.Op. Pangaribuan

II.1. Panoparaja anaknya dua: 1.Ompuniambolas, dan 2.Parhujobung

II.2. Op. Pangaribuan anaknya satu: 1. Raja Babiat

III.1 Ompuniambolas anaknya dua: 1. Lumban Pande 2. Lumban Nahor

III.2 Parhujobung anaknya juga dua: 1.Suhutnihuta, dan 2.Tuan Ringo.

III.3. Raja Babiat anaknya tiga: 1. Darimangambat (Sitohang Uruk), 2. Raja Itubungna (Sitohang Tonga-tonga), dan 3. Ompubonanionan (Sitohang Toruan)

Perhitungan nomor silsilah keturunan Sipitu Ama khususnya marga Sitohang biasanya dimulai dari generasi keempat dari mana dia berasal. Saat ini nomor generasi keturunan marga Sitohang yang masih hidup adalah antara nomor 14-19.

Tugu Sitohang

Berkas:Tugu latat belakang danau toba1.jpg
Tugu Sitohang dengan latar belakang Danau Toba di Desa Bona Ture Palipi Samosir

Tugu marga Sitohang sebagai simbol persatuan seluruh keturunan marga Sitohang didirikan di Bonature Palipi Samosir dan diresmikan pada tahun 1991. Tugu ini berdiri di dekat situs budaya Batak toba jabi-jabi maranak. Dalam bahasa Batak Toba tugu ini dinamai Tugu Pomparan Ompu Pangaribuan Sitohang.

Pembangunan tugu ini dimulai dengan peletakan batu pertama tanggal 12 Agustus 1989. Tugu ini dibangun di atas sebidang tanah berukuran 50x75 meter yang diwakafkan oleh beberapa orang keturunan Ompu Pangaribuan Sitohang. Adapun dana yang dikumpulkan dari tok tok ripe (sumbangan) keturunan marga Sitohang di seluruh Indonesia saat awal pembangunan berjumlah Rp. 10.626.975.

Pembangunan fisik tahap pertama selesai tahun 1991. Peresmian tugu ini Pesta Peresmian Tugu pada tanggal 5-7 Juli 1991. Dalam upacara peresmian tugu ini digelar pesta adat dengan diiringi gondang sobangunan dan mengundang hula-hula marga Limbong dan Manurung serta hahadoli Situmorang. Boru Limbong adalah isteri dari Raja Ompu Pangaribuan, sedangkan boru Manurung adalah isteri Raja Babiat, anak satu-satunya Raja Ompu Pangaribuan.

Adat Marga Sitohang

Sebagaimana orang Batak Toba pada umumnya, keturunan marga Sitohang turut aktif memelihara adat mereka yang bersumber dari falsafah Dalihan Natolu yang secara harfiah berarti tungku yang tiga yaitu:

  • Manat mardongan tubu, hati-hati dan tenggang rasa dengan kawan semarga;
  • Somba marhula-hula, hormat kepada marga isteri; dan
  • Elek marboru, asih dan tidak semena-mena kepada marga yang menikahi boru (puteri) Sitohang.

Ada satu umpasa (nasehat) dalam bahasa Batak yang senantiasa diucapkan sebagai doa agar keturunan Sitohang tetap merasa sebagai saudara, saling memperhatian dan tolong menolong satu sama lain yaitu:

Napuran tano-tano

Rongging marsiranggoman

Nangpe badanta padao-dao

Anggo tondita tontong do marsigomgoman


Asa balintang ma pagabe

Tumundalhon ni sitadoan

Asa arinta ma gabe

Molo hita marsitungkol-tungkolan marsipaolo-oloan


Keturunan marga Sitohang pada umumnya sangat hormat pada adat istiadatnya. Hal ini tampak dari aktifnya keturunan marga Sitohang mengambil bagian dalam acara adat Batak di tempat di mana mereka tinggal. Hal ini tidak terlepas dari nasihat leluhur marga Sitohang kepada keturunannya agar melestarikan adat Batak di manapun berada. Nasihat ini biasanya diungkapkan dalam umpasa dalam bahasa Batak berikut ini:


Omputa Raja Ijolo

Martungkot sialagundi

Adat nauli napinungka ni omputta na parjolo

Asa ihuttononni hita na parpudi


Salam khas marga Sitohang sebagaimana salam orang Batak pada umumnya adalah "Horas".

Beberapa Keturunan Sitohang Terkemuka

Rohaniwan:

  • Pdt. Bangun Marhoza Sitohang (HKBP)
  • P. Stefanus Sitohang, OFM. Cap. (Katolik)
  • P. Venantius Sitohang, OFM. Cap. (Katolik)
  • Pdt. Yonas Sitohang (GBI)

Hakim:

  • Johni Sitohang, SH.

Politisi:

  • KRA Johnny Sitohang Adinagoro (Bupati Dairi)
  • Johannes Sitohang (DPRD Tapanuli Utara)
  • Depriwanto Sitohang (DPRD Dairi)
  • Asrida Sitohang (DPRD Pematang Siantar)
  • Hasudungan Sitohang (DPRD Kota Jambi)

TNI/ Polri:

  • Brigjen. Pol. Ricky Herbert Parulian Sitohang, SH
  • Kolonel (CPM) Benny A. Sitohang
  • Mayor (Mar) Samson Sitohang
  • Kompol Luhut Sitohang

Akademisi:

  • Prof. Dr. Ir. Benhard Sitohang (Guru Besar ITB)
  • Dr. Ronald Sitohang, Sp.B. (FK. USU)
  • Dr. Menari Sitohang, MM. (FE Univ. Mpu Tantular)
  • Nur Asnah Sitohang, S.Kep., M.Kep. (FKP USU)
  • Dr. B.O Sitohang, S.Rad. (ATRO Medan)
  • Dr. Sonang Sitohang, MM. (FE Universitas Surabaya)

Seniman/ Selebritis:

  • Guntur Sitohang
  • Choky Sitohang
  • Martogi Sitohang
  • Hardoni Sitohang
  • Martahan Sitohang
  • Marsius Sitohang
  • Tekken Sitohang
  • Darwis Sitohang
  • Michael Boni Sitohang

Konsultan:

  • Manatar Halomoan Sitohang
  • Perry Cornelius Sitohang

Blogger:

Pengusaha/ Eksekutif:

  • Helman Sitohang
  • Nimrod Sitohang
  • Janto Sitohang
  • Maruli Sitohang
  • Urat Sitohang
  • Piktor Sitohang

Aktivis:

  • Vayireh Sitohang
  • Veryanto Sitohang
  • Bangun Sitohang
  • Henry Hamonangan Sitohang

Penulis:

Wartawan/Jurnalis:

Atlit:

  • Simsim Sitohang
  • Yeyen Ferdinandus Sitohang.SH

Tokoh Adat:

  • Anggiat Sitohang
  • Hotma Sitohang
  • KH Jailani Sitohang
  • DU Sitohang

Referensi

http://sitohang.net/

Lain-lain

Halaman-halaman lainnya