Ahmad Kandang: Perbedaan antara revisi
Ular rihik (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Hanamanteo (bicara | kontrib) k ←Suntingan Ular rihik (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Hanamanteo |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{tidak memenuhi kriteria kelayakan|d=31|m=03|y=2015|i=14|ket=|kat=Y}} |
|||
{{Infobox military person |
{{Infobox military person |
||
|name = {{PAGENAME}} |
|name = {{PAGENAME}} |
Revisi per 31 Maret 2015 11.48
Artikel ini tidak memiliki referensi atau pranala luar ke sumber-sumber tepercaya yang dapat menyatakan kelayakan dari subyek yang dibahas. (ajukan diskusi keberatan penghapusan) Artikel ini akan dihapus pada 14 April 2015 jika tidak diperbaiki.Untuk pemulai artikel ini, jika Anda mempertentangkan nominasi penghapusan ini, jangan menghapus peringatan ini. Silakan hubungi sang pengusul, hubungi seorang pengurus, atau pasang tag {{tunggu dulu}} |
Ahmad Kandang | |
---|---|
Lahir | 1965 Meunasah Blang Kandang, Muara Dua, Lhokseumawe, Aceh |
Meninggal | 27 Januari 2001 Aceh Utara, Aceh |
Pengabdian | Gerakan Aceh Merdeka |
Lama dinas | 1990 - 2001 |
Perang/pertempuran | Pemberontakan di Aceh |
Tgk. Ahmad Kandang (lahir di Meunasah Blang Kandang, Muara Dua, Lhokseumawe, Aceh, 1965 - meninggal di Aceh Utara, Aceh, 27 Januari 2001) adalah tokoh pejuang GAM. Dia pernah menjabat sebagai Panglima GAM wilayah Passe.
Biografi
Nama aslinya Muhammad Rasyid. Tapi dia lebih dikenal dengan nama Ahmad Kandang. Pasalnya, ia lahir dan tinggal di Desa Meunasah Blang Kandang, Muara Dua, Aceh Utara.
Akhir Desember 1998, Ahmad Kandang menjadi pentolan GAM paling dicari aparat keamanan. Ia dituding sebagai dalang pembunuhan sejumlah anggota ABRI. Hal itu pula yang mendorong ABRI (kini TNI) melancarkan Operasi Wibawa ’99 yang menjadikan Aceh sebagai medan perang. Sebagai operator lapangan, tak mudah bagi TNI menangkap Ahmad Kandang. Ia dilindungi oleh pasukan dan masyarakat Kandang.
Ahmad Kandang dikenal sebagai Robinhood-nya Aceh. Pelaku utama pembobolan Bank Central Asia (BCA) Lhokseumawe pada Februari 1997 ini sangat dicintai masyarakat. Ia sering membagi rezeki kepada penduduk di kampungnya. Ini pula yang membuatnya selalu dijaga oleh masyarakat.
Pada pertengahan November 1998, misalnya, saat sepasukan Brimob telah mengepung rumah Ahmad Kandang, mereka tak berani menembak panglima GAM Pasee tersebut karena di dalam rumah tempat persembunyiaan Ahmad ada ibu dan bayi. Warga bahkan membentuk pagar betis untuk melindunginya. Kesempatan itu digunakan oleh pejuang ini untuk kabur dan melarikan diri.
Ahmad Kandang dikenal ahli perakit bom. Banyak bom yang dipasang untuk menghadang laju operasi TNI dibuat olehnya. Tapi, nasibnya tragis, karena dia meninggal karena bom yang dirakitnya meledak. Padahal, bom itu dia siapkan untuk menghadang iring-iringan TNI.[1]