Lompat ke isi

Harajuku: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Midori (bicara | kontrib)
+sejarah -stub
Midori (bicara | kontrib)
k perbaiki
Baris 4: Baris 4:
Sekitar tahun [[1980-an]], Harajuku merupakan tempat berkembangnya [[subkultur]] [[Takenoko-zoku]]. Sampai hari ini, kelompok anak muda berpakaian aneh masih bisa dijumpai di kawasan Harajuku. Selain itu, anak-anak sekolah dari berbagai pelosok di Jepang sering memasukkan Harajuku sebagai salah satu tujuan studi wisata sewaktu berkunjung ke Tokyo.
Sekitar tahun [[1980-an]], Harajuku merupakan tempat berkembangnya [[subkultur]] [[Takenoko-zoku]]. Sampai hari ini, kelompok anak muda berpakaian aneh masih bisa dijumpai di kawasan Harajuku. Selain itu, anak-anak sekolah dari berbagai pelosok di Jepang sering memasukkan Harajuku sebagai salah satu tujuan studi wisata sewaktu berkunjung ke Tokyo.


Sebetulnya sebutan "Harajuku" hanya merujuk kepada wilayah di sebelah utara jalan utama masuk ke kuil Meiji Jingū ([[Omotesando, Tokyo|Omotesando]]. Sementara itu, kawasan di sebelah selatan Omotesando disebut Onden, tapi nama Onden kurang populer sehingga kawasan tersebut ikut disebut Harajuku.
Sebetulnya sebutan "Harajuku" hanya merujuk kepada wilayah di sebelah utara [[Omotesando, Tokyo|Omotesando]] (jalan utama ke kuil Meiji Jingū). Kawasan di sebelah selatan Omotesando disebut Onden, tapi nama Onden kurang populer sehingga kawasan tersebut ikut disebut Harajuku.


== Sejarah==
== Sejarah==
Baris 10: Baris 10:
Sebelum [[zaman Edo]], Harajuku merupakan salah satu kota tempat penginapan (''juku'') bagi orang yang bepergian menggunakan rute [[Jalan Utama Kamakura]]. Penguasaan Harajuku dihadiahkan kepada [[ninja]] dari [[Provinsi Iga]] setelah membantu [[Tokugawa Ieyasu]] melarikan diri dari [[Sakai, Osaka|Sakai]] setelah terjadi setelah [[Insiden Honnōji]], dan tiba selamat di [[Provinsi Mikawa|Mikawa]].
Sebelum [[zaman Edo]], Harajuku merupakan salah satu kota tempat penginapan (''juku'') bagi orang yang bepergian menggunakan rute [[Jalan Utama Kamakura]]. Penguasaan Harajuku dihadiahkan kepada [[ninja]] dari [[Provinsi Iga]] setelah membantu [[Tokugawa Ieyasu]] melarikan diri dari [[Sakai, Osaka|Sakai]] setelah terjadi setelah [[Insiden Honnōji]], dan tiba selamat di [[Provinsi Mikawa|Mikawa]].


Pada zaman Edo, kelompok ninja dari Iga mendirikan markas untuk melindungi kota [[Edo]] di Harajuku karena letaknya yang strategis di bagian selatan [[Jalan Utama Kōshū]]. Selain para ninja, samurai kelas [[Bakushin]] juga memilih untuk bertempat tinggal di Harajuku. Petani memilih untuk tinggal di tepi [[Sungai Shibuya]] agar bisa menanam padi, dan menggunakan [[kincir air]] untuk menggiling padi atau membuat tepung.
Pada zaman Edo, kelompok ninja dari Iga mendirikan markas untuk melindungi kota [[Edo]] di Harajuku karena letaknya yang strategis di bagian selatan [[Jalan Utama Kōshū]]. Selain para ninja, samurai kelas [[Bakushin]] juga memilih untuk bertempat tinggal di Harajuku. Petani memilih untuk tinggal di tepi [[Sungai Shibuya]] agar bisa menanam padi, dan memanfaatkan [[kincir air]] untuk menggiling padi atau membuat tepung.


Di [[zaman Meiji]], Harajuku dibangun sebagai kawasan penting yang menghubungkan pusat kota Tokyo dengan daerah sekelilingnya. Pada tahun [[1906]], [[Stasiun Harajuku]] dibuka setelah jalur kereta api [[Jalur Yamanote|Yamanote]] diperluas. Selanjutnya, jalan masuk ke kuil yang disebut [[Omotesando, Tokyo|Omotesando]] dibangun pada tahun [[1919]] setelah kuil [[Meiji Jingū]] didirikan.
Di [[zaman Meiji]], Harajuku dibangun sebagai kawasan penting yang menghubungkan pusat kota Tokyo dengan daerah sekelilingnya. Pada tahun [[1906]], [[Stasiun JR Harajuku]] dibuka setelah jalur kereta api [[Jalur Yamanote|Yamanote]] diperluas. Selanjutnya, [[Omotesando, Tokyo|Omotesando]] (jalan utama ke kuil) dibangun pada tahun [[1919]] setelah kuil [[Meiji Jingū]] didirikan.


Pada tahun 1970-an, Harajuku merupakan pusat busana dengan dibukanya berbagai department store. Kawasan Harajuku menjadi terkenal di seluruh Jepang setelah sering diliput majalah fesyen seperti ''[[Anan]]'' dan ''[[non-no]]''. Pada waktu itu, kelompok gadis-gadis yang disebut [[Annon-zoku]] berjalan-jalan di kawasan Harajuku dengan pakaian yang yang meniru gaya busana majalah ''Anan'' dan ''non-no''.
Pada tahun 1970-an, Harajuku merupakan pusat busana dengan dibukanya berbagai department store. Kawasan Harajuku menjadi terkenal di seluruh Jepang setelah sering diliput majalah fesyen seperti ''[[Anan]]'' dan ''[[non-no]]''. Pada waktu itu, kelompok gadis-gadis yang disebut [[Annon-zoku]] berjalan-jalan di kawasan Harajuku dengan pakaian yang yang meniru gaya busana majalah ''Anan'' dan ''non-no''.

Revisi per 30 Agustus 2007 13.10

Berkas:Harajukugirls.jpg
Anak-anak muda di Harajuku

Harajuku (原宿) adalah sebutan populer untuk sebuah kawasan di sekitar Stasiun JR Harajuku di Jalur Yamanote, Distrik Shibuya, Tokyo. Kawasan ini terkenal sebagai tempat anak-anak muda berkumpul. Lokasinya mencakup sekitar Meiji Jingū, Taman Yoyogi, pusat perbelanjaan Jalan Takeshita (Takeshita-dōri), departement store Laforet, dan Gimnasium Nasional Yoyogi. Harajuku bukan sebutan resmi untuk nama tempat, dan tidak pernah dicantumkan sewaktu menulis alamat.

Sekitar tahun 1980-an, Harajuku merupakan tempat berkembangnya subkultur Takenoko-zoku. Sampai hari ini, kelompok anak muda berpakaian aneh masih bisa dijumpai di kawasan Harajuku. Selain itu, anak-anak sekolah dari berbagai pelosok di Jepang sering memasukkan Harajuku sebagai salah satu tujuan studi wisata sewaktu berkunjung ke Tokyo.

Sebetulnya sebutan "Harajuku" hanya merujuk kepada wilayah di sebelah utara Omotesando (jalan utama ke kuil Meiji Jingū). Kawasan di sebelah selatan Omotesando disebut Onden, tapi nama Onden kurang populer sehingga kawasan tersebut ikut disebut Harajuku.

Sejarah

"Kincir air di Onden" (dari 36 Pemandangan Gunung Fuji karya Hokusai)

Sebelum zaman Edo, Harajuku merupakan salah satu kota tempat penginapan (juku) bagi orang yang bepergian menggunakan rute Jalan Utama Kamakura. Penguasaan Harajuku dihadiahkan kepada ninja dari Provinsi Iga setelah membantu Tokugawa Ieyasu melarikan diri dari Sakai setelah terjadi setelah Insiden Honnōji, dan tiba selamat di Mikawa.

Pada zaman Edo, kelompok ninja dari Iga mendirikan markas untuk melindungi kota Edo di Harajuku karena letaknya yang strategis di bagian selatan Jalan Utama Kōshū. Selain para ninja, samurai kelas Bakushin juga memilih untuk bertempat tinggal di Harajuku. Petani memilih untuk tinggal di tepi Sungai Shibuya agar bisa menanam padi, dan memanfaatkan kincir air untuk menggiling padi atau membuat tepung.

Di zaman Meiji, Harajuku dibangun sebagai kawasan penting yang menghubungkan pusat kota Tokyo dengan daerah sekelilingnya. Pada tahun 1906, Stasiun JR Harajuku dibuka setelah jalur kereta api Yamanote diperluas. Selanjutnya, Omotesando (jalan utama ke kuil) dibangun pada tahun 1919 setelah kuil Meiji Jingū didirikan.

Pada tahun 1970-an, Harajuku merupakan pusat busana dengan dibukanya berbagai department store. Kawasan Harajuku menjadi terkenal di seluruh Jepang setelah sering diliput majalah fesyen seperti Anan dan non-no. Pada waktu itu, kelompok gadis-gadis yang disebut Annon-zoku berjalan-jalan di kawasan Harajuku dengan pakaian yang yang meniru gaya busana majalah Anan dan non-no.

Sekitar tahun 1980-an, Jalan Takeshita menjadi ramai dikunjungi orang yang ingin melihat Takenoko-zoku yang berdandan aneh dan menari di jalanan. Setelah itu, kawasan Harajuku berubah menjadi daerah khusus pejalan kaki, dan anak-anak muda semakin banyak berkumpul. Butik mewah yang menjual merek-merek terkenal di dunia mulai bermunculan di kawasan Omotesando sejak tahun 1990-an.

Pranala luar