Lompat ke isi

Brokoli: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
Ign christian (bicara | kontrib)
-spam
Baris 6: Baris 6:
Brokoli merupakan tanaman yang hidup pada cuaca [[dingin]].
Brokoli merupakan tanaman yang hidup pada cuaca [[dingin]].


Sebagai [[makanan]], brokoli biasanya di[[rebus]] atau di[[kukus]], atau dapat pula dimakan [[mentah]]. Cara terbaik dalam mengolah brokoli adalah dengan cara dikukus. Hal ini bertujuan agar segala vitamin dan nutrisi penting di dalamnya tidak hilang selama proses pemasakan. Merebus brokoli akan menghilangkan sekitar 50 % asam folat yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, jika ingin mengolah brokoli dengan cara direbus, sebaiknya brokoli tidak direbus terlalu lama, kira-kira tidak lebih dari 5 menit.<ref>{{cite web |url=http://informasitips.com/kandungan-gizi-dan-khasiat-sayuran-brokoli|title=Kandungan Gizi dan Khasiat Sayuran Brokoli|date=2010-04-20|publisher=informasitips.com|accessdate=2010-04-24}}</ref> Brokoli mengandung [[vitamin C]] dan [[serat makanan]] dalam jumlah banyak. Brokoli juga mengandung senyawa glukorafanin, yang merupakan bentuk alami senyawa antikanker [[sulforafana]] (''sulforaphane''). Selain itu, brokoli mengandung senyawaan [[isotiosianat]] yang, sebagaimana sulforafana, ditengarai memiliki aktivitas antikanker<ref>Inayah, I.S. 2007. [http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2007/022007/15/kampus/lain05.htm Mengenal ”Isothiocyanates” dan ”Sulforaphane”]. [[Pikiran Rakyat]], Kamis, 15 Februari 2007.</ref>.
Sebagai [[makanan]], brokoli biasanya di[[rebus]] atau di[[kukus]], atau dapat pula dimakan [[mentah]]. Cara terbaik dalam mengolah brokoli adalah dengan cara dikukus. Hal ini bertujuan agar segala vitamin dan nutrisi penting di dalamnya tidak hilang selama proses pemasakan. Merebus brokoli akan menghilangkan sekitar 50 % asam folat yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, jika ingin mengolah brokoli dengan cara direbus, sebaiknya brokoli tidak direbus terlalu lama, kira-kira tidak lebih dari 5 menit. Brokoli mengandung [[vitamin C]] dan [[serat makanan]] dalam jumlah banyak. Brokoli juga mengandung senyawa glukorafanin, yang merupakan bentuk alami senyawa antikanker [[sulforafana]] (''sulforaphane''). Selain itu, brokoli mengandung senyawaan [[isotiosianat]] yang, sebagaimana sulforafana, ditengarai memiliki aktivitas antikanker<ref>Inayah, I.S. 2007. [http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2007/022007/15/kampus/lain05.htm Mengenal ”Isothiocyanates” dan ”Sulforaphane”]. [[Pikiran Rakyat]], Kamis, 15 Februari 2007.</ref>.


Manfaat Brokoli
Manfaat Brokoli

Revisi per 23 Juni 2015 16.10

Dua bonggol brokoli.

Brokoli (Brassica oleracea L. Kelompok Italica) adalah tanaman sayuran yang termasuk dalam suku kubis-kubisan atau Brassicaceae. Brokoli berasal dari daerah Laut Tengah dan sudah sejak masa Yunani Kuno dibudidayakan. Sayuran ini masuk ke Indonesia belum lama (sekitar 1970-an) dan kini cukup populer sebagai bahan pangan.

Bagian brokoli yang dimakan adalah kepala bunga berwarna hijau yang tersusun rapat seperti cabang pohon dengan batang tebal. Sebagian besar kepala bunga tersebut dikelilingi dedaunan. Brokoli paling mirip dengan kembang kol, namun brokoli berwarna hijau, sedangkan kembang kol putih.

Brokoli merupakan tanaman yang hidup pada cuaca dingin.

Sebagai makanan, brokoli biasanya direbus atau dikukus, atau dapat pula dimakan mentah. Cara terbaik dalam mengolah brokoli adalah dengan cara dikukus. Hal ini bertujuan agar segala vitamin dan nutrisi penting di dalamnya tidak hilang selama proses pemasakan. Merebus brokoli akan menghilangkan sekitar 50 % asam folat yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, jika ingin mengolah brokoli dengan cara direbus, sebaiknya brokoli tidak direbus terlalu lama, kira-kira tidak lebih dari 5 menit. Brokoli mengandung vitamin C dan serat makanan dalam jumlah banyak. Brokoli juga mengandung senyawa glukorafanin, yang merupakan bentuk alami senyawa antikanker sulforafana (sulforaphane). Selain itu, brokoli mengandung senyawaan isotiosianat yang, sebagaimana sulforafana, ditengarai memiliki aktivitas antikanker[1].

Manfaat Brokoli

Manfaat brokoli terbukti sangat banyak diantaranya untuk kesehatan mata dan syaraf dan ikut mengurangi tekanan darah. Disamping itu kandungan kalsium dan vitamin K yang tinggi membuat sayur brokoli juga sangat baik untuk kesehatan tulang. Hal menarik lain dari sayuran hijau ini adalah manfaatnya untuk kesehatan kulit juga cukup besar.

Beberapa manfaat brokoli :

1. Dengan kandungan serat, brokoli sangat bermanfaat untuk mendukung program diet sehat. Karena dapat menurunkan berat badan.

2. Dengan kandungan glucoraphanin yang sangat tinggi, brokoli sangat bermanfaat untuk mencegah dan mengobati penyakit jantung.

3. Dengan kandungan vitamin A yang terdapat pada brokoli, maka sangat efektif untuk mempertajam penglihatan mata.

4. Dengan kandungan vitamin C dan E, maka brokoli sangat bermanfaat untuk menjaga dan merawat kesehatan kulit.

5. Brokoli mampu menjaga kesehatan pencernaan.

6. Dengan kandungan vitamin B6, maka brokoli sangat bermanfaat untuk mencegah penyakit kardiovaskuler.

7. Dengan kandungan kalium dan magnesium, maka brokoli sangat bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah tinggi.

8. Brokoli sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi.

9. Brokoli mampu mencegah depresi yang berlebihan.

10. Mampu mencegah dan mengobati penyakit kanker, tumor ataupun kista.

11. Mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita.

12. Mampu menjaga kesehatan sistem saraf pusat (otak).

13. Mampu meningkatkan intelektualitas atau kecerdasan.

14. Mampu menurunkan kadar kolesterol jahat di dalam tubuh.

15. Mampu mengendalikan kadar gula dalam darah secara lebih baik.

16. Mampu mencegah dan mengobati penyakit alzheimer.

17. Mampu mengobati penyakit saluran pernapasan seperti asma dan lainya.

18. Mampu mencegah segala macam radikal bebas.

19. Mampu mengurangi peradangan atau rasa sakit.

20. Sangat baik untuk memberi nutrisi ibu hamil, bayi ataupun balita.

Catatan

  1. ^ Inayah, I.S. 2007. Mengenal ”Isothiocyanates” dan ”Sulforaphane”. Pikiran Rakyat, Kamis, 15 Februari 2007.

Pranala luar