Lompat ke isi

Laksmi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 43: Baris 43:


=== Alaksmi ===
=== Alaksmi ===
Dewi Laksmi juga memiliki antitesis bernama ''Alakhsmi'' atau ''Jyestha'' (beberapa menyebut Alakshmi sebagai kakak [[kembar]] Lakshmi). Alaksmi berasal dari kata ''A'' yang berarti bukan, dan ''Lakshmi'' yang merupakan dewi keberuntungan, yang berarti ''bukan Laksmi''. Berbanding terbalik dengan Laksmi yang merupakan dewi kemamkmuran, keberuntungan, kekayaan, dan kesehatan, Alaksmi adalah dewi kesialan, kemalangan, kemiskinan, dan kesengsaraan. Alaksmi atau Jyestha tertulis dalam naskah ''Padma Purana'' dan ''Lingga Purana''. Dikisahkan pada suatu hari, seorang resi bernama [[Durwasa]] memberikan rangkaian bunga kepada Dewa [[Indra]], sang raja penguasa kahyangan. Dewa Indra yang angkuh kemudian tidak segan melemparkan bunga itu ke lantai dan terinjak oleh gajah peliharaanya. Resi Durwasa yang sakit hati menyumpahi bahwa suatu hari kekayaan dan kekuasaan yang dimiliki Dewa Indra akan lenyap seketika. Dewi Laksmi yang menyaksikan peristiwa tersebut memilih meninggalkan Dewa Indra bahkan menceburkan diri ke dalam lautan susu ([[Bima Sakti|galaksi Bimasakti]]). Kepergian Dewi Laksmi ternyata menimbulkan petaka bagi tiga alam (kahyangan, bumi, dan dunia bawah), yang berimbas pada kerusakan dan kekacauan semesta. Karena selama ini, Dewi Laksmi selalu memberikan keberkahan dan keberuntungan bagi alam semesta. Tanpa adanya Laksmi, sapi-sapi berhenti menghasilkan susu, tanaman tidak lagi menghasilkan buah dan bunga, sinar matahari semakin meredup, emas dan permata tidak lagi berkilau, para [[asura]] (setan) bergentayangan, hingga banyak terjadi kematian. Dewa Wisnu selaku dewa pelindung semesta sekaligus suami dari Laksmi berinisiatif mencari istrinya dengan cara mengaduk lautan susu (disebut ''Samudra Manthana''). Para dewa dan asura turut bekerjasama dalam pengadukan lautan susu. Membutuhkan waktu 1.000 tahun, Dewi Laksmi akhirnya muncul, namun ia tidak sendirian, melainkan ia muncul bersama bayangan hitam yang membentuk sesosok wanita, yang kemudian bayangan itu diberi nama Alaksmi ''(bayangan hitam tersebut digambarkan sebagai bentuk kekecewaan dari Lakshmi)''. Kemudian, Wisnu membagi dunia menjadi dua sisi, yakni kebaikan dan keburukan. Selama peristiwa perputaran lautan, Laksmi ditugaskan untuk menebar kesejahteraan, kemakmuran, dan kebahagiaan. Sedangkan Alaksmi ditugaskan untuk menebarkan kejahatan, kesedihan, kemiskinan, penderitaan. Alaksmi akan tinggal bersama orang-orang yang berhati jahat, serakah, atau jauh dari agama.
Dewi Laksmi juga memiliki antitesis bernama ''Alakhsmi'' atau ''Jyestha'' (beberapa menyebut Alaksmi sebagai kakak [[kembar]] Laksmi). Alaksmi berasal dari kata ''A'' yang berarti bukan, dan ''Lakshmi'' yang merupakan dewi keberuntungan, yang berarti ''bukan Laksmi''. Berbanding terbalik dengan Laksmi yang merupakan dewi kemamkmuran, keberuntungan, kekayaan, dan kesehatan, Alaksmi adalah dewi kesialan, kemalangan, kemiskinan, dan kesengsaraan. Alaksmi atau Jyestha tertulis dalam naskah ''Padma Purana'' dan ''Lingga Purana''. Dikisahkan pada suatu hari, seorang resi bernama [[Durwasa]] memberikan rangkaian bunga kepada Dewa [[Indra]], sang raja penguasa kahyangan. Dewa Indra yang angkuh kemudian tidak segan melemparkan bunga itu ke lantai dan terinjak oleh gajah peliharaanya. Resi Durwasa yang sakit hati menyumpahi bahwa suatu hari kekayaan dan kekuasaan yang dimiliki Dewa Indra akan lenyap seketika. Dewi Laksmi yang menyaksikan peristiwa tersebut memilih meninggalkan Dewa Indra bahkan menceburkan diri ke dalam lautan susu ([[Bima Sakti|galaksi Bimasakti]]). Kepergian Dewi Laksmi ternyata menimbulkan petaka bagi tiga alam (kahyangan, bumi, dan dunia bawah), yang berimbas pada kerusakan dan kekacauan semesta. Karena selama ini, Dewi Laksmi selalu memberikan keberkahan dan keberuntungan bagi alam semesta. Tanpa adanya Laksmi, sapi-sapi berhenti menghasilkan susu, tanaman tidak lagi menghasilkan buah dan bunga, sinar matahari semakin meredup, emas dan permata tidak lagi berkilau, para [[asura]] (setan) bergentayangan, hingga banyak terjadi kematian. Dewa Wisnu selaku dewa pelindung semesta sekaligus suami dari Laksmi berinisiatif mencari istrinya dengan cara mengaduk lautan susu (disebut ''Samudra Manthana''). Para dewa dan asura turut bekerjasama dalam pengadukan lautan susu. Membutuhkan waktu 1.000 tahun, Dewi Laksmi akhirnya muncul, namun ia tidak sendirian, melainkan ia muncul bersama bayangan hitam yang membentuk sesosok wanita, yang kemudian bayangan itu diberi nama Alaksmi ''(bayangan hitam tersebut digambarkan sebagai bentuk kekecewaan dari Lakshmi)''. Kemudian, Wisnu membagi dunia menjadi dua sisi, yakni kebaikan dan keburukan. Selama peristiwa perputaran lautan, Laksmi ditugaskan untuk menebar kesejahteraan, kemakmuran, dan kebahagiaan. Sedangkan Alaksmi ditugaskan untuk menebarkan kejahatan, kesedihan, kemiskinan, penderitaan. Alaksmi akan tinggal bersama orang-orang yang berhati jahat, serakah, atau jauh dari agama.


Alaksmi digambarkan memiliki fisik kulit penuh keriput seperti nenek-nenek dan rambut yang kusut tak terawat. Namun dalam versi lain, Alaksmi digambarkan sangat mirip dengan Lakshmi namun mengenakan pakaian serba hitam dan memiliki sorot mata yang sangat tajam (sorot mata Alaksmi sering diidentifikasikan sebagai ''mata jahat'' yang menakutkan).
Alaksmi digambarkan memiliki fisik kulit penuh keriput seperti nenek-nenek dan rambut yang kusut tak terawat. Namun dalam versi lain, Alaksmi digambarkan sangat mirip dengan Lakshmi namun mengenakan pakaian serba hitam dan memiliki sorot mata yang sangat tajam (sorot mata Alaksmi sering diidentifikasikan sebagai ''mata jahat'' yang menakutkan).