Lompat ke isi

Petrus Josephus Zoetmulder: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k +kat artikel pilihan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 1: Baris 1:
[[Gambar:Zoetmulder-ultah.jpg|thumb|120px|Piet Zoetmulder]]
[[Berkas:Zoetmulder-ultah.jpg|thumb|120px|Piet Zoetmulder]]


Prof. Dr. '''Petrus Josephus Zoetmulder''', [[Serikat Yesus|S.J.]] ([[Utrecht]], [[Belanda]], [[29 Januari]] [[1906]] - [[Yogyakarta]], [[8 Juli]] [[1995]]) adalah seorang pakar [[Sastra Jawa]] dan budayawan [[Indonesia]]. Beliau terkenal dengan disertasinya mengenai penelitian tentang sebuah aspek agama [[Kejawen]] yang dalam edisi Indonesianya berjudul ''[[Manunggaling Kawula Gusti (buku)|Manunggaling Kawula Gusti]]''. Selain itu nama Zoetmulder tidak dapat dilepaskan dari telaah sastra Jawa Kuna ''[[Kalangwan]]'' dan kamus Jawa Kunanya yang terbit dalam dua edisi, yaitu edisi [[Bahasa Inggris]] ([[1982]]) dan edisi [[Bahasa Indonesia]] ([[1995]]).
Prof. Dr. '''Petrus Josephus Zoetmulder''', [[Serikat Yesus|S.J.]] ([[Utrecht]], [[Belanda]], [[29 Januari]] [[1906]] - [[Yogyakarta]], [[8 Juli]] [[1995]]) adalah seorang pakar [[Sastra Jawa]] dan budayawan [[Indonesia]]. Beliau terkenal dengan disertasinya mengenai penelitian tentang sebuah aspek agama [[Kejawen]] yang dalam edisi Indonesianya berjudul ''[[Manunggaling Kawula Gusti (buku)|Manunggaling Kawula Gusti]]''. Selain itu nama Zoetmulder tidak dapat dilepaskan dari telaah sastra Jawa Kuna ''[[Kalangwan]]'' dan kamus Jawa Kunanya yang terbit dalam dua edisi, yaitu edisi [[Bahasa Inggris]] ([[1982]]) dan edisi [[Bahasa Indonesia]] ([[1995]]).


==Pendidikan==
== Pendidikan ==
* ELS, Nijmegen, Negeri Belanda (1981)
* ELS, Nijmegen, Negeri Belanda (1981)
* Gymnasium Kanisius Kolese dan Gymnasium Rolduc, Negeri Belanda, (1925)
* Gymnasium Kanisius Kolese dan Gymnasium Rolduc, Negeri Belanda, (1925)
Baris 12: Baris 12:
* Studi teologi, Maatstricht, Negeri Belanda (1939)
* Studi teologi, Maatstricht, Negeri Belanda (1939)


==Karir==
== Karir ==
* Ditahbiskan menjadi Imam Katolik di Negeri Belanda (1938)
* Ditahbiskan menjadi Imam Katolik di Negeri Belanda (1938)
* Mengajar di Seminari Menengah, Yogya (1925)
* Mengajar di Seminari Menengah, Yogya (1925)
Baris 21: Baris 21:
* Dosen Fakultas Sastra UGM (sejak 1951) kemudian guru besar
* Dosen Fakultas Sastra UGM (sejak 1951) kemudian guru besar


==Biografi==
== Biografi ==
===Masa kecil===
=== Masa kecil ===
[[Gambar:Zoetmulder-kecil.jpg|left|80px|Piet pada masa kecil.]]
[[Berkas:Zoetmulder-kecil.jpg|left|80px|Piet pada masa kecil.]]


Lahir di [[Utrecht]], Negeri [[Belanda]], Piet kecil sudah belajar membaca dan menulis sejak sebelum mengenal bangku sekolah. Ibunya, Catharina Noelege, seorang pemain piano profesional, adalah gurunya yang penyabar. Sehingga ketika Piet masuk Sekolah Dasar, tanpa melalui TK lebih dulu, ia praktis sudah pandai membaca dan menulis. Piet memang dikenal sebagai murid yang rajin, berbakat, dan cerdas.
Lahir di [[Utrecht]], Negeri [[Belanda]], Piet kecil sudah belajar membaca dan menulis sejak sebelum mengenal bangku sekolah. Ibunya, Catharina Noelege, seorang pemain piano profesional, adalah gurunya yang penyabar. Sehingga ketika Piet masuk Sekolah Dasar, tanpa melalui TK lebih dulu, ia praktis sudah pandai membaca dan menulis. Piet memang dikenal sebagai murid yang rajin, berbakat, dan cerdas.
Baris 29: Baris 29:
Saat duduk di bangku ''Gymnasium'' (semacam [[SMU]]) ''College Kanisius'', putra seorang insinyur itu mulai tertarik untuk menjadi [[pastur]] dan terutama Imam [[Yesuit]]. Hal ini tak aneh, karena keluarganya tercatat sebagai penganut agama [[Katolik]] yang taat. Dua pamannya adalah pastor, sedang bude dan bibinya menjadi suster di [[Afrika]] dan [[Suriname]]. Ketika ayahnya, yang bekerja sebagai inspektur kesehatan umum, pindah ke [[Heerlen]], Piet sempat kecewa karena di situ tidak ada ''gymnasium''. Untung, orangtuanya membolehkan si anak bungsu masuk ''gymnasium'' di kota [[Rolduc]], yang kebetulan bekas sekolah ayahnya. Ia mengikuti ujian jurusan A dan B, dan keduanya ia lalui dengan berhasil. Pada [[1925]], Piet masuk [[Novisiat Serikat Yesus]], pendidikan awal calon Imam [[Yesuit]].
Saat duduk di bangku ''Gymnasium'' (semacam [[SMU]]) ''College Kanisius'', putra seorang insinyur itu mulai tertarik untuk menjadi [[pastur]] dan terutama Imam [[Yesuit]]. Hal ini tak aneh, karena keluarganya tercatat sebagai penganut agama [[Katolik]] yang taat. Dua pamannya adalah pastor, sedang bude dan bibinya menjadi suster di [[Afrika]] dan [[Suriname]]. Ketika ayahnya, yang bekerja sebagai inspektur kesehatan umum, pindah ke [[Heerlen]], Piet sempat kecewa karena di situ tidak ada ''gymnasium''. Untung, orangtuanya membolehkan si anak bungsu masuk ''gymnasium'' di kota [[Rolduc]], yang kebetulan bekas sekolah ayahnya. Ia mengikuti ujian jurusan A dan B, dan keduanya ia lalui dengan berhasil. Pada [[1925]], Piet masuk [[Novisiat Serikat Yesus]], pendidikan awal calon Imam [[Yesuit]].


===Pergi ke tanah Jawa===
=== Pergi ke tanah Jawa ===
[[Gambar:Zoetmulder-jas.jpg|thumb|100px|Piet Zoetmulder pada masa muda.]]
[[Berkas:Zoetmulder-jas.jpg|thumb|100px|Piet Zoetmulder pada masa muda.]]


Pastur [[J. Willekens]] S.J., yang mengasuhnya di novisat menganjurkan Piet bekerja untuk karya misi di [[Jawa]], setelah pendidikannya rampung. Anjuran itu dipatuhinya, dan Piet masih berusia 19 tahun ketika menuju ke [[Hindia-Belanda]]. Ia segera ditempatkan di [[Seminari]] Menengah di [[Yogyakarta]]. Tidak diduga, tiga tahun kemudian Pastur Willekens sendiri menyusul ke Jawa untuk menjadi ''Visitor Apostolis''.
Pastur [[J. Willekens]] S.J., yang mengasuhnya di novisat menganjurkan Piet bekerja untuk karya misi di [[Jawa]], setelah pendidikannya rampung. Anjuran itu dipatuhinya, dan Piet masih berusia 19 tahun ketika menuju ke [[Hindia-Belanda]]. Ia segera ditempatkan di [[Seminari]] Menengah di [[Yogyakarta]]. Tidak diduga, tiga tahun kemudian Pastur Willekens sendiri menyusul ke Jawa untuk menjadi ''Visitor Apostolis''.
Baris 36: Baris 36:
Setelah bertemu dengannya, Willekens berkata, "Di samping [[filsafat]], kamu juga harus belajar bahasa Jawa Kuna." Beliau lalu dihubungkan dengan Prof. [[C.C. Berg]], yang mengajar di [[Surakarta]], yang bisa membantunya studi Jawa Kuna. Pada tahun [[1931]], Zoet lulus dengan predikat ''[[cum laude]]'', dan bersamaan dengan itu ditahbiskan sebagai calon pastor di [[Girisonta]], [[Ungaran]], [[Kabupaten Semarang]].
Setelah bertemu dengannya, Willekens berkata, "Di samping [[filsafat]], kamu juga harus belajar bahasa Jawa Kuna." Beliau lalu dihubungkan dengan Prof. [[C.C. Berg]], yang mengajar di [[Surakarta]], yang bisa membantunya studi Jawa Kuna. Pada tahun [[1931]], Zoet lulus dengan predikat ''[[cum laude]]'', dan bersamaan dengan itu ditahbiskan sebagai calon pastor di [[Girisonta]], [[Ungaran]], [[Kabupaten Semarang]].


===Pendidikan lanjutan===
=== Pendidikan lanjutan ===
Pendalaman lebih jauh ia lakukan di [[Universitas Leiden]], Negeri Belanda. Di sini beliau meraih gelar [[sarjana muda]] dalam setahun, lazimnya tiga tahun, dan [[sarjana]] penuh, dalam bidang Sejarah Jawa dan Purbakala, juga dalam satu tahun. Pada bulan Oktober 1935, dengan bimbingan Prof. C.C. Berg, Zoetmulder mempertahankan disertasi doktoratnya, ''[[Pantheïsme en Monisme in de Javaansche Soeloek Literatuur]]'', dengan predikat ''cum laude''. Romo Zoet, demikian ia akrab dipanggil, merasa harus merampungkan studi teologinya dulu sebelum kembali ke Jawa. Empat tahun beliau belajar di [[Maastricht]]. Menjelang pulang ke Hindia-Belanda, beliau masih harus menjalani masa tertiat (masa pendidikan dan pendalaman rohani selama setahun), di [[Belgia]]. Tetapi, serbuan pasukan [[Nazi]] [[Jerman]] ke negeri itu memaksa Romo mengungsi ke [[Perancis]], Juni [[1940]].
Pendalaman lebih jauh ia lakukan di [[Universitas Leiden]], Negeri Belanda. Di sini beliau meraih gelar [[sarjana muda]] dalam setahun, lazimnya tiga tahun, dan [[sarjana]] penuh, dalam bidang Sejarah Jawa dan Purbakala, juga dalam satu tahun. Pada bulan Oktober 1935, dengan bimbingan Prof. C.C. Berg, Zoetmulder mempertahankan disertasi doktoratnya, ''[[Pantheïsme en Monisme in de Javaansche Soeloek Literatuur]]'', dengan predikat ''cum laude''. Romo Zoet, demikian ia akrab dipanggil, merasa harus merampungkan studi teologinya dulu sebelum kembali ke Jawa. Empat tahun beliau belajar di [[Maastricht]]. Menjelang pulang ke Hindia-Belanda, beliau masih harus menjalani masa tertiat (masa pendidikan dan pendalaman rohani selama setahun), di [[Belgia]]. Tetapi, serbuan pasukan [[Nazi]] [[Jerman]] ke negeri itu memaksa Romo mengungsi ke [[Perancis]], Juni [[1940]].


Ia kemudian berhasil mendapatkan kapal yang menuju ke Hindia-Belanda, tetapi mendarat di Inggris demi menghindari ranjau yang dipasang Jerman di lintas pelayaran. Bulan berikutnya Romo Zoet baru berhasil tiba di Jawa, lewat [[Hong Kong]]. Padahal, ada rekannya yang tewas bersama kapal yang tenggelam ditorpedo Angkatan Laut Jerman. "Tuhan menghendaki saya berbahagia di Tanah Jawa", ujarnya.
Ia kemudian berhasil mendapatkan kapal yang menuju ke Hindia-Belanda, tetapi mendarat di Inggris demi menghindari ranjau yang dipasang Jerman di lintas pelayaran. Bulan berikutnya Romo Zoet baru berhasil tiba di Jawa, lewat [[Hong Kong]]. Padahal, ada rekannya yang tewas bersama kapal yang tenggelam ditorpedo Angkatan Laut Jerman. "Tuhan menghendaki saya berbahagia di Tanah Jawa", ujarnya.


===Zaman pendudukan Jepang dan pasca-Perang Dunia II===
=== Zaman pendudukan Jepang dan pasca-Perang Dunia II ===
[[Gambar:Taal van het Adiparwa.jpg|thumb|Gambar sampul ''De Taal van het Adiparwa'', edisi tahun 1983.]]
[[Berkas:Taal van het Adiparwa.jpg|thumb|Gambar sampul ''De Taal van het Adiparwa'', edisi tahun 1983.]]


Tiba di Jakarta, Romo ditawari mengajar ilmu perbandingan bahasa di Fakultas Sastra [[Universitas Indonesia|UI]]. Tetapi, dorongan untuk lebih mendalami bahasa Jawa membuatnya memilih menetap di Yogyakarta. Beliau lalu mengajar di AMS, dan muridnya antara lain Prof. Dr. Koentjaraningrat, Dr. Sukmono dan Dr. S. Supomo.
Tiba di Jakarta, Romo ditawari mengajar ilmu perbandingan bahasa di Fakultas Sastra [[Universitas Indonesia|UI]]. Tetapi, dorongan untuk lebih mendalami bahasa Jawa membuatnya memilih menetap di Yogyakarta. Beliau lalu mengajar di AMS, dan muridnya antara lain Prof. Dr. Koentjaraningrat, Dr. Sukmono dan Dr. S. Supomo.
Baris 50: Baris 50:
Pada zaman Revolusi Fisik (Perang atau Revolusi Kemerdekaan Indonesia antara tahun 1945-1950), sebagai seorang Belanda, Romo Zoet nyaris dibunuh oleh seorang laskar di Pastoran Kemetiran, Yogyakarta. Namun untung ada seorang Jawa yang membelanya dan berkata bahwa beliau adalah "orang suci".
Pada zaman Revolusi Fisik (Perang atau Revolusi Kemerdekaan Indonesia antara tahun 1945-1950), sebagai seorang Belanda, Romo Zoet nyaris dibunuh oleh seorang laskar di Pastoran Kemetiran, Yogyakarta. Namun untung ada seorang Jawa yang membelanya dan berkata bahwa beliau adalah "orang suci".


===Karir akademis===
=== Karir akademis ===
Setelah lolos dari tahanan interniran Baros pada tahun [[1945]], dia mulai mengajar di [[Universitas Gadjah Mada]] (UGM). Lima tahun kemudian, berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud, ia diangkat menjadi Guru Besar Luar Biasa pada Fakultas Sastra Pedagogik, Filsafat UGM. Pada tahun [[1955]], ia dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Fakultas Sastra UGM. Saat itu dia telah menanggalkan kewarganegaraan Belandanya. Sehari-hari tugasnya menjadi lebih berat karena harus mewakili Dekan Fakultas Sastra [[Poerbatjaraka|Prof. Dr. R.M. Ng. Poerbatjaraka]], yang lebih banyak berada di Jakarta. Ini masih ditambah tugas lain, menjadi guru bahasa Jawa Kuna untuk wilayah Yogya.
Setelah lolos dari tahanan interniran Baros pada tahun [[1945]], dia mulai mengajar di [[Universitas Gadjah Mada]] (UGM). Lima tahun kemudian, berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud, ia diangkat menjadi Guru Besar Luar Biasa pada Fakultas Sastra Pedagogik, Filsafat UGM. Pada tahun [[1955]], ia dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Fakultas Sastra UGM. Saat itu dia telah menanggalkan kewarganegaraan Belandanya. Sehari-hari tugasnya menjadi lebih berat karena harus mewakili Dekan Fakultas Sastra [[Poerbatjaraka|Prof. Dr. R.M. Ng. Poerbatjaraka]], yang lebih banyak berada di Jakarta. Ini masih ditambah tugas lain, menjadi guru bahasa Jawa Kuna untuk wilayah Yogya.


Baris 57: Baris 57:
Bukunya yang mengupas kehidupan empu dan sastra Jawa Kuna ''[[Kalangwan]]'' akhirnya terbit pada tahun [[1974]], disusul dengan ''Old Javanese-English Dictionary'' pada tahun [[1982]]. Dalam menulis buku-bukunya, Zoetmulder mengaku kesulitan karena harus mengumpulkan naskah dari mikrofilm dari Universitas Leiden.
Bukunya yang mengupas kehidupan empu dan sastra Jawa Kuna ''[[Kalangwan]]'' akhirnya terbit pada tahun [[1974]], disusul dengan ''Old Javanese-English Dictionary'' pada tahun [[1982]]. Dalam menulis buku-bukunya, Zoetmulder mengaku kesulitan karena harus mengumpulkan naskah dari mikrofilm dari Universitas Leiden.


===Akhir hayat===
=== Akhir hayat ===


[[Gambar:Gereja Zoetmulder.jpg|thumb|Gereja di Muntilan di mana Zoetmulder dimakamkan.]]
[[Berkas:Gereja Zoetmulder.jpg|thumb|Gereja di Muntilan di mana Zoetmulder dimakamkan.]]
[[Gambar:Nisan Zoetmulder.jpg|thumb|Batu nisan Zoetmulder dengan sebuah kalimat dalam bahasa Jawa Kuna yang diambil dari [[Kakawin Sumanasantaka]], pupuh XXVIII bait 11:''"Wiku haji jěněk angher ing śūnya"'' ("Pendeta raja dengan nyaman bersemayam di ke-tiada-an.")]]
[[Berkas:Nisan Zoetmulder.jpg|thumb|Batu nisan Zoetmulder dengan sebuah kalimat dalam bahasa Jawa Kuna yang diambil dari [[Kakawin Sumanasantaka]], pupuh XXVIII bait 11:''"Wiku haji jěněk angher ing śūnya"'' ("Pendeta raja dengan nyaman bersemayam di ke-tiada-an.")]]
Prof. Zoetmulder meninggal dunia pada tanggal [[8 Juli]] [[1995]] di pastoran Kemetiran, [[Yogyakarta]]. Jenazah beliau lalu dimakamkan di pemakaman di gereja di [[Muntilan, Magelang|Muntilan]], [[Kabupaten Magelang]], [[Jawa Tengah]].
Prof. Zoetmulder meninggal dunia pada tanggal [[8 Juli]] [[1995]] di pastoran Kemetiran, [[Yogyakarta]]. Jenazah beliau lalu dimakamkan di pemakaman di gereja di [[Muntilan, Magelang|Muntilan]], [[Kabupaten Magelang]], [[Jawa Tengah]].


==Lain-lain==
== Lain-lain ==
Rohaniawan pecandu buku, dan suka bermain biola, ini sudah merasa dirinya orang Indonesia, malah Jawa. ''Tuhan yang menaruh saya di Indonesia. Papanku (tempat tinggalku) sudah ditentukan di sini,'' ujar dosen UGM itu. Pada [[13 Maret]] [[1951]], Romo Zoet sah menjadi warga negara Indonesia. Ia merasa sesuai tinggal di Pastoran Kemetiran, Yogyakarta, yang konon sangat cocok dengan ''perasaan kejawaannya''. Di situ ia menetap sembilan tahun.
Rohaniawan pecandu buku, dan suka bermain biola, ini sudah merasa dirinya orang Indonesia, malah Jawa. ''Tuhan yang menaruh saya di Indonesia. Papanku (tempat tinggalku) sudah ditentukan di sini,'' ujar dosen UGM itu. Pada [[13 Maret]] [[1951]], Romo Zoet sah menjadi warga negara Indonesia. Ia merasa sesuai tinggal di Pastoran Kemetiran, Yogyakarta, yang konon sangat cocok dengan ''perasaan kejawaannya''. Di situ ia menetap sembilan tahun.


Romo Zoet penggemar musik [[Beethoven]] dan [[Mozart]]. Di samping buku rohani dan ilmu, ia juga pelahap novel dan puisi, malah cerita detektif. Konon, Zoetmulder memiliki 1.000 cerita detektif di kamarnya, termasuk karangan [[Ngaio Marsh]]. Bersahabat dengan pengarang detektif [[John Le Carré]] ketika di [[Bonn]], [[Jerman Barat]], ia pernah mendapat hadiah langsung dari Le Carré, sebuah buku laris berjudul ''[[The Spy Who Came in from the Cold]]''. Karangan Le Carré yang lain, ''A Small Town in Germany'', sempat 'diperiksa' Romo Zoet lebih dahulu sebelum terbit.
Romo Zoet penggemar musik [[Beethoven]] dan [[Mozart]]. Di samping buku rohani dan ilmu, ia juga pelahap novel dan puisi, malah cerita detektif. Konon, Zoetmulder memiliki 1.000 cerita detektif di kamarnya, termasuk karangan [[Ngaio Marsh]]. Bersahabat dengan pengarang detektif [[John Le Carré]] ketika di [[Bonn]], [[Jerman Barat]], ia pernah mendapat hadiah langsung dari Le Carré, sebuah buku laris berjudul ''[[The Spy Who Came in from the Cold]]''. Karangan Le Carré yang lain, ''A Small Town in Germany'', sempat 'diperiksa' Romo Zoet lebih dahulu sebelum terbit.


==Penghargaan==
== Penghargaan ==
* [[1970]], tanda penghargaan dari Pemerintah Indonesia sebagai ''Pengabdi dan Pendorong di Bidang Sosial Kemanusiaan''.
* [[1970]], tanda penghargaan dari Pemerintah Indonesia sebagai ''Pengabdi dan Pendorong di Bidang Sosial Kemanusiaan''.
* [[1974]], penghargaan ''International Man of the Year'' dari International Biographical Centre, [[Cambridge]], [[Inggris]].
* [[1974]], penghargaan ''International Man of the Year'' dari International Biographical Centre, [[Cambridge]], [[Inggris]].
* [[1983]], penghargaan bintang ''Commandeur in der Order van Oranye Nassau''
* [[1983]], penghargaan bintang ''Commandeur in der Order van Oranye Nassau''


==Kutipan==
== Kutipan ==
{{wikiquote-id}}
{{wikiquote-id}}
*"Saya bilang, saya sendiri dari Belanda, dan saya mampu. Yang terpenting kemauan dan niat. Apa pun bisa dipelajari, tak ada yang sulit." - saat bercerita tentang perdebatannya dengan mahasiswa yang berasal dari luar Jawa, yang merasa tak mampu dan menolak belajar bahasa Jawa Kuna.
*"Saya bilang, saya sendiri dari Belanda, dan saya mampu. Yang terpenting kemauan dan niat. Apa pun bisa dipelajari, tak ada yang sulit." - saat bercerita tentang perdebatannya dengan mahasiswa yang berasal dari luar Jawa, yang merasa tak mampu dan menolak belajar bahasa Jawa Kuna.
*"Bagi saya, sebenarnya menjadi warga negara [[Belanda]] atau Indonesia sama saja. Saya juga tak pernah merasa rindu dengan negeri Belanda... Bahkan kalau Tuhan mencabut nyawa saya, saya ingin itu terjadi di Jawa." - saat ditanya apakah ia menyesal menanggalkan kewarganegaraannya.
*"Bagi saya, sebenarnya menjadi warga negara [[Belanda]] atau Indonesia sama saja. Saya juga tak pernah merasa rindu dengan negeri Belanda... Bahkan kalau Tuhan mencabut nyawa saya, saya ingin itu terjadi di Jawa." - saat ditanya apakah ia menyesal menanggalkan kewarganegaraannya.


==Bibliografi==
== Bibliografi ==
===Buku===
=== Buku ===
[[Gambar:Manunggaling.jpg|right|thumb|150px|''[[Manunggaling Kawula Gusti]]'', 1991.]]
[[Berkas:Manunggaling.jpg|right|thumb|150px|''[[Manunggaling Kawula Gusti]]'', 1991.]]
*[[1930]]a, ''Het Land van de Profeet'', [[Leuven]] : Xaveriana.
*[[1930]]a, ''Het Land van de Profeet'', [[Leuven]] : Xaveriana.
*1930b, ''Mohammed de Profeet, I, In Mekka'', Leuven: Xaveriana.
*1930b, ''Mohammed de Profeet, I, In Mekka'', Leuven: Xaveriana.
Baris 91: Baris 91:
*[[1965]], ''Die Religionen Indonesiens'', [[Stuttgart]]: Kohlhammer. Bersama dengan [[Waldemar Stöhr]]. ISBN 0486-3585
*[[1965]], ''Die Religionen Indonesiens'', [[Stuttgart]]: Kohlhammer. Bersama dengan [[Waldemar Stöhr]]. ISBN 0486-3585
*[[1969]], ''Siwaratrikalpa of mpu Tanakung''. [[Den Haag|The Hague]]: Martinus Nijhoff. Bersama [[A. Teeuw]], [[Th.P. Galestin]], [[S.O. Robson]], dan [[P.J. Worsley]].
*[[1969]], ''Siwaratrikalpa of mpu Tanakung''. [[Den Haag|The Hague]]: Martinus Nijhoff. Bersama [[A. Teeuw]], [[Th.P. Galestin]], [[S.O. Robson]], dan [[P.J. Worsley]].
*[[1974]], ''Kalangwan. A Survey of Old Javanese Literature'', [[Den Haag|The Hague]]: Martinus Nijhoff. Edisi bahasa Inggris. (Resensi, hal 218-233) ISBN 902-471-674-8
*[[1974]], ''Kalangwan. A Survey of Old Javanese Literature'', [[Den Haag|The Hague]]: Martinus Nijhoff. Edisi bahasa Inggris. (Resensi, hal 218-233) ISBN 90-247-1674-8
* [[1982]], ''Old Javanese-English Dictionary'', The Hague: Martinus Nijhoff. In collaboration with S.O. Robson.
* [[1982]], ''Old Javanese-English Dictionary'', The Hague: Martinus Nijhoff. In collaboration with S.O. Robson.
*[[1983]], ''Kalangwan. Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang.'' [[Jakarta]]: [[Djambatan]].
*[[1983]], ''Kalangwan. Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang.'' [[Jakarta]]: [[Djambatan]].
Baris 100: Baris 100:
*[[1995]], ''[[Kamus Jawa Kuna-Indonesia (Zoetmulder)|Kamus Jawa Kuna-Indonesia]]'', Jakarta: Gramedia dan Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV). Bekerja sama dengan S.O. Robson. Penerjemah: Darusuprapta dan Sumarti Suprayitna. ISBN 979-605-347-0
*[[1995]], ''[[Kamus Jawa Kuna-Indonesia (Zoetmulder)|Kamus Jawa Kuna-Indonesia]]'', Jakarta: Gramedia dan Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV). Bekerja sama dengan S.O. Robson. Penerjemah: Darusuprapta dan Sumarti Suprayitna. ISBN 979-605-347-0


===Artikel===
=== Artikel ===
* {{nl}} [[1933]] - 'De Strijd om het Paradijs (Bali)', ''Studiën; Tijdschrift voor Godsdienst, Wetenschap en Letteren'' 120:90-109, 196-210, 298-309. (Diterbitkan dengan nama samaran R. Artati).
* {{nl}} [[1933]] - 'De Strijd om het Paradijs (Bali)', ''Studiën; Tijdschrift voor Godsdienst, Wetenschap en Letteren'' 120:90-109, 196-210, 298-309. (Diterbitkan dengan nama samaran R. Artati).
* {{nl}} [[1934]] - 'Literatuur over den Islam', ''''Studiën; Tijdschrift voor Godsdienst, Wetenschap en Letteren'' 121:257-63. (Diterbitkan dengan nama samaran R. Artati).
* {{nl}} [[1934]] - 'Literatuur over den Islam', ''''Studiën; Tijdschrift voor Godsdienst, Wetenschap en Letteren'' 121:257-63. (Diterbitkan dengan nama samaran R. Artati).
Baris 107: Baris 107:
* {{id}} [[1961]] - 'Zaman Madjapahit', ''Basis; Madjalah Bulanan untuk Soal-Soal Kebudajaan Umum'' 11:14-8.
* {{id}} [[1961]] - 'Zaman Madjapahit', ''Basis; Madjalah Bulanan untuk Soal-Soal Kebudajaan Umum'' 11:14-8.


===Makalah yang tidak diterbitkan===
=== Makalah yang tidak diterbitkan ===
* {{id}} [[1953]] - 'Kedudukan Bahasa Djawa', dalam: ''Pasarasehan Bahasa Djawa pada Tanggal 14/15 Nopember 1953 di Gedung Agung Jogjakarta'', Jogjakarta: Tjabang Bagian Bahasa Djawatan Kebudajaan Kementerian P.P. & K.
* {{id}} [[1953]] - 'Kedudukan Bahasa Djawa', dalam: ''Pasarasehan Bahasa Djawa pada Tanggal 14/15 Nopember 1953 di Gedung Agung Jogjakarta'', Jogjakarta: Tjabang Bagian Bahasa Djawatan Kebudajaan Kementerian P.P. & K.
* {{nl}} [[1957]] - 'Literarische Yantras', Makalah yang dipersembahan kepada "''Twenty-Fifth International Congress of Orientalists''", München, 28 Agustus - 4 September 1957.
* {{nl}} [[1957]] - 'Literarische Yantras', Makalah yang dipersembahan kepada "''Twenty-Fifth International Congress of Orientalists''", München, 28 Agustus - 4 September 1957.
Baris 113: Baris 113:
* {{en}} [[1967]] - 'The Cultural Background of Indonesian Politics', University of South Caroline, Colombia.
* {{en}} [[1967]] - 'The Cultural Background of Indonesian Politics', University of South Caroline, Colombia.


==Lihat pula==
== Lihat pula ==
*[[Ignatius Kuntara Wiryamartana]], salah seorang siswa Zoetmulder yang kelak menjadi dosen Sastra Jawa Kuna di Universitas Gadjah Mada.
*[[Ignatius Kuntara Wiryamartana]], salah seorang siswa Zoetmulder yang kelak menjadi dosen Sastra Jawa Kuna di Universitas Gadjah Mada.


==Pranala luar==
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/P/ads,20030625-29,P.html Salah satu sumber artikel ini]
* {{id}} [http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/P/ads,20030625-29,P.html Salah satu sumber artikel ini]
* {{id}} [http://www.suaramerdeka.com/cybernews/layar/tokoh/tokoh34.html Profil di suaramerdeka.com]
* {{id}} [http://www.suaramerdeka.com/cybernews/layar/tokoh/tokoh34.html Profil di suaramerdeka.com]
Baris 122: Baris 122:


{{DEFAULTSORT:Zoetmulder, Petrus Josephus}}
{{DEFAULTSORT:Zoetmulder, Petrus Josephus}}
{{Artikel bagus utama}}

[[Kategori:Kelahiran 1906]]
[[Kategori:Kelahiran 1906]]
[[Kategori:Kematian 1995]]
[[Kategori:Kematian 1995]]
Baris 130: Baris 132:
[[Kategori:Eropa-Indonesia]]
[[Kategori:Eropa-Indonesia]]
[[Kategori:Artikel pilihan bertopik biografi]]
[[Kategori:Artikel pilihan bertopik biografi]]

{{Artikel bagus utama}}


[[en:Petrus Josephus Zoetmulder]]
[[en:Petrus Josephus Zoetmulder]]