Lompat ke isi

Kerajaan Polandia (1025–1385): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bot: Mengganti Alex_K_Kingdom_of_Poland-flag.svg dengan Kingdom_of_Poland-flag.svg
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 38: Baris 38:
Dasar pengembangan negara Polandia diletakkan oleh [[Wangsa Piast]], yang pamornya telah dikenal sejak abad ke-10. Konversi Adipati [[Mieszko I dari Polandia]] [[Kekristenan]] membuka jalan bagi Polandia untuk menjadi anggota keluarga kerajaan-kerajaan Kristen. Pada tahun 1000, selama [[Kongres Gniezno]], Polandia diakui sebagai sebuah negara oleh [[Kekaisaran Romawi Suci]] dan [[Paus (Katolik Roma)|Paus]]. Pada tahun 1025, Adipati [[Bolesław I sang Pemberani|Bolesław I]] dinobatkan sebagai Raja Polandia, yang menandai tanggal awal untuk Polandia Raya, meskipun selama bertahun-tahun yang panjang Polandia bukan diperintah oleh raja-raja melainkan oleh adipati-adipati.
Dasar pengembangan negara Polandia diletakkan oleh [[Wangsa Piast]], yang pamornya telah dikenal sejak abad ke-10. Konversi Adipati [[Mieszko I dari Polandia]] [[Kekristenan]] membuka jalan bagi Polandia untuk menjadi anggota keluarga kerajaan-kerajaan Kristen. Pada tahun 1000, selama [[Kongres Gniezno]], Polandia diakui sebagai sebuah negara oleh [[Kekaisaran Romawi Suci]] dan [[Paus (Katolik Roma)|Paus]]. Pada tahun 1025, Adipati [[Bolesław I sang Pemberani|Bolesław I]] dinobatkan sebagai Raja Polandia, yang menandai tanggal awal untuk Polandia Raya, meskipun selama bertahun-tahun yang panjang Polandia bukan diperintah oleh raja-raja melainkan oleh adipati-adipati.


Raja yang memerintah negara tersebut mandiri dan bertanggung jawab sendiri, namun ia diharapkan menghormati adat istiadat tradisional masyarakat. Aturan suksesi tidak dibatasi turun temurun secara hukum. Seluruh putra raja atau adipati memiliki hak waris yang sama, dan salah satu dari mereka yang terkuat berhasil naik ke atas takhta.
Raja yang memerintah negara tersebut mandiri dan bertanggung jawab sendiri, tetapi ia diharapkan menghormati adat istiadat tradisional masyarakat. Aturan suksesi tidak dibatasi turun temurun secara hukum. Seluruh putra raja atau adipati memiliki hak waris yang sama, dan salah satu dari mereka yang terkuat berhasil naik ke atas takhta.


=== Masa fragmentasi ===
=== Masa fragmentasi ===