Lompat ke isi

Islam di Sumatera Barat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nov tanjuang (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Ariyanto (bicara | kontrib)
k Bersih-bersih (via JWB)
Baris 4: Baris 4:
{{refimprovesect}}
{{refimprovesect}}
=== Masuknya Islam ===
=== Masuknya Islam ===
Agama Islam pertama kali memasuki Sumatra Barat pada [[abad ke-7]], dimana pada tahun [[674]] telah didapati masyarakat [[Arab]] di pesisir timur [[pulau Sumatra]]. Selain berdagang, secara perlahan mereka membawa masuk agama Islam ke dataran tinggi Minangkabau atau [[Sumatra Barat]] sekarang melalui aliran [[sungai]] yang bermuara di timur pulau Sumatra, seperti [[Batang Hari]].
Agama Islam pertama kali memasuki Sumatra Barat pada [[abad ke-7]], di mana pada tahun [[674]] telah didapati masyarakat [[Arab]] di pesisir timur [[pulau Sumatra]]. Selain berdagang, secara perlahan mereka membawa masuk agama Islam ke dataran tinggi Minangkabau atau [[Sumatra Barat]] sekarang melalui aliran [[sungai]] yang bermuara di timur pulau Sumatra, seperti [[Batang Hari]].


=== Perkembangan ===
=== Perkembangan ===
Perkembangan agama Islam di Sumatra Barat menjadi sangat pesat setelah [[kesultanan Aceh]] diperintah oleh [[Alauddin al-Qahhar dari Aceh|Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar]], yang berhasil meluaskan wilayahnya hampir ke seluruh pantai barat Sumatra. Sehingga pada [[abad ke-13]], Islam mulai memasuki Tiku, Pariaman, Air Bangis, dan daerah pesisir Sumatra Barat lainnya. Islam kemudian juga masuk ke daerah pedalaman atau dataran tinggi Minangkabau yang disebut "darek". Di kawasan ''darek'' pada saat itu berdiri [[kerajaan Pagaruyung]], dimana [[kerajaan]] tersebut mulai mendapat pengaruh Islam sekitar [[abad ke-14]]. Sebelum Islam diterima secara luas, masyarakat yang ada di sekitar pusat kerajaan dari beberapa bukti arkeologis menunjukan pernah memeluk agama [[Buddha]] dan [[Hindu]] terutama sebelum memasuki [[abad ke-7]].
Perkembangan agama Islam di Sumatra Barat menjadi sangat pesat setelah [[kesultanan Aceh]] diperintah oleh [[Alauddin al-Qahhar dari Aceh|Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar]], yang berhasil meluaskan wilayahnya hampir ke seluruh pantai barat Sumatra. Sehingga pada [[abad ke-13]], Islam mulai memasuki Tiku, Pariaman, Air Bangis, dan daerah pesisir Sumatra Barat lainnya. Islam kemudian juga masuk ke daerah pedalaman atau dataran tinggi Minangkabau yang disebut "darek". Di kawasan ''darek'' pada saat itu berdiri [[kerajaan Pagaruyung]], di mana [[kerajaan]] tersebut mulai mendapat pengaruh Islam sekitar [[abad ke-14]]. Sebelum Islam diterima secara luas, masyarakat yang ada di sekitar pusat kerajaan dari beberapa bukti arkeologis menunjukan pernah memeluk agama [[Buddha]] dan [[Hindu]] terutama sebelum memasuki [[abad ke-7]].


=== Perang Padri ===
=== Perang Padri ===