Lompat ke isi

Tokyo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menghapus vandalisme
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
→‎1943 – sekarang: #1Lib1Ref #1Lib1RefID
Baris 170: Baris 170:
}}
}}


Setelah perang berakhir, Tokyo dibangun kembali, dan berkilauan di mata dunia ketika [[Olimpiade Musim Panas 1964]] diadakan di kota ini. Pada tahun 1970-an, Tokyo menyaksikan pembangunan gedung-gedung pencakar langit seperti [[Sunshine 60]], konstruksi [[Bandar Udara Internasional Narita|bandara]] baru yang kontroversial<ref>[http://tokyo-nrt.airports-guides.com/ "Tokyo Narita International Airport (NRT) Airport Information (Tokyo, Japan)"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141017080557/http://tokyo-nrt.airports-guides.com/ |date=2014-10-17 }}. Diakses pada 11 September 2008.</ref> di [[Narita, Chiba|Narita]] (yang agak jauh dari perbatasan kota) pada tahun 1978, dan peningkatan jumlah penduduk hingga sekitar 11 juta (dalam lingkungan wilayah metropolitan).
Setelah [[Perang Dunia II]] berakhir, Tokyo dibangun kembali.{{Butuh rujukan}} Tokyo kemudian menjadi kota tuan rumah bagi [[Olimpiade Musim Panas 1964]] setelah memenangkan persaingan pencalonan dengan kota kanditat lain yaitu [[Brussel (kota)|Brussels]], [[Detroit]], dan [[Wina]] pada tahun 1959.<ref>{{Cite book|last=Gold, J. R., dan Gold, M. M.|date=Januari 2012|url=https://www.researchgate.net/publication/321269789_Chapter_2_-_From_A_to_B_The_Summer_Olympics_1896-2008_Chapter_taken_from_Olympic_Cities_ISBN_978-0-203-84074-0|title=Routledge Online Studies on the Olympic and Paralympic Games Volume 1 Nomor 36|isbn=978-0-203-84074-0|pages=20|chapter=From A to B: The Summer Olympics, 1896–2008: Chapter taken from Olympic Cities|doi=10.4324/9780203840740_chapter_2|url-status=live}}</ref> Pada tahun 1970-an, Tokyo menyaksikan pembangunan gedung-gedung pencakar langit seperti [[Sunshine 60]], konstruksi [[Bandar Udara Internasional Narita|bandara]] baru yang kontroversial<ref>[http://tokyo-nrt.airports-guides.com/ "Tokyo Narita International Airport (NRT) Airport Information (Tokyo, Japan)"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141017080557/http://tokyo-nrt.airports-guides.com/ |date=2014-10-17 }}. Diakses pada 11 September 2008.</ref> di [[Narita, Chiba|Narita]] (yang agak jauh dari perbatasan kota) pada tahun 1978, dan peningkatan jumlah penduduk hingga sekitar 11 juta (dalam lingkungan wilayah metropolitan).{{Butuh rujukan}}


[[Tokyo Subway|Jaringan kereta bawah tanah]] dan komuter Tokyo menjadi salah satu yang tersibuk di dunia<ref>{{cite web|url=http://www.jrtr.net/jrtr25/pdf/f04_oka.pdf|title=Rail Transport in The World's Major Cities|publisher=Japan Railway and Transport Review|archive-url=https://web.archive.org/web/20071025030339/http://www.jrtr.net/jrtr25/pdf/f04_oka.pdf|archive-date=October 25, 2007|dead-url=yes|accessdate=October 17, 2007|df=mdy-all}}</ref> karena makin besarnya gelombang urbanisasi ke daerah ini. Pada 1980-an, harga [[Lahan yasan|real estat]] meroket selama [[Penggelembungan harga aset di Jepang|penggelembungan harga aset Jepang]]. Gelembung itu meledak pada awal 1990-an, dan banyak perusahaan, bank, dan individu yang terperangkap utang hipotik, sementara real estat menyusut nilainya. Sehingga terjadilah [[resesi]] besar yang membuat [[dekade]] 1990-an sebagai "[[Dasawarsa yang Hilang (Jepang)|dekade hilang]]" di Jepang,<ref>{{cite book|last=Saxonhouse|first=Gary R. (ed.)|coauthors=Robert M. Stern (ed.)|title=Japan's Lost Decade: Origins, Consequences and Prospects for Recovery|publisher=[[Blackwell Publishing Limited]]|year=2004|isbn=1405119179}}</ref> namun resesi tersebut akhirnya bisa diatasi dengan baik.
[[Tokyo Subway|Jaringan kereta bawah tanah]] dan komuter Tokyo menjadi salah satu yang tersibuk di dunia<ref>{{cite web|url=http://www.jrtr.net/jrtr25/pdf/f04_oka.pdf|title=Rail Transport in The World's Major Cities|publisher=Japan Railway and Transport Review|archive-url=https://web.archive.org/web/20071025030339/http://www.jrtr.net/jrtr25/pdf/f04_oka.pdf|archive-date=October 25, 2007|dead-url=yes|accessdate=October 17, 2007|df=mdy-all}}</ref> karena makin besarnya gelombang urbanisasi ke daerah ini. Pada 1980-an, harga [[Lahan yasan|real estat]] meroket selama [[Penggelembungan harga aset di Jepang|penggelembungan harga aset Jepang]]. Gelembung itu meledak pada awal 1990-an, dan banyak perusahaan, bank, dan individu yang terperangkap utang hipotik, sementara real estat menyusut nilainya. Sehingga terjadilah [[resesi]] besar yang membuat [[dekade]] 1990-an sebagai "[[Dasawarsa yang Hilang (Jepang)|dekade hilang]]" di Jepang,<ref>{{cite book|last=Saxonhouse|first=Gary R. (ed.)|coauthors=Robert M. Stern (ed.)|title=Japan's Lost Decade: Origins, Consequences and Prospects for Recovery|publisher=[[Blackwell Publishing Limited]]|year=2004|isbn=1405119179}}</ref> namun resesi tersebut akhirnya bisa diatasi dengan baik.