Lompat ke isi

Jerapah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tag: halaman dengan galat kutipan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tag: halaman dengan galat kutipan
Baris 26: Baris 26:
=== Leher ===
=== Leher ===
[[File:Flickr - Rainbirder - High-rise living.jpg|thumb|left|upright|alt=Photograph of an adult male giraffe with its next fully extended feeding on an acacia |Seekor jerapah yang lehernya menjulang tinggi, sedang memakan sebuah pohon akasia di Kenya]]
[[File:Flickr - Rainbirder - High-rise living.jpg|thumb|left|upright|alt=Photograph of an adult male giraffe with its next fully extended feeding on an acacia |Seekor jerapah yang lehernya menjulang tinggi, sedang memakan sebuah pohon akasia di Kenya]]
Jerapah memiliki leher yang sangat panjang, panjangnya bisa mencapai 2,4 m (7 kaki 10 inci). Di sepanjang leher terdapat surai yang terbuat dari rambut pendek dan tegak. Leher biasanya terletak pada sudut 50–60 derajat, meskipun pada remaja lebih dekat hingga 70 derajat. Leher yang panjang disebabkan oleh pemanjangan vertebra serviks yang tidak proporsional , bukan karena penambahan lebih banyak vertebra. Setiap vertebra serviks memiliki panjang lebih dari 28 cm (11 inci). Panjang tulang belakang jerapah adalah 52–54 persen , dibandingkan dengan 27–33 persen pada hewan berkuku besar serupa, termasuk kerabat terdekat jerapah yang masih hidup, okapi . Pemanjangan ini sebagian besar terjadi setelah lahir, mungkin karena induk jerapah akan kesulitan melahirkan anak jerapah dengan proporsi leher yang sama dengan jerapah dewasa. Kepala dan leher jerapah ditopang oleh otot besar dan ligamen nukal , yang diikat oleh duri vertebra toraks yang panjang , sehingga menghasilkan punuk
Jerapah memiliki leher yang sangat panjang, panjangnya bisa mencapai 2,4 m (7 kaki 10 inci).<ref name="Taylor&Wedel2013">{{Cite journal |last1=Taylor |first1=M. P. |last2=Wedel |first2=M. J. |doi=10.7717/peerj.36 |title=Why sauropods had long necks; and why giraffes have short necks |journal=[[PeerJ]] |volume=1 |page=e36 |year=2013 |pmid=23638372 |pmc=3628838 |doi-access=free}}</ref> Di sepanjang leher terdapat surai yang terbuat dari rambut pendek dan tegak.<ref name="Dagg1971"/> Leher biasanya terletak pada sudut 50–60 derajat, meskipun pada remaja lebih dekat hingga 70 derajat.<ref name=Dagg2014/>{{rp|72–73}} Leher yang panjang disebabkan oleh pemanjangan vertebra serviks yang tidak proporsional, bukan karena penambahan lebih banyak vertebra. Setiap vertebra serviks memiliki panjang lebih dari 28 cm (11 inci).<ref name=anatomy>{{cite book |author=Swaby, S. |year=2010 |contribution=Giraffe |editor=Harris, T.|title=Mammal Anatomy: An Illustrated Guide |publisher=[[Marshall Cavendish]] |pages=64–84 |isbn=978-0-7614-7882-9}}</ref>{{rp|71}} Panjang tulang belakang jerapah adalah 52–54 persen, dibandingkan dengan 27–33 persen pada hewan berkuku besar serupa, termasuk kerabat terdekat jerapah yang masih hidup, okapi.<ref name=bada>{{Cite journal |doi=10.1111/j.1096-3642.2008.00458.x |last1=Badlangana |first1=L. N. |last2=Adams |first2=J. W. |last3=Manger |first3=P. R. |title=The giraffe ''(Giraffa camelopardalis)'' cervical vertebral column: A heuristic example in understanding evolutionary processes? |journal=[[Zoological Journal of the Linnean Society]] |volume=155 |issue=3 |pages=736–757 |year=2009 |doi-access=free}}</ref> Pemanjangan ini sebagian besar terjadi setelah lahir, mungkin karena induk jerapah akan kesulitan melahirkan anak jerapah dengan proporsi leher yang sama dengan jerapah dewasa.<ref name=van>{{Cite journal |doi=10.1002/jez.b.21353 |pmid=20700891 |last1=Van Sittert |first1=S. J. |last2=Skinner |first2=J. D. |last3=Mitchell |first3=G. |title=From fetus to adult – An allometric analysis of the giraffe vertebral column |journal=[[Journal of Experimental Zoology Part B: Molecular and Developmental Evolution]] |volume=314B |issue=6 |pages=469–479 |year=2010|bibcode=2010JEZB..314..469V }}</ref> Kepala dan leher jerapah ditopang oleh otot besar dan ligamen nukal, yang diikat oleh duri vertebra toraks yang panjang, sehingga menghasilkan punuk.<ref name=Dagg1971/><ref name=Solounias1999/><ref name=MacDonald/>


Tulang leher jerapah mempunyai sendi bola dan soket . Titik artikulasi antara vertebra serviks dan toraks jerapah digeser sehingga terletak di antara vertebra toraks pertama dan kedua (T1 dan T2), tidak seperti pada kebanyakan hewan ruminansia lainnya, yang artikulasinya berada di antara vertebra serviks ketujuh ( C7) dan T1. Hal ini memungkinkan C7 berkontribusi langsung pada peningkatan panjang leher dan memunculkan dugaan bahwa T1 sebenarnya adalah C8, dan jerapah telah menambahkan vertebra serviks tambahan. Namun, proposisi ini tidak diterima secara umum, karena T1 memiliki ciri morfologi lain, seperti tulang rusuk yang mengartikulasikan , yang dianggap sebagai diagnostik vertebra toraks, dan karena pengecualian pada batas mamalia yaitu tujuh vertebra serviks umumnya ditandai dengan peningkatan anomali neurologis dan penyakit.
Tulang leher jerapah mempunyai sendi bola dan soket.<ref name=anatomy/>{{rp|71}} Titik artikulasi antara vertebra serviks dan toraks jerapah digeser sehingga terletak di antara vertebra toraks pertama dan kedua (T1 dan T2), tidak seperti pada kebanyakan hewan ruminansia lainnya, yang artikulasinya berada di antara vertebra serviks ketujuh ( C7) dan T1.<ref name=bada/><ref name=van/> Hal ini memungkinkan C7 berkontribusi langsung pada peningkatan panjang leher dan memunculkan dugaan bahwa T1 sebenarnya adalah C8, dan jerapah telah menambahkan vertebra serviks tambahan.<ref name=Solounias1999>{{Cite journal|author=Solounias, N.|year=1999|title=The remarkable anatomy of the giraffe's neck |journal=[[Journal of Zoology]] |volume=247 |issue=2 |pages=257–268 |doi=10.1111/j.1469-7998.1999.tb00989.x |url=http://www.ikhebeenvraag.be/mediastorage/FSDocument/73/download.pdf |archive-url=https://web.archive.org/web/20090325215447/http://www.ikhebeenvraag.be/mediastorage/FSDocument/73/download.pdf |archive-date=25 March 2009 |url-status=live}}</ref> Namun, proposisi ini tidak diterima secara umum, karena T1 memiliki ciri morfologi lain, seperti tulang rusuk yang mengartikulasikan , yang dianggap sebagai diagnostik vertebra toraks, dan karena pengecualian pada batas mamalia yaitu tujuh vertebra serviks umumnya ditandai dengan peningkatan anomali neurologis dan penyakit.<ref name=bada/>


Ada beberapa hipotesis mengenai asal usul evolusi dan pemeliharaan pemanjangan leher jerapah. Charles Darwin awalnya mengusulkan " hipotesis persaingan hewan peramban tumbuhan", yang baru-baru ini ditentang. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan persaingan dari hewan-hewan yang lebih kecil, seperti [[kudu]] , [[steenbok]] , dan [[impala]] , mendorong pemanjangan leher, karena memungkinkan jerapah meraih makanan yang tidak dapat dijangkau oleh pesaingnya. Keuntungan ini nyata, karena jerapah dapat dan memang makan hingga ketinggian 4,5 m (15 kaki), sementara jerapah yang cukup besar, seperti kudu, hanya dapat memberi makan hingga ketinggian sekitar 2 m (6 kaki 7 inci). Ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa persaingan meramban sangat ketat di tingkat yang lebih rendah, dan jerapah mencari makan dengan lebih efisien (mendapatkan lebih banyak biomassa daun setiap kali makan) di tempat yang tinggi di kanopi. Namun, para ilmuwan tidak setuju tentang berapa banyak waktu yang dihabiskan jerapah untuk makan pada tingkat yang di luar jangkauan browser lain, dan sebuah penelitian tahun 2010 menemukan bahwa jerapah dewasa dengan leher yang lebih panjang sebenarnya menderita tingkat kematian yang lebih tinggi pada kondisi kekeringan dibandingkan dengan kelompok yang berleher pendek. Studi ini menunjukkan bahwa memelihara leher yang lebih panjang membutuhkan lebih banyak nutrisi, sehingga membuat jerapah berleher panjang berisiko mengalami kekurangan makanan.
Ada beberapa hipotesis mengenai asal usul evolusi dan pemeliharaan pemanjangan leher jerapah.<ref name=sim2010>{{Cite journal |doi=10.1111/j.1469-7998.2010.00711.x |last1=Simmons |first1= R. E. |last2=Altwegg |first2=R. | title=Necks-for-sex or competing browsers? A critique of ideas on the evolution of giraffe |journal=Journal of Zoology |volume=282 |issue=1 |pages=6–12 |year=2010}}</ref> [[Charles Darwin]] awalnya mengusulkan "hipotesis persaingan hewan peramban tumbuhan", yang baru-baru ini ditentang. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan persaingan dari hewan-hewan yang lebih kecil, seperti [[kudu]] , [[steenbok]] , dan [[impala]] , mendorong pemanjangan leher, karena memungkinkan jerapah meraih makanan yang tidak dapat dijangkau oleh pesaingnya. Keuntungan ini nyata, karena jerapah dapat dan memang makan hingga ketinggian 4,5 m (15 kaki), sementara jerapah yang cukup besar, seperti kudu, hanya dapat memberi makan hingga ketinggian sekitar 2 m (6 kaki 7 inci).<ref name=dt1990>{{Cite journal |doi=10.1111/j.1365-2028.1990.tb01136.x |last=du Toit | first=J. T. |title=Feeding-height stratification among African browsing ruminants |journal=[[African Journal of Ecology]] |volume=28 |issue=1 |pages=55–62 |year=1990 |bibcode=1990AfJEc..28...55D |url=http://courses.biology.utah.edu/goller/7406/Goller7406/duToitPdfs/Feedingheightstrat_1990.pdf |access-date=21 November 2011 |url-status=dead|archive-date=10 November 2011 |archive-url=https://web.archive.org/web/20111110224355/http://courses.biology.utah.edu/goller/7406/Goller7406/duToitPdfs/Feedingheightstrat_1990.pdf}}</ref> Ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa persaingan meramban sangat ketat di tingkat yang lebih rendah, dan jerapah mencari makan dengan lebih efisien (mendapatkan lebih banyak biomassa daun setiap kali makan) di tempat yang tinggi di kanopi.<ref>{{Cite journal |last1=Cameron |first1=E. Z.|author-link=Elissa Cameron |last2=du Toit|first2=J. T.|year=2007|title=Winning by a Neck: Tall Giraffes Avoid Competing with Shorter Browsers |url=http://ecite.utas.edu.au/67394 |journal=[[American Naturalist]] |volume=169 |issue=1 |pages=130–135 |doi=10.1086/509940|pmid=17206591|s2cid=52838493|access-date=5 December 2019|archive-date=2 June 2020 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200602031844/http://ecite.utas.edu.au/67394|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite journal |author1=Woolnough, A. P. |author2=du Toit, J. T.| title=Vertical zonation of browse quality in tree canopies exposed to a size-structured guild of African browsing ungulates |journal=[[Oecologia]]| volume=129| issue=1| pages=585–590 |year=2001 |doi=10.1007/s004420100771| pmid=24577699 |bibcode=2001Oecol.129..585W|s2cid=18821024 |url=http://courses.biology.utah.edu/goller/7406/Goller7406/duToitPdfs/Verticalzonation_2001.pdf| access-date=7 March 2012| archive-url=https://web.archive.org/web/20111110224921/http://courses.biology.utah.edu/goller/7406/Goller7406/duToitPdfs/Verticalzonation_2001.pdf| archive-date=10 November 2011 |url-status=dead}}</ref> Namun, para ilmuwan tidak setuju tentang berapa banyak waktu yang dihabiskan jerapah untuk makan pada tingkat yang di luar jangkauan browser lain,<ref name=sim1996/><ref name=sim2010/><ref name=dt1990/><ref name=sexdiff>{{Cite journal| author1=Young, T. P.| author2=Isbell, L. A.| title=Sex differences in giraffe feeding ecology: energetic and social constraints |journal=[[Ethology (journal)|Ethology]]| volume=87| issue=1–2| pages=79–89| year=1991 |doi=10.1111/j.1439-0310.1991.tb01190.x | bibcode=1991Ethol..87...79Y|url=http://tpyoung.ucdavis.edu/publications/1991GiraffesEthology.pdf| access-date=2 February 2012| archive-url=https://web.archive.org/web/20130516034426/http://tpyoung.ucdavis.edu/publications/1991GiraffesEthology.pdf| archive-date=16 May 2013| url-status=dead}}</ref> dan sebuah penelitian tahun 2010 menemukan bahwa jerapah dewasa dengan leher yang lebih panjang sebenarnya menderita tingkat kematian yang lebih tinggi pada kondisi kekeringan dibandingkan dengan kelompok yang berleher pendek. Studi ini menunjukkan bahwa memelihara leher yang lebih panjang membutuhkan lebih banyak nutrisi, sehingga membuat jerapah berleher panjang berisiko mengalami kekurangan makanan.<ref name=demography>{{cite journal|author1=Mitchell, G. |author2=van Sittert, S. |author3=Skinner, J. D. |year=2010 |title=The demography of giraffe deaths in a drought|journal=Transactions of the Royal Society of South Africa |volume=65|issue=3|pages=165–168|doi=10.1080/0035919X.2010.509153|bibcode=2010TRSSA..65..165M |hdl=2263/18957 |s2cid=83652889 |hdl-access=free}}</ref>

Teori lain, hipotesis seleksi seksual , menyatakan bahwa leher panjang berevolusi sebagai ciri seksual sekunder, memberikan pejantan keuntungan dalam kontes "adu leher" (lihat di bawah) untuk membangun dominasi dan mendapatkan akses terhadap perempuan yang reseptif secara seksual.<ref name=sim1996>{{Cite journal |author1=Simmons, R. E.|author2=Scheepers, L. |title=Winning by a Neck: Sexual Selection in the Evolution of Giraffe |journal=[[The American Naturalist]] |volume=148 |issue=5| pages=771–786 |year=1996 |url=http://bill.srnr.arizona.edu/classes/182/Giraffe/WinningByANeck.pdf |doi=10.1086/285955 |s2cid=84406669 |url-status=dead| archive-url=https://web.archive.org/web/20040823200801/http://bill.srnr.arizona.edu/classes/182/Giraffe/WinningByANeck.pdf| archive-date=23 August 2004}}</ref> Untuk mendukung teori ini, leher pejantan lebih panjang dan lebih berat dibandingkan betina pada usia yang sama,<ref name=sim1996/><ref name=sim2010/> dan pejantan tidak menggunakan bentuk pertarungan lain. Namun, ada satu keberatan yang muncul karena gagal menjelaskan mengapa jerapah betina juga memiliki leher yang panjang.<ref>{{Cite journal |author1=Mitchell, G. |author2=van Sittert, S. J. |author3=Skinner, J. D. |title=Sexual selection is not the origin of long necks in giraffes |journal=Journal of Zoology |volume=278 |issue=4 |pages=281–286 |year=2009| doi=10.1111/j.1469-7998.2009.00573.x}}</ref> Ada juga yang berpendapat bahwa leher berfungsi untuk memberikan kewaspadaan yang lebih besar pada hewan.<ref>{{cite journal|author=Brownlee, A. |year=1963|title=Evolution of the Giraffe|journal=[[Nature (jurnal)|Nature]] |volume=200 |issue=4910 |page=1022 |doi=10.1038/2001022a0 |bibcode=1963Natur.200.1022B|s2cid=4145785|doi-access=free}}</ref><ref>{{cite journal |last1=Williams|first1=E. M.|title=Giraffe Stature and Neck Elongation: Vigilance as an Evolutionary Mechanism |journal=Biology |volume=5 |issue=3 |page=35 |doi=10.3390/biology5030035 |year=2016 |pmc=5037354 |pmid=27626454 |doi-access=free}}</ref>


Teori lain, hipotesis seleksi seksual , menyatakan bahwa leher panjang berevolusi sebagai ciri seksual sekunder , memberikan pejantan keuntungan dalam kontes "adu leher" (lihat di bawah) untuk membangun dominasi dan mendapatkan akses terhadap perempuan yang reseptif secara seksual.Untuk mendukung teori ini, leher pejantan lebih panjang dan lebih berat dibandingkan betina pada usia yang sama, dan pejantan tidak menggunakan bentuk pertarungan lain. Namun, ada satu keberatan yang muncul karena gagal menjelaskan mengapa jerapah betina juga memiliki leher yang panjang. Ada juga yang berpendapat bahwa leher berfungsi untuk memberikan kewaspadaan yang lebih besar pada hewan.
=== Lokomotor dan postur ===
=== Lokomotor dan postur ===
[[File:Masai Giraffe right-rear foot.jpg|thumb|upright|left|alt=Photograph of giraffe's hind leg |Tapak kaki dari jerapah masal di [[San Diego Zoo]]]]
[[File:Masai Giraffe right-rear foot.jpg|thumb|upright|left|alt=Photograph of giraffe's hind leg |Tapak kaki dari jerapah masal di [[San Diego Zoo]]]]