Lompat ke isi

Pertempuran Bojong Kokosan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Miminsastra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan VisualEditor
k Mengembalikan suntingan oleh Miminsastra (bicara) ke revisi terakhir oleh Badak Jawa
Tag: Pengembalian
Baris 14: Baris 14:
}}
}}
'''Pertempuran Bojong Kokosan''' adalah pertempuran yang terjadi ketika konvoi tentara Inggris ([[Sekutu]]) yang hendak memperkuat pasukannya di [[Bandung]] disergap para pejuang [[Indonesia]] di [[Bojong Kokosan, Parung Kuda, Sukabumi|Bojong Kokosan, Sukabumi]].
'''Pertempuran Bojong Kokosan''' adalah pertempuran yang terjadi ketika konvoi tentara Inggris ([[Sekutu]]) yang hendak memperkuat pasukannya di [[Bandung]] disergap para pejuang [[Indonesia]] di [[Bojong Kokosan, Parung Kuda, Sukabumi|Bojong Kokosan, Sukabumi]].

Dahsyatnya Pertempuran di Palagan Bojongkokosan menyebabkan layaknya peristiwa tersebut diabadikan sebagai '''Hari Juang Siliwangi.'''

Art of The War, Sun Tzu" (400-320 SM) menulis :

'''"Untuk mengalahkan bangsa yang besar, tidak dengan mengirimkan pasukan perang. Tapi dengan cara menghapus pengetahuan mereka atas kejayaan para leluhurnya."'''

Sementara Soekarno menulis, "Jangan sekali-kali melupakan Sejarah"

Maka '''Pertempuran Bojong Kokosan adalah fase perang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia''' yang diproklamasikan 4 bulan sebelumnya, 17 Agustus 1945.

Keterlibatan mesin perang modern sekutu dan serdadunya dalam jumlah banyak di area tempur Palagan ini, tercatat dengan rapi dan terinci.

Sebagaimana catatan dari tentara Inggris sendiri, yaitu Peristiwa tersebut dicatat oleh Letkol A. J. F. Doulton dalam '''Sejarah Militer Inggris “The fighting cock''' “, tertulis pada Chapter 24, '''''“the turn of the year 1945/1946''''' ''“, sebagai berikut:''

'''''“An up convoy, escorted by 5/9 Jats, who were newcomers to Java, had begun the long climb through the hills when the leading rehicles were halted by a road-block. The hillside was alive with Indonesians, many of them, in the Japanese fashion occupying fox-holes, from which they lobbed an andless supply of Molotov coctail on the vehicles. It is no easy task to fight out of an ambush where an unseen foe commands the high ground and the infantry escort is spread over eight miles of road; moreover nightfall was not many hours away. The Jats C.O. was seriosly wounded in the first brush, one vehicle was ablaze, several others were badly damaged and number of drivers had slumped over their wheels, either dead or grievously hit”.'''(Doulton, 1951:183)''

(Sebuah konvoy dikawal oleh Batalyon 5/9 Jats, pendatang baru di Pulau Jawa, mulai bergerak lama mendaki perbukitan-perbukitan. Kendaraan pendahulu berhenti dihadang perintang jalan. Diatas perbukitan dipenuhi orang-orang Indonesia. Banyak diantaranya yang bersembunyi di lubang-lubang pertahanan ala Jepang, dan mulai melempari kendaraan-kendaraan kami dengan bom-bom molotov tanpa habis-habisnya. Tidaklah mudah untuk keluar dari suatu penghadang yang dilakukan oleh musuh yang tidak nampak, yang menempati ketinggian-ketinggian, lebih-lebih keadaan sudah mendekati gelap malam. Ditambah lagi pengawal terpencar di jalanan sepanjang 10 km. Pimpinan pasukan Jats sudah terluka parah pada awal serangan. Satu kendaraan terbakar, sejumlah lainnya rusak berat dan sejumlah pengemudi terlungkup diatas kemudi, entah mati atau terkena tembakan yang mengenaskan).


== Penyergapan ==
== Penyergapan ==
Kabar yang diterima para pejuang menyebutkan bahwa pasukan [[Sekutu]] yang hendak menuju [[Bandung]] terdiri dari atusan tentara sekutu yang dikawal beberapa kendaraan lapis [[baja]] dan persenjataan modern. Sekitar pukul 15.00, kendaraan pengawal konvoi Sekutu terjebak lubang yang disiapkan oleh para pejuang di jalan yang diapit dua tebing di daerah Bojong Kokosan, jalan raya antara Bogor-Sukabumi. Menggunakan strategi ''hit and run'', pertempuran sengit ini terjadi selama sekitar dua jam, sebelum akhirnya tentara Sekutu bisa melanjutkan perjalanannya, meskipun sepanjang jalan masih terjadi tembak-menembak. Desa-desa di sekitar arena pertempuran yang ditinggalkan ini kemudian dibombardir oleh pasukan udara Kerajaan Inggris (Royal Air Force).
Kabar yang diterima para pejuang menyebutkan bahwa pasukan [[Sekutu]] yang hendak menuju [[Bandung]] 'hanya' terdiri dari seratusan orang yang dikawal beberapa kendaraan lapis [[baja]] dan persenjataan modern. Sekitar pukul 15.00, kendaraan pengawal konvoi Sekutu terjebak lubang yang disiapkan oleh para pejuang di jalan yang diapit dua tebing di daerah Bojong Kokosan, jalan raya antara Bogor-Sukabumi. Menggunakan strategi ''hit and run'', pertempuran sengit ini terjadi selama sekitar dua jam, sebelum akhirnya tentara Sekutu bisa melanjutkan perjalanannya, meskipun sepanjang jalan masih terjadi tembak-menembak. Desa-desa di sekitar arena pertempuran yang ditinggalkan ini kemudian dibombardir oleh pasukan udara Kerajaan Inggris (Royal Air Force).

'''Pertempuran Ke-I / Penghadangan pertama. (9 Desember 1945 s/d 12 Desember 1945)'''

Menjelang bulan Desember 1945 suhu situasi kondisi di Jawa Barat juga semakin memanas. Perjuangan Rakyat Jawa Barat yang semula lebih banyak menunggu perjuangan diplomasi dari Pemerintah Pusat.

Setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, tentara Sekutu kemudian diperintahkan untuk melucuti senjata tentara Jepang serta membebaskan tawanan perang Jepang. Memanfaatkan keadaan tersebut, Belanda kembali ke Indonesia dengan membonceng tentara Sekutu. Selain untuk melucuti senjata dan membebaskan tawanan perang, pasukan Sekutu yang masuk ke Sukabumi memiliki perintah tambahan, yaitu mengamankan jalur darat Bogor-Sukabumi-Cianjur. Sukabumi dianggap sebagai kunci menguasai Jawa Barat, untuk selanjutnya menguasai Jakarta ''(Lapian 1996: 79).''

Namun awal Desember 1945 mulai kehilangan kepercayaannya terhadap netralitas pimpinan Tentara Sekutu, yang nampak jelas semakin condong untuk membantu pihak Belanda dalam kerangka menegakan kembali kekuasaannya di bumi Indonesia.

Atas pertimbangan keamanan Tentara Sekutu juga lebih cenderung memilih jalur Jakarta-Bogor-Sukabumi-Cianjur-Bandung PP, untuk perjalanan konvoynya.

Sedangkan lewat jalur Puncak, resikonya akan cukup besar, karena tanjakannya yang terlalu terjal untuk dilewati tank-tank dan mobil lapis baja yang sangat berat.

Sebelum keluar perintah “Serang konvoy” dari Panglima Komandemen TKR Mayjen Didi Kartasasmita pada waktu itu. Sebetulnya Komandan Resimen-3 TKR di Sukabumi, Letkol Eddy Sukardi juga sudah merasa jengkel dengan simpang-siurnya konvoy-konvoy kendaraan Tentara Sekutu yang melalui daerah komandonya, dari sejak Ciawi-Sukabumi-Cianjur.

Oleh karena itu kekuatan Resimen-3 TKR sebanyak 4 Batalyon sudah digelar disepanjang jalur ini, sebagai berikut :

1.    '''Batalyon I,''' dibawah komando Mayor Yahya Bahram Rangkuti, dengan kekuatan 4 Kompi, ialah ;

a) Kompi Kapten Tedjasukmara,

b) Kompi Kapten Kusbini,

c) Kompi Kapten Murad Idrus dan

d) Kompi Kapten Mochtar Kosasih.

Batalyon ini menempati lokasi sepanjang 18 KM, membentang dari Cigombong sampai Cibadak.

2.    '''Batalyon II,''' dibawah komando Mayor Harry Sukardi, dengan kekuatan 4 Kompi, ialah; a) Kompi Kapten Madsachri,

b) Kompi Kapten Husein Alexsyah,

c) Kompi Kapten Juanda dan

d) Kompi Kapten Dasuki.

Batalyon ini menempati lokasi sepanjang 18 KM, dari sejak Cibadak sampai Sukabumi Barat.

3.    '''Batalyon III,''' dibawah komando Kapten Anwar, dengan kekuatan 4 Kompi, ialah;

a) Kompi Kapten Saleh Opo,

b) Kompi Kapten Dasuni Zahid,

c) Kompi Kapten Musa Natakusumah dan

d) Kompi yang dipimpin langsung oleh Komandan Batalyon.

Batalyon ini menempati jalur yang paling panjang sekitar 30 KM, ialah dari mulai Gekbrong-Cianjur-Ciranjang.

4.    '''Batalyon IV.''' Dibawah komando Mayor Abdurrachman, dengan kekuatan 4 Kompi, ialah ;

'''a''') Kompi Kapten Djahidi,

b) Kompi Kapten Sabir,

c) Kompi Kapten Madsari dan

d) Kompi Kapten Kabul Sirodz.

Batalyon ini Menempati lokasi sepanjang 15 KM, membentang dari Sukabumi Timur sampai Gekbrong.

Total 81 km yang dipertahankan TKR dan laskar Perjuangan disepanjang jalur Jalan Raya Bogor - Cicurug –Cibadak – Sukabumi – Cianjur - Cimahi pada garis luhur.

Disamping Pasukan TKR ini, terdapat pula Pasukan atau Barisan Pejuang Rakyat, yang terdiri dari :

1)   '''Barisan Hizbullah''' dibawah pimpinan Suryana, pasukan Kelasykarannya dipimpin oleh M. Abdullah, Nawawi Bakri dan Hamami.

2)   '''Barisan Sabilillah''' dibawah pimpinan Sasmita Atmadja dan A. Basarah, pasukan Kelasykarannya dipimpin oleh Dadi Abdullah.

3)   '''Barisan Banteng RI''', dipimpin Suradiradja dan Lunadi, pasukan Kelasykarannya dipimpin oleh Tubagus Ahmad Kurtubi.

4)   '''Barisan Pemuda Proletar''', dibawah pimpinan Sambik, pasukan Kelasykarannya dipimpin oleh Mujana, Karim dan Dadang Sukatma.

5)   '''Lasykar Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi''' (KRIS), dipimpin oleh Felix Kalesaran.

6)   '''Barisan Pemuda Sosialis Indonesia''' (PESINDO), dibawah pimpinan S. Waluyo, Ismail dan Bakri.

Sekitar pukul 12 siang tanggal 9 Desember 1945, prajurit TKR Sukabumi di pos Cigombong menerima kabar tentang kedatangan tentara gabungan Inggris, Gurkha dan NICA yang akan masuk ke wilayah Sukabumi. Menanggapi berita tersebut, pasukan TKR bergerak ke Bojong Kokosan untuk bersiap menghadang konvoi Sekutu.

Pasukan TKR kemudian diperintahkan mengambil posisi di kedua sisi tebing yang mengapit jalur darat yang akan dilalui konvoi Sekutu. Selain itu, dibangun pula barikade untuk menghadang laju konvoi Sekutu. Dalam penghadangan ini, TKR dibantu oleh berbagai barisan kelaskaran Sukabumi, seperti Barisan Banteng, Hizbullah, dan Pesindo ''(Wiryono 2010: 72-73).''


== Jumlah korban ==
== Jumlah korban ==