Lompat ke isi

Sejarah perpustakaan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
Baris 1: Baris 1:
'''[[Perpustakaan]]''' adalah sebuah [[gedung]] yang terdapat [[ruangan|ruangan-ruangan]], yang dipergunakan untuk menyimpan [[koleksi]] [[bahan pustaka]] ([[buku]] atau [[monograf]], [[terbitan berseri]], [[brosur]], atau [[pamflet]] dan [[bahan non pustaka]]).<ref name="Silvana dan Sumiati">{{cite book|author=Tine Silvana dan Tati Sumiati|title=Modul Pembelajaran Mata Kuliah Katalogisasi Deskriptif|publisher=Bandung: Kementerian Pendidikan Nasional Universitas Padjadjaran Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan|year=2011|page=18}}</ref> Koleksi bahan pustaka pada sebuah [[perpustakaan]] dipergunakan oleh [[pemustaka]] (pengguna/''user'' dan [[pembaca]]) dan bukan untuk diperjual belikan, itulah perpustakaan dalam [[paradigma lama]]. <ref name="Basuki">{{cite book|author=Sulistyo Basuki|title=Pengantar Ilmu Perpustakaan|publisher=Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama|year=1991|page=3}}</ref> Sedangkan dalam [[paradigma baru]] Perpustakaan adalah sesuatu yang hidup, dinamis, segar menawarkan hal-hal yang baru, produk layannya [[inovatif]], dan dikemas sedemikian rupa, sehingga apapun yang ditawarkan oleh perpustakaan akan menjadi [[atraktif,]] [[interaktif,]] [[edukatif,]] dan [[rekreatif]] bagi pengunjungnya.<ref name="Hermawan dan Zen">{{cite book|author=Rachman Hermawan dan Zulfikar Zen|title=Etika Kepustakawanan:Suatu Pendekatan Terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia|publisher=Jakarta:Sagung Seto (Anggota Ikapi)|year=2010|page=7}}</ref> Dalam struktur [[bahasa]] ([[etimologi]]), Perpustakaan dalam bahasa [[Indonesia]] berasal dari kata dasar [[pustaka]].<ref name="Sulistyo">{{cite book|author=Sulistyo Basuki|title=Periodisasi Perpustakaan Indonesia|publisher=Bandung:PT Remaja Rosdakarya (Anggota Ikapi)|year=1994|page=1}}</ref> Dalam berbagai bahasa yang lain, seperti dalam bahasa [[Ingris]] Perpustakaan disebut [[Library]], dalam bahasa [[Belanda]] disebut [[Bibliotheek]], dalam bahasa [[Jerman]] disebut [[Bibliothek]], bahasa [[Prancis]] menyebutnya dengan [[Bibliotheque]], bahasa [[Italia]] menyebut dengan [[Biblioteca]], bahasa [[Spanyol]] dan [[Portugis]] menyebut dengan [[Bibliotheca]], dan dalam bahasa [[Arab]] menyebutnya dengan istilah [[al-Maktabah]].<ref name="Sumardjji">{{cite book|author=P. Sumardji|title=Perpustakaan:Organisasi dan Tatakerjanya|publisher=Yogyakarta:Kanisius (Anggota Ikapi)|year=2010|page=11}}</ref> <ref name="Alkalali">{{cite book|author=Asad M. Alkalali|title=Kamus Indonesia-Arab|publisher=Jakarta: Bulan Bintang (Anggota Ikapi)|year=1997|page=427}}</ref>
'''[[Perpustakaan]]''' adalah sebuah [[gedung]] yang terdapat [[ruangan|ruangan-ruangan]], yang dipergunakan untuk menyimpan [[koleksi]] [[bahan pustaka]] ([[buku]] atau [[monograf]], [[terbitan berseri]], [[brosur]], atau [[pamflet]] dan [[bahan non pustaka]]).<ref name="Silvana dan Sumiati">{{cite book|author=Tine Silvana dan Tati Sumiati|title=Modul Pembelajaran Mata Kuliah Katalogisasi Deskriptif|publisher=Bandung: Kementerian Pendidikan Nasional Universitas Padjadjaran Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan|year=2011|page=18}}</ref> Koleksi bahan pustaka pada sebuah [[perpustakaan]] dipergunakan oleh [[pemustaka]] (pengguna/''user'' dan [[pembaca]]) dan bukan untuk diperjual belikan, itulah perpustakaan dalam [[paradigma lama]].<ref name="Basuki">{{cite book|author=Sulistyo Basuki|title=Pengantar Ilmu Perpustakaan|publisher=Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama|year=1991|page=3}}</ref> Sedangkan dalam [[paradigma baru]] Perpustakaan adalah sesuatu yang hidup, dinamis, segar menawarkan hal-hal yang baru, produk layannya [[inovatif]], dan dikemas sedemikian rupa, sehingga apapun yang ditawarkan oleh perpustakaan akan menjadi [[atraktif,]] [[interaktif,]] [[edukatif,]] dan [[rekreatif]] bagi pengunjungnya.<ref name="Hermawan dan Zen">{{cite book|author=Rachman Hermawan dan Zulfikar Zen|title=Etika Kepustakawanan:Suatu Pendekatan Terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia|publisher=Jakarta:Sagung Seto (Anggota Ikapi)|year=2010|page=7}}</ref> Dalam struktur [[bahasa]] ([[etimologi]]), Perpustakaan dalam bahasa [[Indonesia]] berasal dari kata dasar [[pustaka]].<ref name="Sulistyo">{{cite book|author=Sulistyo Basuki|title=Periodisasi Perpustakaan Indonesia|publisher=Bandung:PT Remaja Rosdakarya (Anggota Ikapi)|year=1994|page=1}}</ref> Dalam berbagai bahasa yang lain, seperti dalam bahasa [[Ingris]] Perpustakaan disebut [[Library]], dalam bahasa [[Belanda]] disebut [[Bibliotheek]], dalam bahasa [[Jerman]] disebut [[Bibliothek]], bahasa [[Prancis]] menyebutnya dengan [[Bibliotheque]], bahasa [[Italia]] menyebut dengan [[Biblioteca]], bahasa [[Spanyol]] dan [[Portugis]] menyebut dengan [[Bibliotheca]], dan dalam bahasa [[Arab]] menyebutnya dengan istilah [[al-Maktabah]].<ref name="Sumardjji">{{cite book|author=P. Sumardji|title=Perpustakaan:Organisasi dan Tatakerjanya|publisher=Yogyakarta:Kanisius (Anggota Ikapi)|year=2010|page=11}}</ref><ref name="Alkalali">{{cite book|author=Asad M. Alkalali|title=Kamus Indonesia-Arab|publisher=Jakarta: Bulan Bintang (Anggota Ikapi)|year=1997|page=427}}</ref>


Dari berbagai [[struktur]] dan muasal dari kata Perpustakaan tadi, bisa dinilai bahwa pada dasarnya memiliki makna yang sama seperti Library yang berasal dari akar kata [[Liber]] dari bahasa [[Yunani]] yang artinya buku.<ref name="Sulistyo">{{cite book|author=Sulistyo Basuki|title=Periodisasi Perpustakaan Indonesia|publisher=Bandung:PT Remaja Rosdakarya (Anggota Ikapi)|year=1994|page=1}}</ref> Begitupun dengan akar kata dari [[Bibliotheek]] adalah [[biblos]] dalam bahasa Yunani yang artinya juga buku.<ref name="Basuki">{{cite book|author=Sulistyo Basuki|title=Periodisasi Perpustakaan Indonesia|publisher=Bandung:PT Remaja Rosdakarya (Anggota Ikapi)|year=1994|page=1}}</ref> Kemudian berkembang pula [[biblos]] itu dengan sebutan [[bible]] yang artinya [[kitab]]. Sedangkan al-Maktabah sendiri yang berasal dari bahasa Arab akar katanya adalah [[ka-ta-ba]] yang berarti menulis. Dari itu, Perpustakaan sendiri selalu berkaitan dengan buku dan tulis-menulis.<ref name="Sulistyo">{{cite book|author=Sulistyo Basuki|title=Periodisasi Perpustakaan Indonesia|publisher=Bandung:PT Remaja Rosdakarya (Anggota Ikapi)|year=1994|page=1}}</ref> <ref name="Alkalali">{{cite book|author=Asad M. Alkalali|title=Kamus Indonesia-Arab|publisher=Jakarta: Bulan Bintang (Anggota Ikapi)|year=1997|page=427}}</ref>
Dari berbagai [[struktur]] dan muasal dari kata Perpustakaan tadi, bisa dinilai bahwa pada dasarnya memiliki makna yang sama seperti Library yang berasal dari akar kata [[Liber]] dari bahasa [[Yunani]] yang artinya buku.<ref name="Sulistyo">{{cite book|author=Sulistyo Basuki|title=Periodisasi Perpustakaan Indonesia|publisher=Bandung:PT Remaja Rosdakarya (Anggota Ikapi)|year=1994|page=1}}</ref> Begitupun dengan akar kata dari [[Bibliotheek]] adalah [[biblos]] dalam bahasa Yunani yang artinya juga buku.<ref name="Sulistyo">{{cite book|author=Sulistyo Basuki|title=Periodisasi Perpustakaan Indonesia|publisher=Bandung:PT Remaja Rosdakarya (Anggota Ikapi)|year=1994|page=1}}</ref> Kemudian berkembang pula [[biblos]] itu dengan sebutan [[bible]] yang artinya [[kitab]]. Sedangkan al-Maktabah sendiri yang berasal dari bahasa Arab akar katanya adalah [[ka-ta-ba]] yang berarti menulis. Dari itu, Perpustakaan sendiri selalu berkaitan dengan buku dan tulis-menulis.<ref name="Sulistyo">{{cite book|author=Sulistyo Basuki|title=Periodisasi Perpustakaan Indonesia|publisher=Bandung:PT Remaja Rosdakarya (Anggota Ikapi)|year=1994|page=1}}</ref><ref name="Alkalali">{{cite book|author=Asad M. Alkalali|title=Kamus Indonesia-Arab|publisher=Jakarta: Bulan Bintang (Anggota Ikapi)|year=1997|page=427}}</ref>
Menurut [[Muljani A. Nurhadi]], <ref name="Nurhadi">{{cite book|author=Muljani A. Nurhadi|title=Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya di Indonesia|publisher=Yogyakarta: Andi Offset|year=1983|page=4}}</ref> terkait pengertian Perpustakaan ada lima unsur yang perlu dalam pengertian Perpustakaan, yaitu:
Menurut [[Muljani A. Nurhadi]],<ref name="Nurhadi">{{cite book|author=Muljani A. Nurhadi|title=Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya di Indonesia|publisher=Yogyakarta: Andi Offset|year=1983|page=4}}</ref> terkait pengertian Perpustakaan ada lima unsur yang perlu dalam pengertian Perpustakaan, yaitu:
*Tempat mengumpulkan, menyimpan dan memelihara koleksi bahan pustaka.
*Tempat mengumpulkan, menyimpan dan memelihara koleksi bahan pustaka.
*Koleksi bahan pustaka itu dikelola dan diatur secara [[sistematis]].
*Koleksi bahan pustaka itu dikelola dan diatur secara [[sistematis]].
Baris 15: Baris 15:
Perpustakaan ketika ditulis dalam [[perspektif]] sejarah, tentu tidak terlepas dengan waktu, tempat, dan pelaku sejarah itu sendiri. Apalagi ketika mengkajinya mengenai asal muasal, bahkan Michael H. Harris menyatakan harus juga ditinjau dari kondisi [[sosial]], kondisi [[ekonomi]], ataupun kondisi [[politik]].<ref name="Harris">{{cite book|author=Michael H. Harris|title=History of Libraries in the Western World|publisher=Londen:The Scarecrow Press|year=1984|page=3-13}}</ref>
Perpustakaan ketika ditulis dalam [[perspektif]] sejarah, tentu tidak terlepas dengan waktu, tempat, dan pelaku sejarah itu sendiri. Apalagi ketika mengkajinya mengenai asal muasal, bahkan Michael H. Harris menyatakan harus juga ditinjau dari kondisi [[sosial]], kondisi [[ekonomi]], ataupun kondisi [[politik]].<ref name="Harris">{{cite book|author=Michael H. Harris|title=History of Libraries in the Western World|publisher=Londen:The Scarecrow Press|year=1984|page=3-13}}</ref>
===Sejarah Sebelum Masehi===
===Sejarah Sebelum Masehi===
Sejarah Perpustakaan tidak terlepas dengan yang biasa kita sebut [[tulisan]], pada [[2500 SM]], di Mesir ditemukan sebuah tulisan berupa [[papyrus]] yang dibuat dari sejenis [[rumput]] yang tumbuh di sepanjang [[sungai]] [[Nil]]. <ref name="Suwarno">{{cite book|author=Wiji Suwarno|title=Pengetahuan Dasar Kepustakaan: SIsi Penting Perpustakaan dan Pustakawan|publisher=Bogor:Penerbit Ghalia Indonesia|year=2010|page=50}}</ref> [[Papyrus]] merupakan rumput yang dihaluskan dengan cara ditumbuk lalu diratakan, kemudian dikeringkan dan digunakan untuk menulis dengan menggunakan [[pahatan]] dan [[tinta]]. <ref name="Suwarno">{{cite book|author=Wiji Suwarno|title=Pengetahuan Dasar Kepustakaan: SIsi Penting Perpustakaan dan Pustakawan|publisher=Bogor:Penerbit Ghalia Indonesia|year=2010|page=50}}</ref> Bermula dari [[papyrus]] kita bisa mengenal istilah [[paper]], [[papiere]], [[papiros]], yang kesemuanya itu berarti [[kertas]].<ref name="Suwarno">{{cite book|author=Wiji Suwarno|title=Pengetahuan Dasar Kepustakaan: SIsi Penting Perpustakaan dan Pustakawan|publisher=Bogor:Penerbit Ghalia Indonesia|year=2010|page=50}}</ref> Mulajni A. Nurhadi, menulis bahwa kebudayaan perpustakaan telah dirinti pada zaman kejayaan Arab oleh orang-orang Arab yang pada zaman itu telah mempunyai peradaban yang sangat tinggi. <ref name="Nurhadi">{{cite book|author=Muljani A. Nurhadi|title=Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya di Indonesia|publisher=Yogyakarta: Andi Offset|year=1983|page=16}}</ref> Pada tahun [[3.750]] SM telah terdapat pahatan-pahatan berupa ukiran lambang informasi ke dinding-dinding [[bangunan]], [[monumen]], dan tempat-tempat peringatan untuk menunjukkan keagungan [[raja-raja]] pada masa terdahulu. <ref name="Nurhadi">{{cite book|author=Muljani A. Nurhadi|title=Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya di Indonesia|publisher=Yogyakarta: Andi Offset|year=1983|page=4}}</ref> [[Papyrus]] itu sendiri menurut Muljani A. Nurhadi, semenjak 3.200 tahun SM sudah ditemukan tulisan yang disebut [[papyrus]] yang terbuat dari dedaunan. <ref name="Nurhadi">{{cite book|author=Muljani A. Nurhadi|title=Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya di Indonesia|publisher=Yogyakarta: Andi Offset|year=1983|page=16}}</ref>
Sejarah Perpustakaan tidak terlepas dengan yang biasa kita sebut [[tulisan]], pada [[2500 SM]], di Mesir ditemukan sebuah tulisan berupa [[papyrus]] yang dibuat dari sejenis [[rumput]] yang tumbuh di sepanjang [[sungai]] [[Nil]].<ref name="Suwarno">{{cite book|author=Wiji Suwarno|title=Pengetahuan Dasar Kepustakaan: SIsi Penting Perpustakaan dan Pustakawan|publisher=Bogor:Penerbit Ghalia Indonesia|year=2010|page=50}}</ref> [[Papyrus]] merupakan rumput yang dihaluskan dengan cara ditumbuk lalu diratakan, kemudian dikeringkan dan digunakan untuk menulis dengan menggunakan [[pahatan]] dan [[tinta]].<ref name="Suwarno">{{cite book|author=Wiji Suwarno|title=Pengetahuan Dasar Kepustakaan: SIsi Penting Perpustakaan dan Pustakawan|publisher=Bogor:Penerbit Ghalia Indonesia|year=2010|page=50}}</ref> Bermula dari [[papyrus]] kita bisa mengenal istilah [[paper]], [[papiere]], [[papiros]], yang kesemuanya itu berarti [[kertas]].<ref name="Suwarno">{{cite book|author=Wiji Suwarno|title=Pengetahuan Dasar Kepustakaan: SIsi Penting Perpustakaan dan Pustakawan|publisher=Bogor:Penerbit Ghalia Indonesia|year=2010|page=50}}</ref> Mulajni A. Nurhadi, menulis bahwa kebudayaan perpustakaan telah dirinti pada zaman kejayaan Arab oleh orang-orang Arab yang pada zaman itu telah mempunyai peradaban yang sangat tinggi.<ref name="Nurhadi">{{cite book|author=Muljani A. Nurhadi|title=Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya di Indonesia|publisher=Yogyakarta: Andi Offset|year=1983|page=16}}</ref> Pada tahun [[3.750]] SM telah terdapat pahatan-pahatan berupa ukiran lambang informasi ke dinding-dinding [[bangunan]], [[monumen]], dan tempat-tempat peringatan untuk menunjukkan keagungan [[raja-raja]] pada masa terdahulu.<ref name="Nurhadi">{{cite book|author=Muljani A. Nurhadi|title=Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya di Indonesia|publisher=Yogyakarta: Andi Offset|year=1983|page=4}}</ref> [[Papyrus]] itu sendiri menurut Muljani A. Nurhadi, semenjak 3.200 tahun SM sudah ditemukan tulisan yang disebut [[papyrus]] yang terbuat dari dedaunan.<ref name="Nurhadi">{{cite book|author=Muljani A. Nurhadi|title=Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya di Indonesia|publisher=Yogyakarta: Andi Offset|year=1983|page=16}}</ref>


===Sejarah Susudah Masehi===
===Sejarah Susudah Masehi===
Keberadaan [[papyrus]] cukup sentral, karena dari situlah dikembangkannya sehingga berupa kertas pada zaman modern. <ref name="Suwarno">{{cite book|author=Wiji Suwarno|title=Pengetahuan Dasar Kepustakaan: SIsi Penting Perpustakaan dan Pustakawan|publisher=Bogor:Penerbit Ghalia Indonesia|year=2010|page=50}}</ref> Bahkan hingga tahun [[700-an masehi]], [[papyrus]] masih dipergunakan sebagai bahan tulisan, sebulum kemudian ditemukan bahwa bahan [[kulit binatang]], dan [[besi]] bisa dipergunakan untuk bahan tulisan.ref name="Suwarno">{{cite book|author=Wiji Suwarno|title=Pengetahuan Dasar Kepustakaan: SIsi Penting Perpustakaan dan Pustakawan|publisher=Bogor:Penerbit Ghalia Indonesia|year=2010|page=50}}</ref> Penjajahan bangsa Romawi, juga memiliki peranan dalam proses penyebaran dunia perpustakaan hingga ke pelosok. Karena, pada awal masehi hampir di setiap ibukota negara jajahan [[bangsa]] [[Romawi]] terdapat Perpustakaan, seperti [[Cyprus]], [[Afrika]], [[Yunani]], dan [[Asia Kecil]]. Adapun Perpustakaan yang didirikan oleh bangsa Romawi, seperti Perpustakaan di [[Timgad]], [[Afrika Utara]] yang didirikan karena pengaruh [[Kerajaan]] [[Trajan]] pada tahun [[98-117 Masehi]]. <ref name="Nurhadi">{{cite book|author=Muljani A. Nurhadi|title=Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya di Indonesia|publisher=Yogyakarta: Andi Offset|year=1983|page=18}}</ref> Selain itu, Romawi sendiri mendirikan perpustakaan besar yaitu Perpustakaan [[Ulpian]] dengan koleksinya berupa karya [[Yunani]] dan [[Latin]].
Keberadaan [[papyrus]] cukup sentral, karena dari situlah dikembangkannya sehingga berupa kertas pada zaman modern.<ref name="Suwarno">{{cite book|author=Wiji Suwarno|title=Pengetahuan Dasar Kepustakaan: SIsi Penting Perpustakaan dan Pustakawan|publisher=Bogor:Penerbit Ghalia Indonesia|year=2010|page=50}}</ref> Bahkan hingga tahun [[700-an masehi]], [[papyrus]] masih dipergunakan sebagai bahan tulisan, sebulum kemudian ditemukan bahwa bahan [[kulit binatang]], dan [[besi]] bisa dipergunakan untuk bahan tulisan.<ref name="Suwarno">{{cite book|author=Wiji Suwarno|title=Pengetahuan Dasar Kepustakaan: SIsi Penting Perpustakaan dan Pustakawan|publisher=Bogor:Penerbit Ghalia Indonesia|year=2010|page=50}}</ref> Penjajahan bangsa Romawi, juga memiliki peranan dalam proses penyebaran dunia perpustakaan hingga ke pelosok. Karena, pada awal masehi hampir di setiap ibukota negara jajahan [[bangsa]] [[Romawi]] terdapat Perpustakaan, seperti [[Cyprus]], [[Afrika]], [[Yunani]], dan [[Asia Kecil]]. Adapun Perpustakaan yang didirikan oleh bangsa Romawi, seperti Perpustakaan di [[Timgad]], [[Afrika Utara]] yang didirikan karena pengaruh [[Kerajaan]] [[Trajan]] pada tahun [[98-117 Masehi]].<ref name="Nurhadi">{{cite book|author=Muljani A. Nurhadi|title=Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya di Indonesia|publisher=Yogyakarta: Andi Offset|year=1983|page=18}}</ref> Selain itu, Romawi sendiri mendirikan perpustakaan besar yaitu Perpustakaan [[Ulpian]] dengan koleksinya berupa karya [[Yunani]] dan [[Latin]].
==Sejarah Perpustakaan di Indonesia==
==Sejarah Perpustakaan di Indonesia==

Revisi per 7 April 2016 05.10

Perpustakaan adalah sebuah gedung yang terdapat ruangan-ruangan, yang dipergunakan untuk menyimpan koleksi bahan pustaka (buku atau monograf, terbitan berseri, brosur, atau pamflet dan bahan non pustaka).[1] Koleksi bahan pustaka pada sebuah perpustakaan dipergunakan oleh pemustaka (pengguna/user dan pembaca) dan bukan untuk diperjual belikan, itulah perpustakaan dalam paradigma lama.[2] Sedangkan dalam paradigma baru Perpustakaan adalah sesuatu yang hidup, dinamis, segar menawarkan hal-hal yang baru, produk layannya inovatif, dan dikemas sedemikian rupa, sehingga apapun yang ditawarkan oleh perpustakaan akan menjadi atraktif, interaktif, edukatif, dan rekreatif bagi pengunjungnya.[3] Dalam struktur bahasa (etimologi), Perpustakaan dalam bahasa Indonesia berasal dari kata dasar pustaka.[4] Dalam berbagai bahasa yang lain, seperti dalam bahasa Ingris Perpustakaan disebut Library, dalam bahasa Belanda disebut Bibliotheek, dalam bahasa Jerman disebut Bibliothek, bahasa Prancis menyebutnya dengan Bibliotheque, bahasa Italia menyebut dengan Biblioteca, bahasa Spanyol dan Portugis menyebut dengan Bibliotheca, dan dalam bahasa Arab menyebutnya dengan istilah al-Maktabah.[5][6]

Dari berbagai struktur dan muasal dari kata Perpustakaan tadi, bisa dinilai bahwa pada dasarnya memiliki makna yang sama seperti Library yang berasal dari akar kata Liber dari bahasa Yunani yang artinya buku.[4] Begitupun dengan akar kata dari Bibliotheek adalah biblos dalam bahasa Yunani yang artinya juga buku.[4] Kemudian berkembang pula biblos itu dengan sebutan bible yang artinya kitab. Sedangkan al-Maktabah sendiri yang berasal dari bahasa Arab akar katanya adalah ka-ta-ba yang berarti menulis. Dari itu, Perpustakaan sendiri selalu berkaitan dengan buku dan tulis-menulis.[4][6]

Menurut Muljani A. Nurhadi,[7] terkait pengertian Perpustakaan ada lima unsur yang perlu dalam pengertian Perpustakaan, yaitu:

  • Tempat mengumpulkan, menyimpan dan memelihara koleksi bahan pustaka.
  • Koleksi bahan pustaka itu dikelola dan diatur secara sistematis.
  • Untuk digunakan secara kontinu oleh pemakainya.
  • Sebagai sumber informasi, dan
  • Merupakan suatu unit kerja.

Penjelasan yang lain, Michael H. Harris memberikan definisi bahwa Perpustakaan adalah sekumpulan koleksi bahan grafis yang diatur untuk dipergunakan dengan mudah, dikelola oleh perseorangan atau lebih yang sudah mengenal, terbiasa dan memahami tata kelolanya dengan baik yag bertujuan untuk dipergunakan oleh sejumlah orang.[8]

Sejarah

Perpustakaan ketika ditulis dalam perspektif sejarah, tentu tidak terlepas dengan waktu, tempat, dan pelaku sejarah itu sendiri. Apalagi ketika mengkajinya mengenai asal muasal, bahkan Michael H. Harris menyatakan harus juga ditinjau dari kondisi sosial, kondisi ekonomi, ataupun kondisi politik.[8]

Sejarah Sebelum Masehi

Sejarah Perpustakaan tidak terlepas dengan yang biasa kita sebut tulisan, pada 2500 SM, di Mesir ditemukan sebuah tulisan berupa papyrus yang dibuat dari sejenis rumput yang tumbuh di sepanjang sungai Nil.[9] Papyrus merupakan rumput yang dihaluskan dengan cara ditumbuk lalu diratakan, kemudian dikeringkan dan digunakan untuk menulis dengan menggunakan pahatan dan tinta.[9] Bermula dari papyrus kita bisa mengenal istilah paper, papiere, papiros, yang kesemuanya itu berarti kertas.[9] Mulajni A. Nurhadi, menulis bahwa kebudayaan perpustakaan telah dirinti pada zaman kejayaan Arab oleh orang-orang Arab yang pada zaman itu telah mempunyai peradaban yang sangat tinggi.[7] Pada tahun 3.750 SM telah terdapat pahatan-pahatan berupa ukiran lambang informasi ke dinding-dinding bangunan, monumen, dan tempat-tempat peringatan untuk menunjukkan keagungan raja-raja pada masa terdahulu.[7] Papyrus itu sendiri menurut Muljani A. Nurhadi, semenjak 3.200 tahun SM sudah ditemukan tulisan yang disebut papyrus yang terbuat dari dedaunan.[7]

Sejarah Susudah Masehi

Keberadaan papyrus cukup sentral, karena dari situlah dikembangkannya sehingga berupa kertas pada zaman modern.[9] Bahkan hingga tahun 700-an masehi, papyrus masih dipergunakan sebagai bahan tulisan, sebulum kemudian ditemukan bahwa bahan kulit binatang, dan besi bisa dipergunakan untuk bahan tulisan.[9] Penjajahan bangsa Romawi, juga memiliki peranan dalam proses penyebaran dunia perpustakaan hingga ke pelosok. Karena, pada awal masehi hampir di setiap ibukota negara jajahan bangsa Romawi terdapat Perpustakaan, seperti Cyprus, Afrika, Yunani, dan Asia Kecil. Adapun Perpustakaan yang didirikan oleh bangsa Romawi, seperti Perpustakaan di Timgad, Afrika Utara yang didirikan karena pengaruh Kerajaan Trajan pada tahun 98-117 Masehi.[7] Selain itu, Romawi sendiri mendirikan perpustakaan besar yaitu Perpustakaan Ulpian dengan koleksinya berupa karya Yunani dan Latin.

Sejarah Perpustakaan di Indonesia

Jenis-Jenis Perpustakaan

Lima Perpustakaan Tertua


Jenis Koleksi Bahan Pustaka di Perpustakaan

Referensi

  1. ^ Tine Silvana dan Tati Sumiati (2011). Modul Pembelajaran Mata Kuliah Katalogisasi Deskriptif. Bandung: Kementerian Pendidikan Nasional Universitas Padjadjaran Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan. hlm. 18. 
  2. ^ Sulistyo Basuki (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama. hlm. 3. 
  3. ^ Rachman Hermawan dan Zulfikar Zen (2010). Etika Kepustakawanan:Suatu Pendekatan Terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia. Jakarta:Sagung Seto (Anggota Ikapi). hlm. 7. 
  4. ^ a b c d Sulistyo Basuki (1994). Periodisasi Perpustakaan Indonesia. Bandung:PT Remaja Rosdakarya (Anggota Ikapi). hlm. 1. 
  5. ^ P. Sumardji (2010). Perpustakaan:Organisasi dan Tatakerjanya. Yogyakarta:Kanisius (Anggota Ikapi). hlm. 11. 
  6. ^ a b Asad M. Alkalali (1997). Kamus Indonesia-Arab. Jakarta: Bulan Bintang (Anggota Ikapi). hlm. 427. 
  7. ^ a b c d e Muljani A. Nurhadi (1983). Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya di Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset. hlm. 4.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Nurhadi" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  8. ^ a b Michael H. Harris (1984). History of Libraries in the Western World. Londen:The Scarecrow Press. hlm. 3.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Harris" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  9. ^ a b c d e Wiji Suwarno (2010). Pengetahuan Dasar Kepustakaan: SIsi Penting Perpustakaan dan Pustakawan. Bogor:Penerbit Ghalia Indonesia. hlm. 50.