Lompat ke isi

Radar Surabaya: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 1: Baris 1:
'''''Radar Surabaya''''' adalah [[surat kabar]] harian pagi yang terbit di [[Surabaya]], [[Jawa Timur]]. Harian ini termasuk dalam grup ''[[Jawa Pos]]'' serta memiliki sirkulasi yang terbatas di kawasan Surabaya dan sekitarnya ([[Sidoarjo]], [[Gresik]], dan [[Krian, Sidoarjo|Krian]]).
'''''Radar Surabaya''''' adalah [[surat kabar]] harian pagi yang terbit di [[Surabaya]], [[Jawa Timur]]. Harian ini termasuk dalam grup ''[[Jawa Pos]]'' serta memiliki sirkulasi yang terbatas di kawasan Surabaya dan sekitarnya ([[Sidoarjo]], [[Gresik]], dan [[Krian, Sidoarjo|Krian]]).


==Sejarah==
== Sejarah ==
''Radar Surabaya'' mulai berdiri pada 24 Februari 2001, pada awalnya dikenal sebagai harian ''Suara Indonesia'' dengan lokasi kantor redaksi di [[Graha Pena]] Jl. Ahmad Yani 88 Surabaya. Harian Suara Indonesia pernah populer pada masa [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Soeharto]] dan membuatnya dikenal sebagai koran reformasi meski sebelumnya Harian Suara Indonesia adalah koran khusus ekonomi, dengan sirkulasi sangat terbatas.
''Radar Surabaya'' mulai berdiri pada 24 Februari 2001, pada awalnya dikenal sebagai harian ''Suara Indonesia'' dengan lokasi kantor redaksi di [[Graha Pena]] Jl. Ahmad Yani 88 Surabaya. Harian Suara Indonesia pernah populer pada masa [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Soeharto]] dan membuatnya dikenal sebagai koran reformasi meski sebelumnya Harian Suara Indonesia adalah koran khusus ekonomi, dengan sirkulasi sangat terbatas.


Maraknya gerakan [[reformasi]] pada tahun 1998 membuat masyarakat jenuh dengan berita-berita politik dan hal ini mengakibatkan penurunan oplah yang sangat signifikan. Manajemen Jawa Pos Group pada akhirnya memutuskan mengubah nama ''Suara Indonesia'' dengan ''Radar Surabaya'' dengan fokus sebagai koran lokal kota Surabaya dan sekitarnya.
Maraknya gerakan [[reformasi]] pada tahun 1998 membuat masyarakat jenuh dengan berita-berita politik dan hal ini mengakibatkan penurunan oplah yang sangat signifikan. Manajemen Jawa Pos Group pada akhirnya memutuskan mengubah nama ''Suara Indonesia'' dengan ''Radar Surabaya'' dengan fokus sebagai koran lokal kota Surabaya dan sekitarnya.


==Popularitas==
== Popularitas ==
Dengan beralih fokus sebagai koran lokal, topik berita lebih diutamakan pada isu-isu lokal. Pada masa kepemimpinan Lutfi Subagyo harian ini menjadi populer karena kisah-kisah bersambung ''Soerabaia Tempo Doeloe'' yang ditulis oleh Dukut Imam Widodo, penulis dan novelis yang juga adalah karyawan PT. Smelting, [[Gresik]]. Namun setelah Dukut berhenti menulis cerita tersebut, harian ini mengalami kelesuan pasar. Lutffi Soebagyo yang pada masa itu merupakan pemimpin redaksi pada akhirnya diganti oleh Rindang Herawati, mantan wartawan senior ''Jawa Pos''. Dimulai dari kepemimpinan Rindang Herawati, harian ''Radar Surabaya'' kembali mengandalkan isu-isu nasional, tak jauh berbeda dengan ''Jawa Pos'' yang menjadi induk perusahaan.
Dengan beralih fokus sebagai koran lokal, topik berita lebih diutamakan pada isu-isu lokal. Pada masa kepemimpinan Lutfi Subagyo harian ini menjadi populer karena kisah-kisah bersambung ''Soerabaia Tempo Doeloe'' yang ditulis oleh Dukut Imam Widodo, penulis dan novelis yang juga adalah karyawan PT. Smelting, [[Gresik]]. Namun setelah Dukut berhenti menulis cerita tersebut, harian ini mengalami kelesuan pasar. Lutffi Soebagyo yang pada masa itu merupakan pemimpin redaksi pada akhirnya diganti oleh Rindang Herawati, mantan wartawan senior ''Jawa Pos''. Dimulai dari kepemimpinan Rindang Herawati, harian ''Radar Surabaya'' kembali mengandalkan isu-isu nasional, tak jauh berbeda dengan ''Jawa Pos'' yang menjadi induk perusahaan.
Kini pada 2007 Radar Surabaya dipimpin oleh Sumarno sebagai pemimpin redaksi, seiring dengan perkembangan pembacanya Radar Surabaya yang bertiras 65 ribu eksemplar mencoba untuk memposisikan sebagai koran lokal tapi tidak kehilangan berita-berita nasional. Dengan jargon Koran Kota Besar, awak Radar Surabaya sadar masyarakat Surabaya yang heterogen juga butuh berita-berita lokal (baca luar Surabaya) dan juga berita nasional. Dengan kata lain Radar Surabaya sekarang ini mencoba memposisikan diri sebagai koran Mix, sesuai dengan kebutuhan warga Surabaya dan sekitarnya
Kini pada 2007 Radar Surabaya dipimpin oleh Sumarno sebagai pemimpin redaksi, seiring dengan perkembangan pembacanya Radar Surabaya yang bertiras 65 ribu eksemplar mencoba untuk memposisikan sebagai koran lokal tapi tidak kehilangan berita-berita nasional. Dengan jargon Koran Kota Besar, awak Radar Surabaya sadar masyarakat Surabaya yang heterogen juga butuh berita-berita lokal (baca luar Surabaya) dan juga berita nasional. Dengan kata lain Radar Surabaya sekarang ini mencoba memposisikan diri sebagai koran Mix, sesuai dengan kebutuhan warga Surabaya dan sekitarnya

[[Kategori:Surat kabar daerah di Indonesia]]
[[Kategori:Surat kabar daerah di Indonesia]]

Revisi per 4 Maret 2008 01.48

Radar Surabaya adalah surat kabar harian pagi yang terbit di Surabaya, Jawa Timur. Harian ini termasuk dalam grup Jawa Pos serta memiliki sirkulasi yang terbatas di kawasan Surabaya dan sekitarnya (Sidoarjo, Gresik, dan Krian).

Sejarah

Radar Surabaya mulai berdiri pada 24 Februari 2001, pada awalnya dikenal sebagai harian Suara Indonesia dengan lokasi kantor redaksi di Graha Pena Jl. Ahmad Yani 88 Surabaya. Harian Suara Indonesia pernah populer pada masa Presiden Soeharto dan membuatnya dikenal sebagai koran reformasi meski sebelumnya Harian Suara Indonesia adalah koran khusus ekonomi, dengan sirkulasi sangat terbatas.

Maraknya gerakan reformasi pada tahun 1998 membuat masyarakat jenuh dengan berita-berita politik dan hal ini mengakibatkan penurunan oplah yang sangat signifikan. Manajemen Jawa Pos Group pada akhirnya memutuskan mengubah nama Suara Indonesia dengan Radar Surabaya dengan fokus sebagai koran lokal kota Surabaya dan sekitarnya.

Popularitas

Dengan beralih fokus sebagai koran lokal, topik berita lebih diutamakan pada isu-isu lokal. Pada masa kepemimpinan Lutfi Subagyo harian ini menjadi populer karena kisah-kisah bersambung Soerabaia Tempo Doeloe yang ditulis oleh Dukut Imam Widodo, penulis dan novelis yang juga adalah karyawan PT. Smelting, Gresik. Namun setelah Dukut berhenti menulis cerita tersebut, harian ini mengalami kelesuan pasar. Lutffi Soebagyo yang pada masa itu merupakan pemimpin redaksi pada akhirnya diganti oleh Rindang Herawati, mantan wartawan senior Jawa Pos. Dimulai dari kepemimpinan Rindang Herawati, harian Radar Surabaya kembali mengandalkan isu-isu nasional, tak jauh berbeda dengan Jawa Pos yang menjadi induk perusahaan. Kini pada 2007 Radar Surabaya dipimpin oleh Sumarno sebagai pemimpin redaksi, seiring dengan perkembangan pembacanya Radar Surabaya yang bertiras 65 ribu eksemplar mencoba untuk memposisikan sebagai koran lokal tapi tidak kehilangan berita-berita nasional. Dengan jargon Koran Kota Besar, awak Radar Surabaya sadar masyarakat Surabaya yang heterogen juga butuh berita-berita lokal (baca luar Surabaya) dan juga berita nasional. Dengan kata lain Radar Surabaya sekarang ini mencoba memposisikan diri sebagai koran Mix, sesuai dengan kebutuhan warga Surabaya dan sekitarnya