Imigongo: Perbedaan antara revisi
k Robot: Perubahan kosmetika |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas:Fresque Imigongo-Festival international de géographie 2011 (2).jpg| |
[[Berkas:Fresque Imigongo-Festival international de géographie 2011 (2).jpg|jmpl|''Imigongo'' yang dipamerkan di Festival Geografi Internasional di [[Saint-Dié-des-Vosges]], [[Perancis]].]] |
||
'''''Imigongo''''' adalah seni tradisional yang populer di [[Rwanda]]. Seni ini dibuat oleh perempuan dengan menggunakan kotoran sapi. Warnanya biasanya hitam, putih, dan merah, dan tema yang umum adalah rancangan spiral dan geometrik yang dilukis di tembok, tembikar, dan kanvas. |
'''''Imigongo''''' adalah seni tradisional yang populer di [[Rwanda]]. Seni ini dibuat oleh perempuan dengan menggunakan kotoran sapi. Warnanya biasanya hitam, putih, dan merah, dan tema yang umum adalah rancangan spiral dan geometrik yang dilukis di tembok, tembikar, dan kanvas. |
Revisi per 27 November 2017 10.03
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/49/Fresque_Imigongo-Festival_international_de_g%C3%A9ographie_2011_%282%29.jpg/220px-Fresque_Imigongo-Festival_international_de_g%C3%A9ographie_2011_%282%29.jpg)
Imigongo adalah seni tradisional yang populer di Rwanda. Seni ini dibuat oleh perempuan dengan menggunakan kotoran sapi. Warnanya biasanya hitam, putih, dan merah, dan tema yang umum adalah rancangan spiral dan geometrik yang dilukis di tembok, tembikar, dan kanvas.
Selama Genosida Rwanda 1994, seni ini hampir hilang. Namun, perempuan di jalan ke Rusumo di Provinsi Timur telah menyelamatkan dan memulihkan seni Rwanda yang unik ini.
Secara tradisional rancangan yang digunakan adalah rancangan geometrik, namun para artis mulai menggunakan citra modern dan inovatif yang menggambarkan lanskap, rakyat, flora dan fauna Rwanda.
Gambar dibuat dengan menggunakan kotoran sapi yang ditempatkan di papan kayu. Kotoran tersebut lalu dibiarkan mengeras dan kemudian didekorasi dengan warna yang berasal dari materi organik. Warna tradisional meliputi hitam, putih, merah, abu-abu, dan kuning, namun warna lain juga mulai digunakan.
Gambar imigongo awalnya ditemukan di Kibungo sebagai dekorasi "sihir" selama abad ke-18.
Pranala luar
- "More about Imigongo", John Pugh in Rwanda.
- "Art of Imigongo", Access Rwanda Safaris.