Raja Sulaeman: Perbedaan antara revisi
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 354: | Baris 354: | ||
Pada pertengahan [[abad ke-16]], area sekitar Manila diperintah oleh tiga [[raja]] yaitu: [[Raja Sulaeman]] dan [[Raja Matanda]] di komunitas selatan Sungai Pasig dan [[Raja Lakandula]] di utara. Mereka juga mengadakan hubungan dengan [[Kesultanan Brunei]], [[Kesultanan Sulu|Sulu]], dan [[Ternate]] di [[Cavite]]. |
Pada pertengahan [[abad ke-16]], area sekitar Manila diperintah oleh tiga [[raja]] yaitu: [[Raja Sulaeman]] dan [[Raja Matanda]] di komunitas selatan Sungai Pasig dan [[Raja Lakandula]] di utara. Mereka juga mengadakan hubungan dengan [[Kesultanan Brunei]], [[Kesultanan Sulu|Sulu]], dan [[Ternate]] di [[Cavite]]. |
||
Namun kedikdayaan Raja Sulaeman dan Islam di Filipina sirna seiring dengan datangnya armada besar asal Spanyol datang ke wilayah tersebut. Diceritakan pasukan Spanyol pimpinan Ferdinand Magellan itu sempat bentrok dengan angkatan bersenjata pimpinan Sultan Sulaiman.<ref name ="manila">[https://www.harianaceh.co.id/2020/12/24/raja-sulaeman-penguasa-minangkabau-yang-mendirikan-kota-manila-filipina/ Raja Sulaeman, Penguasa Minangkabau yang Mendirikan Kota Manila, Filipina]. Website Harianaceh.</ref> |
Namun kedikdayaan Raja Sulaeman dan Islam di Filipina sirna seiring dengan datangnya armada besar asal Spanyol datang ke wilayah tersebut. Diceritakan pasukan Spanyol pimpinan [[Ferdinand Magellan]] itu sempat bentrok dengan angkatan bersenjata pimpinan Sultan Sulaiman.<ref name ="manila">[https://www.harianaceh.co.id/2020/12/24/raja-sulaeman-penguasa-minangkabau-yang-mendirikan-kota-manila-filipina/ Raja Sulaeman, Penguasa Minangkabau yang Mendirikan Kota Manila, Filipina]. Website Harianaceh.</ref> |
||
== Peninggalan == |
== Peninggalan == |
Revisi per 24 Februari 2021 11.53
Halaman ini sedang dipersiapkan dan dikembangkan sehingga mungkin terjadi perubahan besar. Anda dapat membantu dalam penyuntingan halaman ini. Halaman ini terakhir disunting oleh Bobiarianto69 (Kontrib • Log) 1331 hari 1311 menit lalu. Jika Anda melihat halaman ini tidak disunting dalam beberapa hari, mohon hapus templat ini. |
Raja Sulaeman | |
---|---|
Raja Filipina | |
Berkas:Montage of Manila.png | |
Masa kekuasaan | 1571–1575 |
Pendahulu | Rajah Matanda |
Pengganti | Agustin de Legazpi |
Anak Anak kandung
Anak angkat
Dalam cerita legenda | |
Nama lengkap स्ललैअह् سليمان Sulayman Salalaiah | |
Keluarga bangsawan | Maynila, Tondo, dan Namayan |
Lahir | 1558 |
Meninggal | 1575 |
Raja Sulaeman adalah seorang ulama Minangkabau yang menyebarkan agama Islam ke Filipina. Sebelum bangsa Spanyol datang pada tahun 1570an, Raja Sulaeman sudah menguasai dan mendirikan Filipina.[1][2]
Di Filipina, Raja Sulaeman sudah menyebar luaskan agama Islam sampai ke pelosok negeri. Peristiwa tersebut sudah diungkapkan oleh Mochtar Naim dalam disertasinya tentang pola migrasi jejak perantaun orang Minangkabau di Filipina. Hal tersebut ia sampaikan dalama disertasinya Mochtar menulis yang berjudul Merantau: Minangkabau Voluntary Migration yang disampaikan dalam International Congress of Orientalists di Canberra, Australia. Disertasi tersebut kemudian dibukukan dan menjadi bahan rujukan bagi pengamat Minangkabau dalam melihat pola hidup dan penyebaran masyarakat Minangkabau di seluruh dunia. [3]
Dalam penelitiannya Mochtar Naim mengatakan, Kalau pendiri Kota Manila merupakan Raja Sulaeman yang berasal dari Minangkabau, begitu juga dengan Kerajaan Sulu yang didirikan oleh Raja Bagindo juga berasal dari Minangkabau yang terletak di Selatan Filipina. [4]
Asal Usul
Raja Sulaeman, kadang-kadang disebut sebagai Rajah Soliman merupakan cucu dari Abdul Bolkiah dari Kesultanan Brunei. Raja Sulaeman tidak menggunakan nama keluarga besar Bolkiah, padahal Ia merupakan cucu dari Abdul Bolkiah dari Kesultanan Brunei. Keturunan dari Bolkiah lainnya yaitu Sultan Hasanah Bolkiah adalah raja yang memimpin kerajaan Brunei Darusallam. Sultan Hasanah Bolkiah merupakan juga keturunan Minang yang berasal dari Piobang Payakumbuh. Namanya terpasang di mata uang negaranya dan beberapa ruas jalan di negara kaya minyak itu ada nama jalan seperti Piobang 1 hingga Piobang 5.[5][6]
Dalam buku Tarsilah Brunei: The Early History of Brunei up to 1432 AD karya Mohd. Jamil al-Sufri menyebutkan bahwa, dari silsilah raja-raja Brunei Darussalam diketahui pendiri kerajaan ini adalah Awang Alak Betatar atau yang bergelar Sultan Muhammad Shah, berasal dari Minangkabau. Bahkan saat acara peresmian replika Istana Pagaruyung pada tahun 80 an Sultan Brunei Hassanal Bolkiah juga ikut hadir dan sempat mengatakan bahwa leluhurnya berasal dari Pagaruyung Minangkabau.[7]
Dan juga dapat dibuktikan pada Batu Tarsilah yang merupakan salah satu dari banyak prasasti yang ada di Kerajaan Brunei Darussalam. Batu Tarsilah dalam konsepsi penduduk Brunei disebut sebagai batu bersurat. Batu bersurat ini merupakan prasasti yang memiliki peran penting dalam menguak sejarah Brunei, sebab di dalamnya terpahat silsilah raja-raja Brunei di masa pemerintahan Islam. Di Batu Tarsilah terpahat bahwa genta alamat tanda kebesaran Brunei, dibawa dari Minangkabau.[8]
No. | Nama | Mulai Pemerintahan | Akhir Pemerintahan | Keterangan |
---|---|---|---|---|
1 | Muhammad Shah of Brunei / Awang Alak Betatar | 1363[10] | 1402 | Pendiri Kesultanan[10] |
2 | Ahmad / Awang Pateh Berbai | 1408 | 1425 | |
3 | Sharif Ali / Sultan Barkat (Blessed Sultan) | 1425 | 1432 | Tidak ada hubungan silsilah langsung dengan pendahulunya, tetapi dipilih karena ia adalah menantu dari sultan (Ahmad) sebelumnya dan sangat fasih dalam Islam. |
4 | Sulaiman | 1432 | 1485 | Putra dari sultan sebelumnya, Sharif Ali. Turunkan tahta untuk mengizinkan putranya Bolkiah menjadi sultan. |
5 | Bolkiah / Nakhoda Ragam (The Singing Captain) | 1485 | 1524 | Putra dari sultan sebelumnya, Sulaiman. |
6 | Abdul Kahar | 1524 | 1530 | Putra sultan sebelumnya, Bolkiah |
7 | Saiful Rijal | 1533 | 1581 | Keponakan dan anak angkat dari sultan sebelumnya, Abdul Kahar. |
8 | Shah Berunai | 1581 | 1582 | Putra tertua dari Sultan Saiful Rijal |
9 | Muhammad Hassan | 1582 | 1598 | Adik laki-laki dari Shah Berunai. |
10 | Abdul Jalilul Akbar | 1598 | 1659 | |
11 | Abdul Jalilul Jabbar | 1659 | 1660 | |
12 | Muhammad Ali | 1660 | 1661 | Pengganti Abdul Hakkul Mubin, Pemicu Brunei Civil War. |
13 | Abdul Hakkul Mubin | 1660 | 1673 | Dimulai Brunei Civil War dengan membunuh pendahulunya Muhammad Ali dan pada gilirannya dibunuh oleh Muhyiddin yang menggantikannya sebagai Sultan. |
14 | Muhyiddin | 1673 | 1690 | Putra dari Abdul Jalilul Akbar yang membalas kematian ayah mertuanya Muhammad Ali dengan membunuh Abdul Hakkul Mubin, sehingga mengakhiri Brunei Civil War. |
15 | Nasruddin | 1690 | 1710 | |
16 | Hussin Kamaluddin | 1710 | 1730 | Dia memerintah untuk kedua kalinya antara 1737 hingga 1740. |
17 | Muhammad Alauddin | 1730 | 1737 | Menginstruksikan Datu Imam Yaakub untuk menulis Silsilah Raja-Raja Berunai atau Silsilah Sultan Brunei. |
18 | Omar Ali Saifuddin I | 1740 | 1778 | |
19 | Muhammad Tajuddin | 1778 | 1807 | Memerintahkan Khatib Abdul Latif untuk menulis Batu Tarsilah atau Prasasti Batu. |
20 | Muhammad Jamalul Alam I | 1804 | 1804 | |
21 | Muhammad Kanzul Alam | 1807 | 1826 | |
22 | Muhammad Alam | 1826 | 1828 | |
23 | Omar Ali Saifuddin II | 1828 | 1852 | Brunei menyerahkan beberapa wilayah Sarawak kepada James Brooke. Brunei menyerahkan Labuan kepada British. |
24 | Abdul Momin | 1852 | 29 May 1885 | Brunei menyerahkan bagian barat laut Borneo ke Inggris. Deklarasi Amanat terjadi pada tahun 1884 yang bersumpah untuk tidak menyerahkan lebih banyak wilayah Brunei kepada kekuatan asing. |
25 | Hashim Jalilul Alam Aqamaddin | 29 May 1885 | 10 May 1906 | Inggris mendirikan protektorat atas Brunei pada tahun 1888. |
26 | Muhammad Jamalul Alam II | 10 May 1906 | 11 September 1924 | Pemerintahan Sultan berlangsung singkat. Wabah malaria merenggut nyawanya serta tiga anggota keluarganya. |
27 | Ahmad Tajuddin | 11 September 1924 | 4 June 1950 | Japanese occupation of Brunei ambil alih. |
28 | Omar Ali Saifuddien III | 4 June 1950 | 5 October 1967 | Menandatangani Konstitusi Brunei tahun 1959. Mengundurkan diri secara sukarela demi kepentingan putra tertuanya,Hassanal Bolkiah. Menjadi Menteri Pertahanan pertama Brunei setelah kemerdekaan pada tahun 1984. |
29 | Hassanal Bolkiah | 5 October 1967 | Petahana | Brunei memperoleh kembali kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1984. |
Sejarah
Sultanate of Manila Kesultanan Seludong كسولتانن سلوروڠ | |
---|---|
1571–1760 | |
Peta Spanyol dari Manila | |
Ibu kota | Manila |
Bahasa yang umum digunakan | Tagalog, Malay, Arabic, Spanish |
Agama | Islam |
Pemerintahan | Sultanate, Rajahnate |
Sultan | |
• 1571-1575 | Rajah Sulayman |
• 1575-1579 | Rajah Sulayman II |
• 1579-1614 | Hassanal Sulayman |
• 1614-1640 | Qasim Abdullah |
• 1640-1690 | Safar ud-Din (Enrique) |
• 1690-1760 | Esmael (Carlos) |
Era Sejarah | Era Kolonial Spanyol |
• Perjanjian antara Tondo dan Spanyol | 1571 |
• Terintegrasi ke dalam Kekaisaran Spanyol, dan kemunduran Islam di Manila | 1760 |
Mata uang | peso |
Sekarang bagian dari | Philippines |
Kerajaan Manila atau dikenal Kota Seludong merupakan gabungan beberapa kerajaan Islam yang pernah menguasai kawasan Manila, Philipina. Pada abad ke 16 kawasan Manila dipinpim oleh Raja Sulaeman, Raja Matanda dan Raja Lakandula. Pada waktu itu Manila adalah negeri yang menganut agama Islam paling utara di Nusantara dan menjalinkan hubungan dekat dengan Kesultanan Brunei, Kesultanan Sulu dan Kesultanan Ternate. Islam datang di Manila pada tahun 1565 mengikuti pedagang-pedagang Melayu dari Indonesia.[11]
Kesultanan Brunei mencapai masa kejayaan dari abad XV sampai XVII, ketika daerah kekuasaannya mencapai seluruh pulau Kalimantan dan kepulauan Filipina. Brunei terutama paling kuat dalam masa pemerintahan sultan kelima, Bolkiah (1473-1521), yang terkenal karena perjalanan-perjalanannya di samudera dan menaklukkan Manila; dan pada masa pemerintahan sultan kesembilan, Hassan (1605-1619), yang mengembangkan sistem pengadilan kerajaan, yang unsur-unsurnya masih terdapat sampai hari ini.[12].
Setelah Sultan Hassan, kejayaan Brunei memudar karena perebutan kekuasaan dan juga bertumbuhnya pengaruh kekuasaan kolonial Eropa di daerah itu yang, antara lain, mengacaukan jalur-jalur perdagangan tradisional, menghancurkan dasar ekonomi Brunei dan banyak kesultanan Asia Tenggara lainnya. Pada 1839, petualang Inggris James Brooke sampai ke Kalimantan dan menolong Sultan Brunei menumpas sebuah pemberontakan. Sebagai imbalannya, ia menjadi gubernur dan kemudian "Rajah Putih" dari Sarawak di Kalimantan barat laut dan kemudian mengembangkan daerah kekuasaan di bawah pemerintahannya. Brooke tidak pernah mengambil alih kekuasaan di Brunei, walaupun ia mencoba untuk melakukan hal itu. Ia bertanya kepada pemerintah Britania apakah ia boleh mengakui Brunei sebagai miliknya, tetapi ditolak. Walaupun Brunei diperintah dengan kurang baik, ia memiliki perasaan dan identitas nasional, dan karena itu tidak dapat direbut oleh Brooke.[13].
Kedatangan orang Spanyol yang dikepalai Martín de Goiti dan Juan de Salcedo ke Filipina disambut dengan baik oleh Raja Sulaeman. Raja Sulaeman malah menjalin persahabatan dengan mereka dan menawarkan rempah ratus dan dayang-dayang sebagai hadiah. Tetapi setelah beberapa minggu berlalu, dia mulai sadar bahawa Spanyol mula mengambil kesempatan dan mencoba untuk merebut Manila karena kekayaan hasil buminya. Raja Sulaeman kemudiannya melancarkan serangan terhadap pendudukan Spanyol di Manila.[14][15].
Meski begitu, Raja Sulaeman, benar-benar Muslim berhati singa, tidak takut. Beberapa tahun kemudian, dia melawan Spanyol lagi. Dia meminta kepala suku lain dari Hagonoy, Macabebe dan barangay tetangga Bulacan dan Pampanga lainnya untuk memperjuangkan kebebasan mereka bersamanya. Namun pamannya, Raja Lakandula dari Tondo, tidak membantunya. Dalam pertempuran sengit di Bangkusay, Tondo, Sulaiman tewas. Dia mati berjuang untuk kehormatan dan kebebasan negerinya. Dia adalah salah satu Pahlawan Filipina paling pemberani.[16].
Sultan dan Raja di Manila[17].
Raja Ache 1558-1571 |
Dikenal sebagai "raja tua", dia adalah penguasa Dinasti Sulayman yang pertama diketahui. Dia memerintah Kerajaan Maynila pada saat aneksasi Muslim, tetapi tidak diketahui apakah dia secara pribadi mengaku Islam. |
Raja Sulaeman 1571-1575 |
Raja Sulaeman adalah keponakan Raja Ache dan pewaris takhta, mantan bernama Salila yang bertemu dengan penjajah Spanyol. Dia mengkonsolidasikan pemerintahannya dengan mencegah para biarawan Katolik dan misionaris memasuki permukiman Muslim dan mengobarkan perang melawan Spanyol jika mereka berusaha. |
Raja Sulaeman II 1575-1600 |
Rajah Sulaiman menikah dengan seorang putri Melayu bernama Nirmala dari Brunei, dan memperkuat kehadiran pendekar Melayu di Manila, keduanya melahirkan dua orang putra yang satu bernama Hassanal Sulaiman dan yang lainnya bernama Jamalul Sulaiman. Jamalul Sulaiman beremigrasi ke Maguindanao dan Hassanal Sulaiman adalah pewaris tahta terpilih. |
Hassanal Sulayman 1600-1614 |
Hassanal Sulaiman mengadopsi gelar Islam tradisional "sultan" dan semakin memperkuat kehadiran Islam, dia melarang semua pengaruh Spanyol memasuki Sungai Pasig selatan di mana dia juga mendirikan pasukan angkatan laut, dia menggagalkan dua invasi Spanyol pada 1605 dan 1608, tetapi terbunuh selama pertempuran tahun 1610 di mana pasukan Spanyol mencapai pemukiman Muslim. |
Qasim Abdullah 1614-1640 |
Abdullah bin Sulaiman menerima pedang keris ayahnya dan disumpah pada saat pertempuran, tidak ada waktu untuk penobatan resmi. Dia mengalahkan pasukan Spanyol dan membiarkan invasi yang gagal ke Manila yang dikuasai Spanyol utara, pada 1618 dia memukul mundur invasi besar Spanyol dimana dia mengambil nama "Qasim" yang berarti "pelindung" dalam bahasa Arab. |
1640-1690 |
Safar ud-Din adalah putra Abdullah, tidak seperti sultan-sultan sebelumnya, dia bersahabat dengan penjajah Spanyol. Ia menikah dengan seorang putri Sulu bernama Maryam, dan memiliki seorang anak bernama Esmael bin Safar ud-Din. Dia akhirnya mengizinkan misionaris Kristen masuk ke permukiman Muslim, dan sekitar 1/2 dari semua bangsanya pindah ke Katolik Roma, pada tahun 1670 dia dan keluarganya masuk Katolik Roma dengan nama Enrique, putranya dibaptis Carlos dan istrinya dibaptis Maria, mereka menjadi bagian dari Principales dan dibawa untuk mengunjungi seluruh nusantara oleh penjajah Spanyol. Namun, beberapa saat sebelum turun takhta, Enrique memeluk agama Islam. |
1690-1739 |
Awalnya dikenal sebagai Esmael bin Safar ud-Din, juga Carlos Safaruddin adalah penguasa Manila dari 1690-1739, ia dimahkotai pada 1690. Don Carlos menikah dengan seorang bangsawan Spanyol yang dibawa dari Meksiko dengan nama Carrolla Lopez, dan memiliki dua anak, Juan dan Fernando. Seperti ayahnya Enrique, Carlos juga memeluk Islam. |
Kota Manila
Manila berawal dari sebuah pemukiman muslim di mulut Sungai Pasig sepanjang pesisir Teluk Manila. Salah satu perkiraan asal namanya adalah dari kata may nilad yang secara harafiah berarti "ada nilad". Nilad sendiri adalah tanaman bakau berbunga putih yang tumbuh di daerah itu. Konon, penamaan Kota Manila juga berasal dari kata fi’ amanillah, yang berarti di bawah lindungan Allah SWT.
Pada pertengahan abad ke-16, area sekitar Manila diperintah oleh tiga raja yaitu: Raja Sulaeman dan Raja Matanda di komunitas selatan Sungai Pasig dan Raja Lakandula di utara. Mereka juga mengadakan hubungan dengan Kesultanan Brunei, Sulu, dan Ternate di Cavite.
Namun kedikdayaan Raja Sulaeman dan Islam di Filipina sirna seiring dengan datangnya armada besar asal Spanyol datang ke wilayah tersebut. Diceritakan pasukan Spanyol pimpinan Ferdinand Magellan itu sempat bentrok dengan angkatan bersenjata pimpinan Sultan Sulaiman.[18]
Peninggalan
Plaza Rajah Sulayman
Plaza Rajah Sulayman | |
---|---|
Lapangan Umum Terbuka | |
Lokasi Pusat Malate, Terdapat Patung Raja Sulaeman yang dipahat oleh Eduardo Castrillo pada tahun 1976. | |
Didedikasikan bagi: | Raja Sulaeman |
Pemilik: | Kota Manila |
Lokasi: | Malate, Manila, Philippines |
Plaza Rajah Sulayman, juga dikenal sebagai Taman Rajah Sulayman, adalah lapangan umum di Malate, Manila. Itu dibatasi oleh Roxas Boulevard di barat, Jalan San Andres di selatan, dan Jalan Remedios di utara. Plaza tersebut dianggap sebagai pusat Malate karena menghadap ke Gereja Malate, gereja utama di distrik tersebut.[19].
Alun-alun ini dinamai Rajah Sulaiman, penguasa akhir abad ke-16 Kerajaan Maynila, yang tewas dalam Pertempuran Selat Bangkusay saat melawan invasi pasukan Spanyol yang dipimpin oleh Miguel López de Legazpi.[20]
Di Zaman kolonial Spanyol, alun-alun adalah lapangan terbuka sederhana yang terletak di antara tepian Teluk Manila dan Gereja Malate, berakhir di pantai yang dulunya merupakan area pemandian populer. Namun, selama Aturan Amerika, alun-alun terputus dari garis pantai karena pekerjaan reklamasi tanah yang dilakukan untuk pembangunan Roxas Boulevard.[21] Plaza ini terakhir kali direnovasi pada tahun 2002, pada masa pemerintahan Lito Atienza, sebagai bagian dari program kecantikan perkotaan di seluruh kota yang bertujuan menjadikan Malate kawasan wisata utama,[22] yang melibatkan pemasangan air mancur menari baru.[23] Sebuah sinyal besar penyeberangan pejalan kaki menghubungkan alun-alun ke Baywalk, yang telah dikritik karena memperburuk lalu lintas di sepanjang Roxas Boulevard.[24]
Patung Raja Sulaeman
Dalam pertempuran sengit di Bangkusay, Tondo, Sulaiman tewas. Saat itu tahun 1575. Dia mati berjuang untuk kehormatan dan kebebasan negerinya. Dia adalah salah satu Pahlawan Filipina paling pemberani. [25]
Di Taman Rizal di Manila, Filipina mendirikan patung untuk mengenang Rajah Sulaiman sebagai pahlawan melawan invasi Spanyol. Juga, Sekolah Menengah Sains dan Teknologi Rajah Soliman di Binondo, Manila (salah satu dari dua sekolah menengah sains) dinamai menurut namanya. Patung tersebut di pahat oleh Eduardo Castrillo pada tahun 1976.[26]
Sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya di masa lalu, figur Raja Sulaeman diabadikan menjadi sebuah patung yang terletak di Rizal Park, Manila. Hal ini dilakukan untuk mengenang jasa-jasa sang pemimpin sebagai pendiri kota Manila, sekaligus tokoh muslim yang gigih melawan bangsa Spanyol yang datang ke Filipina di masa lalu.[27]
Intramuros Walled City
Intramuros, distrik perkotaan dan kota bertembok bersejarah di dalam Metropolitan Manila, di Filipina. Namanya, dari kata Spanyol yang berarti "di dalam tembok", mengacu pada kota berbenteng yang didirikan di muara Sungai Pasig tak lama setelah tahun 1571 oleh penakluk Spanyol Miguel López de Legazpi. Di dalam dinding setebal 20 kaki (6 meter) asli berisi Katedral Manila, Benteng Santiago, Gereja San Agustin, Universitas Kota Manila, dan monumen lain untuk masa kolonial Spanyol.[28]
Dalam bahasa latin, intramorus berarti dinding. Dinding yang dibangun pada abad ke-16 di atas lahan seluas 64 hektare ini merupakan cikal bakal Kota Manila. Bangunan yang semula berada di timur Kota Manila ini difungsikan sebagai pusat pemerintahan Spanyol dan diperuntukkan sebagai benteng pertahanan.[29]
Di sekitar dinding raksasa ini, terdapat beberapa bangunan bersejarah, salah satunya Fort Santiago. Bangunan yang digunakan sebagai penjara ini dibangun oleh penguasa Islam, yakni Raja Sulaiman, pemimpin masyarakat Melayu.[30]
Distrik Quiapo
Quiapo merupakan kota lama dan tempat permukiman Islam di Manila. Di daerah tersebut sudah banyak berdiri gedung-gedung pencakar langit. Di sinilah tempat pusat transaksi ekonomi cara Islam. Kota ini menjadi salah satu pusat perdangangan bangsa Filipina saat itu. Dan uniknya, sistem transaksi yang digunakan sejak awal adalah sistem Islam. Sistem ini pun masih dipraktikkan oleh sebagian pedagang di kawasan tersebut sampai sekarang.[31]
Mayoritas Muslim di Filipina menganut Islam Sunni dari mazhab Syafi'i, dengan minoritas Syiah dan Ahmadiyah. Islam adalah agama monoteistik tertua yang tercatat di Filipina.[32]
Konon, menurut sejumlah sumber sejarah, penamaan Kota Manila berasal dari kata fi amanillah yang berarti di bawah lindungan Allah SWT. Kota ini menjadi salah satu pusat perdangangan bangsa Filipina saat itu. Dan uniknya, sistem transaksi yang digunakan sejak awal adalah sistem Islam. Sistem ini pun masih dipraktikkan oleh sebagian pedagang di kawasan tersebut sampai sekarang.[33]
Referensi
- ^ Perantau Muslim asal Minang Ini Ternyata Pendiri Kota Manila di Filipina Pada Masa lalu. Website Boombastis.com.
- ^ Pendiri-pendiri kerajaan Islam di Filipina dari Minangkabau VIVAnews, 7 Maret 2013. Diakses 23 Mei 2013.
- ^ PROFIL MOCHTAR NAIM. Website Merdeka.com.
- ^ Minangkabau Negeri Penuh Sejarah: Raja Sulaeman Perantau Muslim asal Minang, Pendiri Kota Filipina. Website portalbangkabelitung.pikiran-rakyat.com.
- ^ Raja Sulaeman, Ulama Minangkabau yang Mendirikan Kota Manila. Website Takaitu.com.
- ^ Orang-Orang Minang dalam Simbol Mata Uang Dunia. Website Padangkita.com.
- ^ Ini tokoh berdarah Minang di mata uang 3 negara asing. Website Brilio.net.
- ^ Silsilah Raja-Raja Brunei: The Manuscript of Pengiran Kesuma Muhammad Hasyim. Website journals.openedition.org
- ^ "Sultan-Sultan Brunei" (dalam bahasa Melayu). Government of Brunei. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 April 2015. Diakses tanggal 24 April 2011.
- ^ a b Elisseeff, Vadime (January 2000). "Chapter 8: A Brunei Sultan of the Early Fourteenth Century – A Study of an Arabic Gravestone". The Silk Roads: Highways of Culture and Commerce. Berghahn Books. hlm. 145–157. ISBN 978-1-57181-222-3. Diakses tanggal 26 December 2013.
- ^ Agoncillo, Teodoro C. (1990) [1960]. History of the Filipino People (edisi ke-8th edition). Quezon City: Garotech Publishing. hlm. p. 22. ISBN 971-8711-06-6.
- ^ http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/download/3785/3459 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI BRUNEI. Journal.uin-alauddin.ac.id
- ^ http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/download/3785/3459 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI BRUNEI. Journal.uin-alauddin.ac.id
- ^ Pendiri Negara Filipina Adalah Seorang Perantau Muslim Asli IndonesiaPhinemo.com.
- ^ Kerajaan Manila.Andrafarm.co.id
- ^ Plaza Rajah SulaymanJejakjabar.com.
- ^ [https://althistory.fandom.com/wiki/Sultanate_of_Manila_(World_of_Sultans) Sultanate of Manila (World of Sultans) ]Althistory.fandom.com.
- ^ Raja Sulaeman, Penguasa Minangkabau yang Mendirikan Kota Manila, Filipina. Website Harianaceh.
- ^ Tiga Jejak Kejayaan Islam di Filipina. Republik.co.id
- ^ Tiga Jejak Kejayaan Islam di FilipinaRepublik.co.id.
- ^ Yu, Anson (August 8, 2011). "Manila Hotel: The Grand Dame by the Bay". TravelBook.ph. Summit Media. Diarsipkan dari versi asli tanggal May 28, 2013. Diakses tanggal June 7, 2013.
- ^ Aning, Jerome (June 25, 2002). "Manila unveils newly renovated Sulayman plaza". Philippine Daily Inquirer. Philippine Daily Inquirer, Inc. hlm. A22. Diakses tanggal June 7, 2013.
- ^ Andino, Ronnie (January 30, 2003). "Sa Maynila, may sigla!". Manila Standard. Kamahalan Publishing Corporation. hlm. 7-F. Diakses tanggal June 7, 2013.
- ^ Magsajo, Dong (October 11, 2006). "Metro Manila's Worst Bottlenecks". The Philippine Star. PhilStar Daily, Inc. Diarsipkan dari versi asli tanggal November 5, 2013. Diakses tanggal June 7, 2013.
- ^ Tiga Jejak Kejayaan Islam di Filipina. Republik.co.id
- ^ "Rajah Sulayman - Manila, Philippines - Statues of Historic Figures on Waymarking.com". www.waymarking.com. Diakses tanggal 4 May 2016.
- ^ Raja Sulaeman, Penguasa Minangkabau yang Mendirikan Kota Manila, Filipina. Kumparan.com
- ^ Tiga Jejak Kejayaan Islam di Filipina. Republik.co.id
- ^ Raja Sulaeman, Penguasa Minangkabau yang Mendirikan Kota Manila, Filipina. Harianaceh.co.id
- ^ Serunya Mengitari Kota Tua Intramuros di Manila.Travel.tempo.co
- ^ Tiga Jejak Kejayaan Islam di Filipina. Republik.co.id
- ^ Muslim di Filipina Minoritas di Negeri Sendiri. Republik.co.id
- ^ Raja Sulaeman, Pendiri Kota Manila yang Berasal Dari Minang.Kabarare.id