Lompat ke isi

Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Cun Cun (bicara | kontrib)
Menambah/memperbaiki referensi
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Cun Cun (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 13: Baris 13:
}}
}}


Karet Tengsin, adalah nama kelurahan yang terletak di [[Kecamatan Tanah Abang]], [[Jakarta Pusat]].
'''Karet Tengsin''' adalah nama [[kelurahan]] yang terletak di [[Kecamatan Tanah Abang]], [[Jakarta Pusat]].


==Lokasi ==
==Lokasi ==

Revisi per 11 Agustus 2022 13.19

Karet Tengsin
Negara Indonesia
ProvinsiDaerah Khusus Ibukota Jakarta
Kota Administrasi[[Kota Administrasi Jakarta Pusat|Jakarta Pusat]]
Kecamatan[[Tanah Abang, Jakarta Pusat|Tanah Abang]]
Kodepos
10220
Kode Kemendagri31.71.07.1003 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3173010003 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²

[[Kategori:Tanah Abang, Jakarta Pusat]] [[Kategori:Kelurahan di Kota Administrasi Jakarta Pusat]]


Karet Tengsin adalah nama kelurahan yang terletak di Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Lokasi

Kelurahan ini berbatasan dengan Kebon Kacang dan Kebon Melati di sebelah utara, Bendungan Hilir di sebelah barat, Menteng di sebelah timur dan Bnedungan Hilir dan Setia budi di sebelah selatan.

Asal mula nama dan perkebunan karet milik Tan Tengsien

Menurut Ensiklopedi Jakarta, Karet Tengsin dinamakan dari seorang pria keturunan Tionghoa bernama Tan Tengsien.[1] Tan Tengsien mempunyai kebun karet di kawasan Tanah Abang dan dikenal dermawan terhadap masyarakat sekitarnya.[1] Oleh penduduk setempat ia dipanggil dengan nama Tengsin. Ia menempati rumahnya di dekat perkebunan karet sejak tahun 1890.[2] Rumah milik Tan telah dibongkar dan kini di atas tanah itu berdiri Menara Batavia. Perkebunan karet milik Tengsin pun tergusur setelah Stadion Gelora Bung Karno dibangun hingga Jalan KH. Mas Mansyur.[2] Setelah Tan meninggal, anak dan cucunya masih menetap di kawasan itu. Namun tidak lama rumah mereka juga ikut tergusur oleh pembangunan.[2]

Markah tanah

Galeri

Pranala luar

Referensi