Lompat ke isi

Wates, Kediri: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 26: Baris 26:
{{Authority control}}
{{Authority control}}


{{kecamatan-stub}}
== Etimologi ==
== Etimologi ==
Asal usul nama Wates tidak lepas dari cerita asal usul [[Gunung Kelud]], yaitu pengkhianatan cinta seorang Putri dari [[Kerajaan Kediri]] bernama Dewi Kilisuci terhadap Lembu Suro, yang berakhir dengan sumpah Lembu Sora sebelum mati terkubur di sumur yang digalinya saat mengikuti sayembara Dewi Kilisuci. Isi sumpah tersebut adalah ''"Ó Yo, wong Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping kaping yoiku. Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, Tulungagung bakal dadi Kedung''". Artinya: O Ya, orang Kediri besok akan mendapatkan balasanku yang sangat besar, [[Kediri]] akan menjadi sungai, [[Blitar]] akan jadi halaman (tanah yang rata dari bangunan akibat tersapu bencana Gunung Kelud) dan [[Tulungagung]] akan menjadi Danau. Untuk mengantisipasi hal itu, Dewi Kilisuci menetapkan hutan di bagian barat Gunung Kelud sebagai "wates" (batas), agar jiakalau [[Gunung Kelud]] meletus lavanya tidak sampai atau mengalir ke Kerajaan Kediri. Daerah batas tersebut setelah dihuni oleh masyarakat saat ini, dinamakan ''Wates'' yang artinya batas.
Asal usul nama Wates tidak lepas dari cerita asal usul [[Gunung Kelud]], yaitu pengkhianatan cinta seorang Putri dari [[Kerajaan Kediri]] bernama Dewi Kilisuci terhadap Lembu Suro, yang berakhir dengan sumpah Lembu Sora sebelum mati terkubur di sumur yang digalinya saat mengikuti sayembara Dewi Kilisuci. Isi sumpah tersebut adalah ''"Ó Yo, wong Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping kaping yoiku. Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, Tulungagung bakal dadi Kedung''". Artinya: O Ya, orang Kediri besok akan mendapatkan balasanku yang sangat besar, [[Kediri]] akan menjadi sungai, [[Blitar]] akan jadi halaman (tanah yang rata dari bangunan akibat tersapu bencana Gunung Kelud) dan [[Tulungagung]] akan menjadi Danau. Untuk mengantisipasi hal itu, Dewi Kilisuci menetapkan hutan di bagian barat Gunung Kelud sebagai "wates" (batas), agar jiakalau [[Gunung Kelud]] meletus lavanya tidak sampai atau mengalir ke Kerajaan Kediri. Daerah batas tersebut setelah dihuni oleh masyarakat saat ini, dinamakan ''Wates'' yang artinya batas.

Revisi per 27 Oktober 2022 13.24

Wates
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenKediri
Pemerintahan
 • CamatDrs. Ec. H. Puji Hermano, S.H., M.Si.
Populasi
 • Total77,769 (2.012) jiwa
Kode Kemendagri35.06.06 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3506070 Edit nilai pada Wikidata
Luas- km²
Kepadatan- jiwa/km²
Desa/kelurahan18
Peta
PetaKoordinat: 7°55′0.588″S 112°7′48.486″E / 7.91683000°S 112.13013500°E / -7.91683000; 112.13013500


Wates adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.[1]

Kondisi geografis

Batas Wilayah:

Utara Kecamatan Gurah dan Kecamatan Plosoklaten
Timur Kecamatan Ngancar
Selatan Kecamatan Ringinrejo dan Kecamatan Ngancar
Barat Kecamatan Pesantren, Kota Kediri dan Kecamatan Kandat

Etimologi

Asal usul nama Wates tidak lepas dari cerita asal usul Gunung Kelud, yaitu pengkhianatan cinta seorang Putri dari Kerajaan Kediri bernama Dewi Kilisuci terhadap Lembu Suro, yang berakhir dengan sumpah Lembu Sora sebelum mati terkubur di sumur yang digalinya saat mengikuti sayembara Dewi Kilisuci. Isi sumpah tersebut adalah "Ó Yo, wong Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping kaping yoiku. Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, Tulungagung bakal dadi Kedung". Artinya: O Ya, orang Kediri besok akan mendapatkan balasanku yang sangat besar, Kediri akan menjadi sungai, Blitar akan jadi halaman (tanah yang rata dari bangunan akibat tersapu bencana Gunung Kelud) dan Tulungagung akan menjadi Danau. Untuk mengantisipasi hal itu, Dewi Kilisuci menetapkan hutan di bagian barat Gunung Kelud sebagai "wates" (batas), agar jiakalau Gunung Kelud meletus lavanya tidak sampai atau mengalir ke Kerajaan Kediri. Daerah batas tersebut setelah dihuni oleh masyarakat saat ini, dinamakan Wates yang artinya batas.

Pemerintahan

Pembagian administratif

Wates terdiri dari 18 desa yaitu:

  1. Desa Wates
  2. Desa Wonorejo
  3. Desa Tawang
  4. Desa Segaran
  5. Desa Duwet
  6. Desa Tunge
  7. Desa Janti
  8. Desa Pagu
  9. Desa Pojok
  10. Desa Gadungan
  11. Desa Joho
  12. Desa Plaosan
  13. Desa Sidomulyo
  14. Desa Sumberagung
  15. Desa Tempurejo
  16. Desa Jajar
  17. Desa Silir
  18. Desa Karanganyar

Referensi

  1. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 

Lihat pula

Pranala luar