Lompat ke isi

Rumah Sakit Primaya PGI Cikini: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
TjBot (bicara | kontrib)
k bot kosmetik perubahan
Acong~idwiki (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 66: Baris 66:


[[Kategori:Rumah sakit di Jakarta]]
[[Kategori:Rumah sakit di Jakarta]]
[[Kategori:Institusi Kesehatan Protestan]]

Revisi per 23 Agustus 2010 11.00

Rumah Sakit Primaya PGI Cikini
Peta
Rumah sakit Cikini di tahun 1890-1910

Rumah Sakit PGI Cikini (RS Cikini) adalah rumah sakit swasta yang tidak bertujuan untuk meraih keuntungan finansial (not-for-profit), berlokasi di Jalan Raden Saleh Nomor 40, Cikini, Jakarta Pusat, seluas 5,6Ha di tempat bersejarah yang sebelumnya merupakan rumah pelukis kenamaan Raden Saleh. RS PGI Cikini memberikan layanan kesehatan lengkap untuk berbagai bidang medis, baik untuk pasien rawat jalan, maupun pasien rawat inap dengan kapasitas sekitar 350 tempat tidur, di kamar rawat bernuansa taman. Sejak awal didirikannya pada tahun 1898, Rumah Sakit swasta yang kini berada dibawah naungan Yayasan Kesehatan PGI Cikini ini, menerima pasien tanpa membedakan asal-usul, ras, agama, dan kebangsaan. RS Cikini memberikan layanan kesehatan paripurna dengan sekitar 100 dokter spesialis dan super spesialis yang meliputi hampir seluruh bidang layanan medis. RS Cikini menerima pasien ASKES, dan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan, termasuk untuk layanan medical check-up.

Rawat Jalan

Instalasi Rawat Jalan di RS Cikini memiliki poli spesialis yang lengkap. Dilengkapi dengan fasilitas rehab medis, poli gigi, klinik diabetes, one-day-care, renal unit, dan lain sebagainya. Unit rawat jalan ini juga memberikan pelayanan medical check-up bagi pribadi maupun perusahaan.

Rawat Inap

Pasien rawat inap dapat masuk melalui Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang beroperasi 24 jam, atau melalui rujukan dokter dari Instalasi Rawat Jalan. Seluruh kamar rawat di RS Cikini berada di lokasi bernuansa taman. Tersedia tempat tidur kelas Super VIP sampai dengan kelas III. Kamar rawat Super VIP dan VIP tak ubahnya seperti villa pribadi yang berada di tengah taman di pusat kota Jakarta. Bangsal kelas III untuk pasien kurang mampu juga dilengkapi dengan nuansa taman.

Terdapat masing-masing bangsal khusus untuk anak-anak, bayi, ibu melahirkan, kamar operasi (OK), pasien pasca operasi, isolasi, high-care unit (HCU), intensive care unit (ICU), stroke unit (SU), bangsal neurologi.

Penunjang Diagnostik

RS Cikini memiliki peralatan penunjang diagnostik yang cukup lengkap. Laboratorium dengan peralatan terkini memberi layanan 24 jam, dengan hasil yang terkomputerisasi. Radiologi memiliki peralatan diagnostik terkini seperti mamografi, USG doppler, CT Scan, MRI, dan lain sebagainya. Terdapat pula peralatan diagnostik neurologi seperti EEG dan EMG.

Pengobatan dan Terapi

Depo farmasi RS Cikini melayani pasien 24 jam sehari. Selain itu terdapat pula layanan medis seperti laser mata, lasik mata, ESWL (pemecah batu ginjal dengan gelombang elektromagnetik, tanpa operasi). Renal unit RS Cikini beroperasi 24 jam memberikan layanan hemodialisis, juga dilengkapi dengan kamar dialisis VIP dan kamar dialisis isolasi. Klinik CAPD memberikan penyuluhan, pemasangan, penanganan, dan pemeliharaan dialisis CAPD (dialisis yang dapat dilakukan sendiri secara berkesinambungan).

Bidang Medis Unggulan

RS Cikini dikenal khususnya dalam bidang medis ginjal. Instalasi Ginjal dirintis oleh alm. Prof. R.P. Sidabutar sebagai unit Penyakit Dalam Ginjal dan Hipertensi (PDGH), yang bekerja sebagai sebuah tim medis. Prof. R.P. Sidabutar merupakan penyelenggara transplantasi ginjal pertama di Indonesia. Sejalan dengan itu, sebagian besar transplantasi ginjal di Indonesia dilakukan di RS Cikini oleh tim PDGH dan Urologi. RS Cikini membuat rekor MURI sebagai rumah sakit penyelenggara transplantasi ginjal dengan pasien yang hidup paling lama. Pemberian terapi dialisis, baik hemodialisis maupun CAPD dapat dilakukan secara terintegrasi.

Instalasi Syaraf dirintis oleh alm. Prof. S.M.L. Tobing, saat ini telah memiliki layanan penyakit syaraf terpadu dengan kelengkapan diagnosis melalui MRI, EEG, dan EMG. Stroke Unit RS Cikini dengan 18 tempat tidur, dilengkapi fasilitas neurorestorasi, diresmikan oleh Ibu Negara pada tahun 2007 silam, dengan nuansa taman khas RS Cikini.

Sejarah

Rumah Raden Saleh di Batavia tahun 1875-1885

Berdiri pada 12 Januari 1898 sebagai RS Ratu Emma (Vereniging voor Ziekenverpleging Koningen Emma Ziekenhuis Tjikini), RS Cikini didirikan oleh Ny. Adriana Josina de Graaf-Kooman, istri misionaris Belanda, dengan tujuan untuk merawat orang-orang sakit dari berbagai golongan masyarakat tanpa memandang kedudukan dan untuk semua suku, bangsa, dan agama. Biaya pendirian rumah sakit diperoleh dari Ratu Emma, digunakan untuk membeli bekas rumah pelukis kenamaan Raden Saleh di Menteng (Huis van Raden Saleh). Nirin Ninkeulen dari Depok menjadi pribumi pertama yang bekerja sebagai tenaga medis di RS Ratu Emma. Rumah Sakit Ratu Emma berubah nama menjadi Rumah Sakit Tjikini pada 1 Agustus 1913.

Pada masa pendudukan Jepang, RS Cikini dijadikan Rumah Sakit Kaigun (Angkatan Laut Jepang). Pasca pendudukan Jepang (Agustus 1945 - Desember 1948), RS Tjikini dioperasikan oleh RAPWI dan kemudian DVG, hingga akhir 1948 RS Cikini dikembalikan pengelolaannya kepada pihak swasta dipimpin oleh R.F. Bozkelman. Tahun 1957, pengelolaan Stichting Medische Voorziening Koningen Emma Ziekenhuis Tjikini diserahkan kepada DGI (Dewan Gereja-gereja di Indonesia) dengan Prof. Dr. Joedono sebagai pimpinan sementara. Selanjutnya diangkat dr. H. Sinaga, sebagai direktur pribumi pertama RS Tjikini. Yayasan Stichting Medische Voorziening Koningen Emma Ziekenhuis Tjikini kemudian diubah namanya menjadi Yayasan Rumah Sakit DGI Tjikini. Pada 31 Maret 1989, sehubungan dengan perubahan nama DGI menjadi PGI, dan adanya ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan, maka nama Yayasan RS DGI Tjikini disempurnakan menjadi Yayasan Kesehatan PGI Cikini.[1]

Yayasan Kesehatan PGI Cikini membawahi Rumah Sakit PGI Cikini, Akademi Perawat RS PGI Cikini (Akper Cikini), Pusat Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia RS PGI Cikini (PPSDM), dan Balai Kesehatan Masyarakat di Tanjung Barat.

Referensi

  1. ^ Dr. Poltak Hutagalung, Amir L. Sirait, Moxa Nadeak , “100 Tahun RS PGI Cikini, Dengan sentuhan kasih”, 10 Desember 1997