Lompat ke isi

Musik tegalan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 30: Baris 30:
==Kemunduran==
==Kemunduran==
Musik Tegalan sempat mengalami kemunduran di era pertengahan 90an, dikarenakan krisis ekonomi dan mahalnya biaya sewa studio rekaman. Ironisnya, selera orang pada masa itu berpindah ke jenis musik lainnya. Misalnya rock, pop dan alternative yang mulai digandrungi kawula muda di seantero tegal. Walaupun pada masa itu sekitar tahun 1995 ada penyanyi musik tegalan yang bernama [[Soni Mukson]], rupanya kehadiran musisi muda yang satu ini belum bisa mengangkat derajat musik tegalan yang sedang terpuruk.
Musik Tegalan sempat mengalami kemunduran di era pertengahan 90an, dikarenakan krisis ekonomi dan mahalnya biaya sewa studio rekaman. Ironisnya, selera orang pada masa itu berpindah ke jenis musik lainnya. Misalnya rock, pop dan alternative yang mulai digandrungi kawula muda di seantero tegal. Walaupun pada masa itu sekitar tahun 1995 ada penyanyi musik tegalan yang bernama [[Soni Mukson]], rupanya kehadiran musisi muda yang satu ini belum bisa mengangkat derajat musik tegalan yang sedang terpuruk.
Lewat kedua singlenya yang berjudul "Ana Crita Ana Kanda" dan "Nyong Cinta Padamu", ternyata belum memaksimalkan perfoma musik yang satu ini ke ornit yang semestinya.
Lewat kedua singlenya yang berjudul "Ana Crita Ana Kanda" dan "Nyong Cinta Padamu", ternyata belum memaksimalkan perfoma musik yang satu ini ke orbit yang semestinya. Apalagi krisis moneter yang terjadi di Indonesia membuat beberapa orang seniman di tanah air harus merasakan imbasnya termasuk Musik Tegalan.





Revisi per 29 Desember 2012 05.00


Musik Tegalan adalah musik khas daerah Jawa Tengah, yang berpusat di Kota Tegal sebagai pionir munculnya jenis musik ini. Jenis musik ini diciptakan pada era 80an sebagai guna promosi pariwisata yang sedang digalakkan oleh pemerintah daerah setempat. Pencetusnya adalah Lanang Setiawan, Najeeb Balapulang, dan Tri Widarti sebagai pelantun lagu-lagu tegalan generasi pertama.

Awal Mula

Jenis musik yang satu ini dulunya dianggap musik bajakan oleh pendengarnya, terutama saat musik tegalan dipopulerkan oleh Najeeb Balapulang dengan single andalannya yang berjudul "Man Droup Tukang Becak". Sebenarnya lagu "Man Droup Tukang Becak" ini adalah versi bajakan dari Lagu India yang populer di era 70an, padahal lagu ini menjadi tonggak sejarah awal musik tegalan. Salah satu biangnya adalah Lanang Setiawan, ia adalah sahabat karib Najeeb Balapulang yang kebetulan punya orkes melayu dan bekerjasama dengan stasiun radio AM pada masa itu. Kebetulan Kota Tegal sedang merumuskan "Gerakan Tegal Pertiwi" sebagai ajang untuk memperoleh pendapatan daerah lewat pariwisata. Maka dari itu, untuk memuluskan niat baik pemerintah, Lanang Setiawan beserta Najeeb Balapulang mengadakan sesi rekaman di salah satu studio musik yang kebetulan milik stasiun radio setempat. Dalam pembuatannya mereka menyewa studiorekaman yang biasa dipakai untuk mengisi suara iklan radio. Tak disangka prosesnya berjalan lancar dan lagu "Man Droup Tukang Becak" siap dirilis dan diputar di stasiun radio yang satu-satunya di Tegal yakni Radio Raka 1440 AM.

Perkembangan

Musik Tegalan mulai populer pasca melejitnya Najeeb Balapulang sebagai penyanyi musik tegalan pertama dalam sejarah. Selanjutnya tak hanya Najeeb yang sering menyanyikan lagu tegalan, tetapi rekannya yang bernama Tri Widarti turut serta bernyanyi lewat lagu "Ketemu Maning" yang direkam pada tahun 1983. Lalu disusul dengan lagu "Man Pian Bakul Bakso", "Jaran Lumping", "Ketagihan", "Teh Poci Gula Batu", "Ayu Ayu Bisu", "Kembang Pitutur", "Alun Alun Tegal" dan lain-lain.

Kemunduran

Musik Tegalan sempat mengalami kemunduran di era pertengahan 90an, dikarenakan krisis ekonomi dan mahalnya biaya sewa studio rekaman. Ironisnya, selera orang pada masa itu berpindah ke jenis musik lainnya. Misalnya rock, pop dan alternative yang mulai digandrungi kawula muda di seantero tegal. Walaupun pada masa itu sekitar tahun 1995 ada penyanyi musik tegalan yang bernama Soni Mukson, rupanya kehadiran musisi muda yang satu ini belum bisa mengangkat derajat musik tegalan yang sedang terpuruk. Lewat kedua singlenya yang berjudul "Ana Crita Ana Kanda" dan "Nyong Cinta Padamu", ternyata belum memaksimalkan perfoma musik yang satu ini ke orbit yang semestinya. Apalagi krisis moneter yang terjadi di Indonesia membuat beberapa orang seniman di tanah air harus merasakan imbasnya termasuk Musik Tegalan.