Lompat ke isi

Ontologi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Djoko s (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Yadi Dharma (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Ontologi''' merupakan salah satu kajian [[filsafat|kefilsafatan]] yang paling kuno dan berasal dari [[Yunani]]. Studi tersebut mebahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti [[Thales]], [[Plato]], dan [[Aristoteles]] . Pada masanya, kebanyakan orang belum membedaan antara ''penampakan'' dengan ''kenyataan''. Thales terkenal sebagai [[filsuf]] yang pernah sampai pada kesimpulan bahwa ''air'' merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula segala sesuatu. Namun yang lebih penting ialah pendiriannya bahwa mungkin sekali segala sesuatu itu berasal daru satu substansi belaka (sehingga sesuatu itu tidak bisa dianggap ada berdiri sendiri).
'''Ontologi''' merupakan salah satu kajian [[filsafat|kefilsafatan]] yang paling kuno dan berasal dari [[Yunani]]. Studi tersebut mebahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti [[Thales]], [[Plato]], dan [[Aristoteles]] . Pada masanya, kebanyakan orang belum membedaan antara ''penampakan'' dengan ''kenyataan''. Thales terkenal sebagai [[filsuf]] yang pernah sampai pada kesimpulan bahwa ''air'' merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula segala sesuatu. Namun yang lebih penting ialah pendiriannya bahwa mungkin sekali segala sesuatu itu berasal dari satu substansi belaka (sehingga sesuatu itu tidak bisa dianggap ada berdiri sendiri).


Hakekat kenyataan atau realitas memang bisa didekati ontologi dengan dua macam sudut pandang:
Hakekat kenyataan atau realitas memang bisa didekati ontologi dengan dua macam sudut pandang:

Revisi per 22 Juni 2007 13.34

Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Studi tersebut mebahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti Thales, Plato, dan Aristoteles . Pada masanya, kebanyakan orang belum membedaan antara penampakan dengan kenyataan. Thales terkenal sebagai filsuf yang pernah sampai pada kesimpulan bahwa air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula segala sesuatu. Namun yang lebih penting ialah pendiriannya bahwa mungkin sekali segala sesuatu itu berasal dari satu substansi belaka (sehingga sesuatu itu tidak bisa dianggap ada berdiri sendiri).

Hakekat kenyataan atau realitas memang bisa didekati ontologi dengan dua macam sudut pandang:

  1. kuantitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal atau jamak?
  2. Kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan (realitas) tersebut memiliki kualitas tertentu, seperti misalnya daun yang memiliki warna kehijauan, bunga mawar yang berbau harum.

Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan konkret secara kritis.

Beberapa aliran dalam bidang ontologi, yakni realisme, naturalisme, empirisme

Istilah istilah terpenting yang terkait dengan ontologi adalah:

  • yang-ada (being)
  • kenyataan/realitas (reality)
  • eksistensi (existence)
  • esensi (essence)
  • substansi (substance)
  • perubahan (change)
  • tunggal (one)
  • jamak (many)

Ontologi ini pantas dipelajari bagi orang yang ingin memahami secara menyeluruh tentang dunia ini dan berguna bagi studi ilmu-ilmu empiris (misalnya antropologi, sosiologi, ilmu kedokteran, ilmu budaya, fisika, ilmu teknik dan sebagainya).