Lompat ke isi

Dolalak: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Addbot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 1 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:q11203539
Dubaya (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Dolalak''' adalah kesenian khas dari [[Kabupaten Purworejo]]. Tarian ini merupakan peninggalan pada zaman penjajahan [[Belanda]]. Asal kata Dolalak adalah dari not Do dan La karena tarian ini diiringi hanya dengan alat musik dua nada, tentunya pada zaman dulu awal mula Dolalak.


'''Dolalak''' adalah kesenian khas dari [[Kabupaten Purworejo]]. Tarian ini merupakan peninggalan pada zaman penjajahan [[Belanda]]. Asal kata Dolalak adalah dari not Do dan La karena tarian ini diiringi hanya dengan alat musik dua nada menggunakan sepasang Kenong.

== Sejarah ==
Dakwah islami yang di lakukan oleh sunan Kali Jaga yang menggunakan media seni Wayang Kulit dan Jathilan menyebar ke seluruh tanah Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Sunan Kali Jaga sebelum masuk islam adalah seorang rampok dengan nama Ki warok Luko Joyo yang masih satu angkatan perguruan dengan Ki warok Suryo alam. Dari sinilah Sunan Kali Jaga memperoleh pengetahuan tentang seni seperti Wayang beber yang di modifikasi menjadi Wayang kulit.

Jathilan yang ada di Purworejo mengambil hati seluruh elemen masyarakat sejak era sunan kali jaga. Pada zaman Belanda tahun 1900an, timbul tarian dari jathilan yang lebih tertuju pada gerakan yang lebih erotis yang biasa di sebut dengan jathil Obyok di tanah leluhur jathilan, Cerita mengenai Dolalak tidak jauh beda dengan cerita tari Remo dari Jawa timur.

== Perkembangan ==
Seiring perkembangan zaman dan teknologi, tarian Dolalak sekarang sudah diringi dengan musik modern, yaitu keyboard. Lagu-lagu yang dimainkan pun bervariasi dan beragam.
Seiring perkembangan zaman dan teknologi, tarian Dolalak sekarang sudah diringi dengan musik modern, yaitu keyboard. Lagu-lagu yang dimainkan pun bervariasi dan beragam.


Penari Dolalak pada mulanya dilakukan oleh para lelaki, berseragam hitam dan bercelana pendek. Seragam ini menirukan seragam tentara belanda pada zaman dahulu. Seiring waktu, muncullah generasi-generasi penari putri dengan disertai modifikasi-modifikasi seragam. Dan sekarang, keberadaan penari putra amat jarang, salah satu grup penari yang masih memiliki penari putra adalah grup tari Dolalak dari Kaligesing. Penari-penari Dolalak bisa mengalami ''trance'', yaitu suatu kondisi mereka tidak sadar karena sudah begitu larut dalam tarian dan musik.
Penari Dolalak pada mulanya dilakukan oleh para lelaki yang merupakan seorang gemblak, berseragam hitam dan bercelana pendek. Seragam ini menirukan seragam tentara belanda pada zaman dahulu. Seiring waktu, muncullah generasi-generasi penari putri dengan disertai modifikasi-modifikasi seragam. Dan sekarang, keberadaan penari putra amat jarang, salah satu grup penari yang masih memiliki penari putra adalah grup tari Dolalak dari Kaligesing. Penari-penari Dolalak bisa mengalami ''trance'', yaitu suatu kondisi mereka tidak sadar karena sudah begitu larut dalam tarian dan musik.


Tingkah mereka bisa aneh-aneh dan lucu. Tarian Dolalak saat ini sudah berkembang pesat bahkan sudah menjadi brand image Kabupaten Purworejo.
Tingkah mereka bisa aneh-aneh dan lucu. Tarian Dolalak saat ini sudah berkembang pesat bahkan sudah menjadi brand image Kabupaten Purworejo.

Revisi per 1 September 2015 06.16

Dolalak adalah kesenian khas dari Kabupaten Purworejo. Tarian ini merupakan peninggalan pada zaman penjajahan Belanda. Asal kata Dolalak adalah dari not Do dan La karena tarian ini diiringi hanya dengan alat musik dua nada menggunakan sepasang Kenong.

Sejarah

Dakwah islami yang di lakukan oleh sunan Kali Jaga yang menggunakan media seni Wayang Kulit dan Jathilan menyebar ke seluruh tanah Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Sunan Kali Jaga sebelum masuk islam adalah seorang rampok dengan nama Ki warok Luko Joyo yang masih satu angkatan perguruan dengan Ki warok Suryo alam. Dari sinilah Sunan Kali Jaga memperoleh pengetahuan tentang seni seperti Wayang beber yang di modifikasi menjadi Wayang kulit.

Jathilan yang ada di Purworejo mengambil hati seluruh elemen masyarakat sejak era sunan kali jaga. Pada zaman Belanda tahun 1900an, timbul tarian dari jathilan yang lebih tertuju pada gerakan yang lebih erotis yang biasa di sebut dengan jathil Obyok di tanah leluhur jathilan, Cerita mengenai Dolalak tidak jauh beda dengan cerita tari Remo dari Jawa timur.

Perkembangan

Seiring perkembangan zaman dan teknologi, tarian Dolalak sekarang sudah diringi dengan musik modern, yaitu keyboard. Lagu-lagu yang dimainkan pun bervariasi dan beragam.

Penari Dolalak pada mulanya dilakukan oleh para lelaki yang merupakan seorang gemblak, berseragam hitam dan bercelana pendek. Seragam ini menirukan seragam tentara belanda pada zaman dahulu. Seiring waktu, muncullah generasi-generasi penari putri dengan disertai modifikasi-modifikasi seragam. Dan sekarang, keberadaan penari putra amat jarang, salah satu grup penari yang masih memiliki penari putra adalah grup tari Dolalak dari Kaligesing. Penari-penari Dolalak bisa mengalami trance, yaitu suatu kondisi mereka tidak sadar karena sudah begitu larut dalam tarian dan musik.

Tingkah mereka bisa aneh-aneh dan lucu. Tarian Dolalak saat ini sudah berkembang pesat bahkan sudah menjadi brand image Kabupaten Purworejo.

Dolalak semakin populer di kalangan generasi muda. Hal ini tidak luput dari peran Pemerintah Daerah Purworejo yang terus mengembangkan dan melestarikan kesenian asli daerah Purworejo ini. Bahkan di setiap event-event tingkat nasional kesenian Dolalak selalu tampil sebagai suatu kesenian yang unik. Di setiap lomba-lomba kesenian tingkat nasional kesenian Dolalak selalu menjuarai.

Hal inilah yang mendorong Dolalak tetap lestari. Kesenian Dolalak selalu ditampilkan dalam Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia, Jambore Pramuka dari tingkat daerah sampai Nasional, pertunjukkan budaya antar daerah, bahkan sudah melanglang ke beberapa negara di Asia dan Eropa. Oleh karena itu Dolalak perli dipatenkan sebagai kesenian asli Indonesia pada umumnya dan menjadi kesenian asli daerah Kabupaten Purworejo pada khususnya. Hal ini bertujuan agar Dolalak tidak diklaim sebagai milik perseorangan, daerah, atau bahkan bangsa lain.