Urwah bin az-Zubair: Perbedaan antara revisi
Naval Scene (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Naval Scene (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
| Baris 33: | Baris 33: | ||
}}</ref> |
}}</ref> |
||
Urwah bin az-Zubair adalah periwayat atas sebagian besar [[hadits]] yang berasal Aisyah, selain dari para Sahabat lainnya seperti [[Ali bin Abi Thalib|Ali]], [[Umar bin Khattab|Umar]], [[Abdullah bin Abbas|Ibnu Abbas]], [[Abu Ayyub al-Ansari]], dan lain-lain.<ref name="Gülen"/> Selain itu, ia juga mendapat pengajaran dari Said bin al-Musayyib, yang lebih tua tujuh atau delapan tahun darinya.<ref name="Gülen"/> Para periwayat hadits berikutnya yang mengambil jalur darinya antara lain adalah [[Qatadah bin Da'amah|Qatadah bin Di'amah]], [[Ibnu Shihab az-Zuhri]], [[Yahya bin Said al-Ansari]], dan [[Zaid bin Aslam]].<ref name="Gülen"/> |
Urwah bin az-Zubair adalah periwayat atas sebagian besar [[hadits]] yang berasal Aisyah, selain dari para Sahabat lainnya seperti [[Ali bin Abi Thalib|Ali]], [[Umar bin Khattab|Umar]], [[Abdullah bin Abbas|Ibnu Abbas]], [[Abu Ayyub al-Ansari]], dan lain-lain.<ref name="Gülen"/> Selain itu, ia juga mendapat pengajaran dari [[Said bin al-Musayyib]], yang lebih tua tujuh atau delapan tahun darinya.<ref name="Gülen"/> Para periwayat hadits berikutnya yang mengambil jalur darinya antara lain adalah [[Qatadah bin Da'amah|Qatadah bin Di'amah]], [[Ibnu Shihab az-Zuhri]], [[Yahya bin Said al-Ansari]], dan [[Zaid bin Aslam]].<ref name="Gülen"/> |
||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
||
Revisi per 9 September 2015 11.01
| Tujuh Fuqaha Madinah |
|---|
Urwah bin az-Zubair (bahasa Arab: عروة بن الزبير, w. 94 H/712 M) adalah salah satu dari Tujuh Fuqaha Madinah, yaitu sebutan untuk sekelompok ahli fiqih dari generasi tabi'in yang merupakan para tokoh utama ilmu fiqih di kota Madinah setelah wafatnya generasi Sahabat yang hidup sezaman dengan Nabi Muhammad.[1][2][3]
Urwah adalah putra dari pasangan Asma binti Abu Bakar and Zubair bin Awwam, adik adik dari Abdullah bin Zubair, juga adalah keponakan dari Aisyah.[4] Nenek Urwah adalah Safiyyah binti Abdul Muththalib, yaitu bibi Nabi Muhammad dari keluarga ayahnya.[4]
Urwah bin az-Zubair adalah periwayat atas sebagian besar hadits yang berasal Aisyah, selain dari para Sahabat lainnya seperti Ali, Umar, Ibnu Abbas, Abu Ayyub al-Ansari, dan lain-lain.[4] Selain itu, ia juga mendapat pengajaran dari Said bin al-Musayyib, yang lebih tua tujuh atau delapan tahun darinya.[4] Para periwayat hadits berikutnya yang mengambil jalur darinya antara lain adalah Qatadah bin Di'amah, Ibnu Shihab az-Zuhri, Yahya bin Said al-Ansari, dan Zaid bin Aslam.[4]
Lihat pula
Referensi
- ^ Prof. A. Qodri Azizy, Ph.D. Reformasi Bermazhab: Sebuah Ikhtiar Menuju Ijtihab Sesuai Saintifik-Modern. Teraju Mizan. hlm. 28-29.
- ^ Habib Nazir, Muhammad Hasanuddin (2004). Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah. Kaki Langit. hlm. 358. ISBN 9789799908100, 9799908108.
- ^ Umar F. Abd-Allah (2013). Mālik and Medina: Islamic Legal Reasoning in the Formative Period. BRILL. hlm. 42-43. ISBN 9789004247888, 9004247882.
- ^ a b c d e M. Fethullah Gülen (2014). Muhammad The Messenger of God. Işık Yayıncılık Ticaret. ISBN 1597846384, 9781597846387.