Lompat ke isi

Tugu Gempa Padang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Malidun (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi 'File:Monumen Gempa Padang.jpg|thumb|Monumen Gempa Padang, berlokasi di jalan Diponegoro dekat Museum Adityawarman dibangun untuk mengenang peristiwa gempa 30 Septemb...'
Tag: tanpa kategori [ * ]
 
Malidun (bicara | kontrib)
isi
Baris 1: Baris 1:
[[File:Monumen Gempa Padang.jpg|thumb|Monumen Gempa Padang, berlokasi di jalan Diponegoro dekat Museum Adityawarman dibangun untuk mengenang peristiwa gempa 30 September 2009 di Sumatera Barat]]
[[File:Monumen Gempa Padang.jpg|thumb|Monumen Gempa Padang, berlokasi di jalan Diponegoro dekat Museum Adityawarman dibangun untuk mengenang peristiwa gempa 30 September 2009 di Sumatera Barat]]
Monumen Gempa Padang atau Tugu Gempa Padang dibangun untuk mengenang peristiwa gempa tahun 2009 di Sumatera Barat. Gempa pukul 17:16:10 Rabu 30 September 2009 berkekuatan 7,9 Skala Rechter itu meluluhlantakan Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kota Padang, sebagian Kabupaten Agam, Bukittingi, Pasaman Barat dan sebagian Pesisir Selatan. Sebanyak 1.117 nyawa melayang, 1.214 jiwa luka berat, 1.688 luka ringan. Sebanyak 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang, 78.604 rumah rusak ringan. Peristiwa itu tentu tak cukup diwariskan dengan tradisi lisan tapi juga dikenang dengan dibangun sebuah monumen. Adanya sebuah monumen sudah pasti tujuannya untuk meninggalkan catatan fakta sejarah.
'''Monumen Gempa Padang''' atau '''Tugu Gempa Padang''' dibangun untuk mengenang peristiwa gempa tahun 2009 di [[Sumatera Barat]]. Gempa pukul 17:16:10 Rabu 30 September 2009 berkekuatan 7,9 Skala Rechter itu meluluhlantakan [[Kabupaten Padang Pariaman]], [[Kota Pariaman]], [[Kota Padang]], sebagian [[Kabupaten Agam]], [[Kota Bukittinggi|Bukittingi]], [[Kabupaten Pasaman Barat|Pasaman Barat]] dan sebagian [[Kabupaten Pesisir Selatan|Pesisir Selatan]]. Sebanyak 1.117 nyawa melayang, 1.214 jiwa luka berat, 1.688 luka ringan. Sebanyak 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang, 78.604 rumah rusak ringan. Peristiwa itu tentu tak cukup diwariskan dengan [[tradisi lisan]] tapi juga dikenang dengan dibangun sebuah [[monumen]]. Adanya sebuah monumen sudah pasti tujuannya untuk meninggalkan catatan [[fakta sejarah]].


Monumen gempa 30 September 2009 telah diresmikan Pemkot Padang pada 30 September 2010 bersamaan dengan peresmian Museum Gempa 30 September 2009. Di bagian tengah monumen terdapat batu marmer yang ditandatangani oleh Andreas Sofiandi sebagai ketua Himpunan Bersatu Teguh sebagai pemrakasa dan tanda tangan Dr H Fauzi Bahar MSI sebagai walikota pada saat itu. Di atas tanda tangan itu terdapat dua mata menangis dan di bawah relief terlihat suasana gempa. Di belakang prasasati yang bertanda tangan ini terdapat 4 buah tugu yang berisi puisi yang ditulis oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Gamawan Fauzi, Junaidi Perwata dan Fauzi Bahar. Selain itu di depan tugu itu terdapat tugu lainnya yang berisikan nama-nama korban gempa asal kota Padang sebanyak 393 nama.<ref>http://www.republika.co.id/berita/regional/nusantara/11/09/30/lsbtly-pemkot-padang-ukir-1228-nama-korban-gempa</ref> <ref>http://www.republika.co.id/berita/regional/nusantara/11/09/30/lsbctp-peringati-dahsyatnya-gempa-padang-warga-diimbau-kibarkan-bendera-setengah-tiang</ref>
Monumen gempa 30 September 2009 telah diresmikan Pemerintah kota Padang pada 30 September 2010 bersamaan dengan peresmian Museum Gempa 30 September 2009. Di bagian tengah monumen terdapat batu marmer yang ditandatangani oleh Andreas Sofiandi sebagai ketua Himpunan Bersatu Teguh sebagai pemrakasa dan tanda tangan [[Fauzi Bahar|Dr H Fauzi Bahar MSI]] sebagai walikota pada saat itu. Di atas tanda tangan itu terdapat dua mata menangis dan di bawah [[relief]] terlihat suasana gempa. Di belakang prasasati yang bertanda tangan ini terdapat 4 buah tugu yang berisi puisi yang ditulis oleh Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono|Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)]], [[Gamawan Fauzi]], [[Junaidi Perwata]] dan [[Fauzi Bahar]]. Selain itu di depan tugu itu terdapat tugu lainnya yang berisikan nama-nama korban gempa asal kota Padang sebanyak 393 nama.<ref>http://www.republika.co.id/berita/regional/nusantara/11/09/30/lsbtly-pemkot-padang-ukir-1228-nama-korban-gempa</ref> <ref>http://www.republika.co.id/berita/regional/nusantara/11/09/30/lsbctp-peringati-dahsyatnya-gempa-padang-warga-diimbau-kibarkan-bendera-setengah-tiang</ref>


Puisi yang dibuat oleh presiden Susilo Bambang Yudoyono:
Puisi yang dibuat oleh presiden SBY:


'''Dalam Duka , Kami bangkit'''
'''Dalam Duka , Kami bangkit'''

Tanah Minang pernah terguncang di senja gulita
''Tanah Minang pernah terguncang di senja gulita''
Oleh bencana yang tak terduga

Kuingat jerit dan tangis
''oleh bencana yang tak terduga''
Membelah sudut –sudut kota dalam kelam dan duka

Di bumi ini, ribuan anak negeri
''Kuingat jerit dan tangis''
Tiba-tiba pergi ke hadirat Ilahi

Di kota ini
''membelah sudut-sudut kota dalam kelam dan duka''
Ratusan syuhada berpulang ke alam baka atas takdir yang maha kuasa

Ya , Allah meski hati kami tergores lara mengenang mereka yang kucinta
''Di bumi ini, ribuan anak negeri''
Kami bersujud dalam tawakal ikhlas menerima cobaan

Tetapi, ya Robbana kami tak pernah menyerah dalam pasrah
''tiba-tiba pergi ke Hadirat Illahi''  
Dan bukankah dalam musibah selalu ada berkah

Yang menuntun kami terus berkarya dan beribadah
''Di kota ini''
Kami semua telah bangkit dengan tekad dan cita-cita

Untuk membangun kota ini memajukan negeri kami
''Ratusan syuhada berpulang ke alam baka atas takdir Yang Maha Kuasa''
Dalam cahaya iman dan rahmatMu.

''Ya Allah, meski hati kami tergores lara mengenang mereka yang kucinta''

''Kami bersujud dalam tawakkal ikhlas menerima cobaan''  

''Tetapi, Ya Robbana kami tak pernah menyerah dalam pasrah''

''dan bukankah dalam musibah selalu ada berkah''

''yang menuntun kami terus berkarya dan beribadah. Kami semua telah bangkit dengan tekad dan cita-cita''

''untuk membangun kota ini memajukan negeri kami''             

''dalam cahaya iman dan rahmatMu''


Puisi ini diterima Rabu pagi 29 September 2010 dari Presiden SBY via e-mail Kepresidenan oleh Wali Kota Padang Fauzi Bahar ketika itu. Puisi tersebut menunjukkan perhatian luar biasa dari Presiden SBY terhadap momentum peringatan setahun gempa di Kota Padang khususnya dan di Sumbar pada umumnya.<ref>http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/09/29/20522364/presiden.sby.beri.kado.puisi</ref>
Puisi ini diterima Rabu pagi 29 September 2010 dari Presiden SBY via e-mail Kepresidenan oleh Wali Kota Padang Fauzi Bahar ketika itu. Puisi tersebut menunjukkan perhatian luar biasa dari Presiden SBY terhadap momentum peringatan setahun gempa di Kota Padang khususnya dan di Sumbar pada umumnya.<ref>http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/09/29/20522364/presiden.sby.beri.kado.puisi</ref>


== Berwisata ke Munumen Gempa ==
== Berwisata ke Monumen Gempa ==


monumen gempa sering dikunjungi keluarga yang anggota keluarganya meninggal pada peristiwa gempa 30 September 2009 silam. Tidak hanya itu, monumen ini juga menarik minat para wisatawan berkunjung. Dengan mengunjungi monumen ini kita dapat mengambil hikmah dari sebuah bencana yang terjadi disuatu tempat, juga meningkatkan rasa solidaritas.<ref>http://www.backpackerindonesia.com/node/82570</ref> <ref>http://sumateraterkini.com/?s=monumen+gempa+padang</ref>
Monumen gempa sering dikunjungi keluarga yang anggota keluarganya meninggal pada peristiwa gempa 30 September 2009 silam. Tidak hanya itu, monumen ini juga menarik minat para [[wisatawan]] berkunjung. Dengan mengunjungi monumen ini kita dapat mengambil hikmah dari sebuah bencana yang terjadi disuatu tempat, juga meningkatkan rasa solidaritas.<ref>http://www.backpackerindonesia.com/node/82570</ref> <ref>http://sumateraterkini.com/?s=monumen+gempa+padang</ref>
== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 14 September 2015 09.58

Berkas:Monumen Gempa Padang.jpg
Monumen Gempa Padang, berlokasi di jalan Diponegoro dekat Museum Adityawarman dibangun untuk mengenang peristiwa gempa 30 September 2009 di Sumatera Barat

Monumen Gempa Padang atau Tugu Gempa Padang dibangun untuk mengenang peristiwa gempa tahun 2009 di Sumatera Barat. Gempa pukul 17:16:10 Rabu 30 September 2009 berkekuatan 7,9 Skala Rechter itu meluluhlantakan Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kota Padang, sebagian Kabupaten Agam, Bukittingi, Pasaman Barat dan sebagian Pesisir Selatan. Sebanyak 1.117 nyawa melayang, 1.214 jiwa luka berat, 1.688 luka ringan. Sebanyak 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang, 78.604 rumah rusak ringan. Peristiwa itu tentu tak cukup diwariskan dengan tradisi lisan tapi juga dikenang dengan dibangun sebuah monumen. Adanya sebuah monumen sudah pasti tujuannya untuk meninggalkan catatan fakta sejarah.

Monumen gempa 30 September 2009 telah diresmikan Pemerintah kota Padang pada 30 September 2010 bersamaan dengan peresmian Museum Gempa 30 September 2009. Di bagian tengah monumen terdapat batu marmer yang ditandatangani oleh Andreas Sofiandi sebagai ketua Himpunan Bersatu Teguh sebagai pemrakasa dan tanda tangan Dr H Fauzi Bahar MSI sebagai walikota pada saat itu. Di atas tanda tangan itu terdapat dua mata menangis dan di bawah relief terlihat suasana gempa. Di belakang prasasati yang bertanda tangan ini terdapat 4 buah tugu yang berisi puisi yang ditulis oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Gamawan Fauzi, Junaidi Perwata dan Fauzi Bahar. Selain itu di depan tugu itu terdapat tugu lainnya yang berisikan nama-nama korban gempa asal kota Padang sebanyak 393 nama.[1] [2]

Puisi yang dibuat oleh presiden SBY:

Dalam Duka , Kami bangkit

Tanah Minang pernah terguncang di senja gulita

oleh bencana yang tak terduga

Kuingat jerit dan tangis

membelah sudut-sudut kota dalam kelam dan duka

Di bumi ini, ribuan anak negeri

tiba-tiba pergi ke Hadirat Illahi  

Di kota ini

Ratusan syuhada berpulang ke alam baka atas takdir Yang Maha Kuasa

Ya Allah, meski hati kami tergores lara mengenang mereka yang kucinta

Kami bersujud dalam tawakkal ikhlas menerima cobaan  

Tetapi, Ya Robbana kami tak pernah menyerah dalam pasrah

dan bukankah dalam musibah selalu ada berkah

yang menuntun kami terus berkarya dan beribadah. Kami semua telah bangkit dengan tekad dan cita-cita

untuk membangun kota ini memajukan negeri kami             

dalam cahaya iman dan rahmatMu

Puisi ini diterima Rabu pagi 29 September 2010 dari Presiden SBY via e-mail Kepresidenan oleh Wali Kota Padang Fauzi Bahar ketika itu. Puisi tersebut menunjukkan perhatian luar biasa dari Presiden SBY terhadap momentum peringatan setahun gempa di Kota Padang khususnya dan di Sumbar pada umumnya.[3]

Berwisata ke Monumen Gempa

Monumen gempa sering dikunjungi keluarga yang anggota keluarganya meninggal pada peristiwa gempa 30 September 2009 silam. Tidak hanya itu, monumen ini juga menarik minat para wisatawan berkunjung. Dengan mengunjungi monumen ini kita dapat mengambil hikmah dari sebuah bencana yang terjadi disuatu tempat, juga meningkatkan rasa solidaritas.[4] [5]

Referensi

  1. ^ http://www.republika.co.id/berita/regional/nusantara/11/09/30/lsbtly-pemkot-padang-ukir-1228-nama-korban-gempa
  2. ^ http://www.republika.co.id/berita/regional/nusantara/11/09/30/lsbctp-peringati-dahsyatnya-gempa-padang-warga-diimbau-kibarkan-bendera-setengah-tiang
  3. ^ http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/09/29/20522364/presiden.sby.beri.kado.puisi
  4. ^ http://www.backpackerindonesia.com/node/82570
  5. ^ http://sumateraterkini.com/?s=monumen+gempa+padang